LEBIH DEKAT DENGAN SANG GEMBALA UMAT
Gereja Katolik St. Fransiskus Assisi Singkawang
Jl. P. Diponegoro No. 1 Singkawang
1 Jun 2015
LEBIH DEKAT DENGAN SANG GEMBALA UMAT
LEBIH DEKAT DENGAN SANG GEMBALA UMAT
14 Mar 2016
Kasih Natal dalam Sembako untuk Alverno
Kasih Natal dalam Sembako untuk Alverno
Penyampaian bantuan dilaksanakan pada Minggu, 27 Desember 2015. Dalam sambutannya Hermanto menuturkan bahwa kegiatan bakti sosial ini merupakan wujud nyata Gereja Katolik Santo Fransiskus Assisi dalam cinta dan kepedulian terhadap sesama. Pria berkacamata ini juga menegaskan bahwa bantuan yang diberikan tanpa memandang latar belakang si penerima , “Kegiatan baksos ini merupakan rangkaian kegiatan perayaan Natal 2015. Maksud dari kegiatan ini adalah kita dapat bersilaturahmi saling mengenal satu sama lain hingga diharapkan tumbuh kasih di antara sesama umat beragama juga demi mempererat jalinan kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat. Kami berharap semoga bantuan ini dapat berguna bagi saudara saudari terkasih di Alverno ini. Semoga semua dapat merasakan sukacita dan penuh berkah dalam semangat natal,” paparnya.
Bantuan yang disampaikan oleh seksi sosial kepada suster pengurus Rumah Sakit Kusta Alverno kali ini berupa sembako. Dalam kesempatan yang sama Suster Cristine, SFIC menyampaikan terima kasihnya mewakili pihak Rumah Sakit Kusta Alverno. “Puji Tuhan kami haturkan ke hadirat Yang Maha Kuasa atas kasih karunia yang boleh kami terima di sini bersama pasien-pasien rumah sakit kusta alverno ini saya dari pihak suster SFIC dalam hal ini mewakili Sr Anjelita sebagai perngurus dan pendamping harian nyang sedang berhalangan karena kondisi kesehatan dan atas nama perawat-perawat di sini. Dengan kedatangan pihak gereja katolik santo fransiskus assisi singkwang Kami mengucapkan banyak terima kasih atas makanan dan sembako yag disampaikan. Kami tidak dapat membalasnya tapi kasih Tuhanlah yang bekerja di sini dan dengan aksi ini kiranya telah mewartakan karya agung tuhan kepada orang yang miskin dan lemah. Bukan hanya lemah secara fisik juga secara psikologis. Dengan kegiatan ini juga diharapkan dapat menghapus stigma yang berkembang di masyarakat mengenai penderita penyakit kusta ini, ” pungkas suster berwajah teduh ini.
19 Agu 2018
KURSUS MEMBANGUN RUMAH TANGGA DALAM LINGKUP GEREJA
KURSUS MEMBANGUN RUMAH TANGGA DALAM LINGKUP GEREJA
29 Mei 2016
Kursus Persiapan Perkawinan: Langkah Awal Menggapai Keluarga Bahagia
Kursus Persiapan Perkawinan: Langkah Awal Menggapai Keluarga Bahagia
Seksi Pastoral Keluarga Paroki Singkawang yang belum genap setahun dilantik merintis program baru bagi keluarga-keluarga Katolik. Dengan prasarana dan sarana yang masih terbatas dan minim, seksi ini berani membuka gebrakan dengan mengadakan Kursus Persiapan Perkawinan (KPP) bagi mereka yang ingin membangun rumah tangga. Kursus ini dilatarbelakangi oleh tugas panggilan mereka yang memang diutus untuk mendampingi keluarga-keluarga Katolik. Selain juga karena tantangan hidup berkeluarga yang semakin hari semakin kompleks. Kursus ini diharapkan mampu membekali para calon keluarga baru dalam mengarungi bahtera rumah tangga di tengah arus yang semakin beragam geloranya.
Gayung pun bersambut. Respon dari kaum muda yang mau membangun keluarga baru pun sangat positif. Sejatinya mereka juga mendambakan bimbingan dan tuntunan dalam menapaki babak baru yang akan mereka rengkuh. Semenjak diumumkan, terkumpul sebanyak 12 pasang yang mendaftarkan diri sebagai angkatan pertama. Bahkan ada peserta yang berasal dari luar Paroki Singkawang. Ini tentu membawa angin segar bagi Seksi Pastoral Keluarga karena langkah awal yang dirintisnya diterima dengan baik.
Mengambil tempat di Gedung Paroki Singkawang, KPP dilaksanakan pada hari Sabtu dan Minggu, 2 dan 3 April 2016. Melalui perencaan yang cukup matang KPP dikemas dan dibahas dari berbagai ilmu yang ada kaitannya dengan perkawinan. Untuk itu sengaja dihadirkan orang yang memiliki kompetensi di bidangnya. Materi tentang perkawinan menurut Gereja Katolik dan Moralitas Perkawinan disampaikan oleh Pastor Stephanus Gathot selaku pastor Paroki Singkawang. Bpk Benediktus yang bergiat dalam credit union mencoba mengupas ekonomi rumah tangga. Bahan yang disampaikan sangat sederhana, tetapi sangat ‘mengena’ bagi calon pasangan. Mereka dibantu untuk me-manage keuangan rumah tangga. Sementara Ibu Susana Darti yang berprofesi sebagai bidan juga dihadirkan untuk menjelaskan masalah kesehatan alat-alat reproduksi. Dan bahan terakhir disampaikan oleh Ibu Helaria Helena. Beliau membahas tema tentang Keluarga Beriman. Inti yang mau disampaikan adalah sharing tentang suka duka menjalani hidup berkeluarga.
Kursus yang bedurasi dua hari ini memberikan kepuasan tersendiri bagi para calon pembina rumah tangga. Meskipun terasa letih karena harus ‘menelan’ banyak tema dalam waktu yang relatif singkat namun tergambar wajah-wajah puas dari peserta kursus. “Terimakasih kepada Seksi Pastoral Keluarga Paroki Singkawang. Kami sudah dibekali dengan banyak hal,” ungkap seorang peserta kursus ketika dimintai tanggapannya. Dari pihak peserta sendiri terungkap keinginan agar pendampingan masalah keluarga bukan hanya terjadi sebelum perkawinan saja. Tetapi agar pendampingan ini terus berlanjut dan terprogram secara berkesinambungan.
Apa yang menjadi harapan peserta kursus sebenarnya juga merupakan program dari Seksi Pastoral Keluarga. KPP akan tetap dilanjutkan secara berkala dan ini sudah sudah diancangkan sebagai program 2 bulanan. Selain dari itu Seksi Pastoral Keluarga juga akan tetap concern terhadap masalah keluarga. Maka pendampingan hidup berkeluarga tetap akan dilanjutkan. Bukan hanya kepada calon-calon pengantin, tetapi juga kepada mereka yang telah membangun rumah tangga. Kita tunggu gebrakan baru dari seksi ini dalam mendampingi keluarga. Harapannya semoga keluarga katolik bisa mewujudkan diri seperti layaknya Keluarga Kudus di Nasareth. (Steph)
15 Jan 2016
KETIKA INDULGENSI MENGALIR DERAS DI SETIAP ‘PINTU’ YANG DIBUKAKAN
17 Agu 2019
PETANG BENDERANG HARI KEMERDEKAAN DI GEREJA KATOLIK PAROKI SINGKAWANG
Bertindak sebagai inspektur upacara adalah pastor paroki, Stephanus Gathot Purtomo, OFM.Cap, sementara komandan upacara tahun ini mendapuk Serma Matius yang dalam kesehariannya bertugas di Rindam XII Tanjungpura. Untuk petugas upacara maupun Ekaristi sendiri dipercayakan pada SMA Santo Ignasius Singkawang.
Upacara penurunan bendera yang digelar tepat pukul 17.30 ini berjalan lancar dan khidmat, dilanjutkan dengan misa Ekaristi yang juga dipimpin oleh Pastor Gathot selaku selebran utama. Selama misa berlangsung tak putus lagu-lagu wajib nasional dinyanyikan menambah kental astmosfer nasionalisme dalam gereja yang berusia lebih dari seabad ini.
Dalam homilinya, Pastor Gathot mengajak untuk mensyukuri karunia kemerdekaan yang telah dianugrahkan bagi bangsa ini. Tak lupa Pastor Gathot juga mengajak seluruh umat yang hadir untuk mengisi kemerdekaan dengan karya-karya yang berdampak positif bagi bangsa ini, hal ini sesuai dengan tema kemerdekaan RI ke-74 yang dicanangkan pemerintah yaitu, "SDM Unggul Indonesia Maju"
Terpantau gereja berkapasitas 1200 orang ini hampir seluruhnya penuh. Hal ini menandakan bahwa umat Katolik Paroki Singkawang memiliki jiwa nasionalisme yang sungguh tak perlu diragukan. (Hes)
26 Agu 2018
BUGAR RAGA WANITA KATOLIK REPUBLIK INDONESIA DI PERTAMBAHAN USIANYA
BUGAR RAGA WANITA KATOLIK REPUBLIK INDONESIA DI PERTAMBAHAN USIANYA
Melalui pelantang suara, ibu-ibu cantik ini diarahkan untuk melakukan senam bersama sebagai pembuka rangkaian giat ulang tahun WKRI sekaligus dalam rangka peringatan HUT RI yang ke-73.
Suasana senam berlangsung semarak dengan diiringi berbagai lagu yang tengah booming akhir-akhir ini. Terlihat para ibu begitu menikmati aktivitas senam bersama. Sejenak mereka melupakan berbagai rutinitasnya dan masing-masing bergerak mengikuti irama lagu yang terdengar mengentak. Seolah tak ingin ketinggalan beberapa suami dari anggota WKRI yang mengantar istrinya turut serta bergoyang dalam olah tubuh.
Usai senam bersama masih di seputar gereja yang beralamat di Jalan P. Diponegoro ini seluruh anggota WKRI diarahkan menuju Gedung Pastoral Paroki guna mengikuti penyuluhan mengenai bahaya kanker yang kali ini mendatangkan Yayasan Kanker Indonesia sebagai narasumbernya. Kegiatan ini diakhiri dengan santap bersama hidangan yang telah disiapkan oleh panitia. (Hes)
12 Apr 2021
PENGALAMAN MENARIK MISA DI GEREJA CAHAYA KRISTUS STASI SARANGAN PAROKI SINGKAWANG
Paroki Singkawang. Hari ini, Minggu, 11 April 2021, penulis berkesempatan merayakan Misa di Gereja Katolik Cahaya Kristus Stasi Sarangan. Penulis belum pernah datang ke tempat ini. Penulis hanya mengandalkan google map untuk menuju ke lokasi ini. Setelah penulis masuk sekitar 2 km dari jalan raya Pontianak - Bengkayang, ternyata tidak ada sinyal seluler. Penduduk di jalan tersebut juga sangat jarang. Dengan berbekal tekad yang kuat, dan usaha untuk bertanya pada penduduk, akhirnya penulis bisa sampai di Stasi sarangan dalam kondisi baik dan selamat. Saat melewati jalan perkampungan, sebagian besar jalan rusak berat. Aspal banyak terkelupas. Perlu ekstra hati-hari saat melewati jalan tersebut. Penulis menempuh waktu 2,5 jam perjalanan.
Gereja Cahaya Kristus ini masuk wilayah kabupaten Bengkayang. Tetapi, secara administrasi Gereja Katolik, masuk Paroki Fransiskus Assisi Singkawang. Jarak dari Paroki Singkawang ke Stasi Sarangan adalah 60 km. Dapat ditempuh dalam 2 jam perjalanan dengan kendaraan.
Pagi ini, Misa di Stasi Sarangan dimulai sekitar pukul 09.45. Pada minggu ini, Gereja Katolik merayakan Hari Raya Kerahiman Ilahi. Perayaan ini biasanya dirayakan tiap minggu ke 2 masa Paskah. Di tempat ini, juga sekaligus dilangsungkan penerimaan Sakramen Perkawinan untuk 2 pasang. Misa ini dipersembahkan oleh Pastor Samri, OFMCap. Umat yang hadir dalam perayaan Ekaristi ini, ada lebih dari 100 orang. Umat sangat antusias mengikut Misa pagi ini. Sedangkan, jumlah umat Katolik di Stasi Sarangan adalah 200 orang lebih. (EHN)
1 Jun 2015
ANTARA ISA DAN KEBERMAKNAAN BAGI SESAMA
ANTARA ISA DAN KEBERMAKNAAN BAGI SESAMA
28 Nov 2016
Perayaan Bulan Kitab Suci Tahun 2016 di SMP Bruder Singkawang
Perayaan Bulan Kitab Suci Tahun 2016 di SMP Bruder Singkawang
Sudah sejak lama gereja menyadari perlunya umat beriman untuk semakin mencintai dan menghidupi Kitab Suci sehingga mereka pantas untuk bersaksi dan mewartakan-Nya baik secara pribadi maupun keluarga. Dalam ajaran Konsili Vatikan II diungkapkan keinginan agar jalan menuju Kitab Suci dibuka lebar-lebar bagi kaum beriman (Dei Verbum 22). Pembukaan jalan menuju Kitab Suci ini dilakukan dengan menerjemahkan Kitab Suci ke dalam banyak bahasa lokal.
Ktab suci telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, namun umat Katolik Indonesia belum mengenal dan memahaminya, dan belum mulai membacanya. Mengingat hal itu, Lembaga Biblika Indonesia (LBI), yang merupakan Lembaga dari KWI untuk kerasulan Kitab Suci, mengadakan sejumlah usaha untuk memperkenalkan Kitab Suci kepada umat dan sekaligus mengajak umat untuk mulai membaca Kitab Suci. Hal ini dilakukan antara lain dengan mengemukakan gagasan sekaligus mengambil prakarsa untuk mengadakan Hari Minggu Kitab Suci secara Nasional. LBI mengusulkan dan mendorong agar Keuskupan-Keuskupan dan Paroki-Paroki seluruh Indonesia mengadakan ibadat khusus dan kegiatan-kegiatan sekitar Kitab Suci pada Hari Minggu tertentu.
Dalam sidang MAWI 1977 para uskup menetapkan agar satu Hari Minggu tertentu dalam tahun gerejani ditetapkan sebagai Hari Minggu Kitab Suci Nasional. Hari Minggu yang dimaksudkan adalah Hari Minggu Pertama bulan September. Dalam perkembangan selanjutnya keinginan umat untuk membaca dan mendalami Kitab Suci semakin berkembang. Satu minggu dirasa tidak cukup lagi untuk mengadakan kegiatan-kegiatan seputar Kitab Suci. Maka, kegiatan-kegiatan ini berlangsung sepanjang Bulan September dan bulan ke-9 ini sampai sekarang menjadi Bulan Kitab Suci Nasional.
Pada bulan September, Gereja Katolik Indonesia memasuki bulan Kitab Suci Nasional. Pimpinan Gereja menganjurkan umat Katolik menjadi lebih akrab dengan Kitab Suci dengan berbagai cara, sehingga dengan demikian umat semakin mendalami imannya dalam menghadapi kerumitan dan kesulitan hidupnya.
Tema Bulan Kitab Suci Nasional tahun 2016 adalah Keluarga Bersaksi dan Mewartakan Sabda Allah “Hendaknya Terangmu Bercahaya” (Matius 5:16). Tema ini mengajak semua orang beriman untuk menjadi pewarta Sabda Tuhan dan memberikan kesaksian itu dalam kehidupan kita. Satu di antaranya adalah melalui tindakan cinta kasih kepada keluarga, sesama dan gereja agar mampu memahami ajaran Gereja katolik.
Keberadaan Bulan Kitab Suci ini mempunyai makna yang penting sebagai upaya untuk menyadarkan umat akan pentingnya mencintai Kitab Suci. Untuk mengisi Bulan Kitab Suci Nasional di setiap keuskupan dilakukan berbagai kegiatan mulai dari lingkungan, wilayah, paroki, maupun di sekolah- sekolah. Di SMP Bruder Singkawang khususnya dalam merayakan bulan Kitab Suci diawali dengan perarakan khusus Kitab Suci dan mendengarkan bacaan Kitab Suci, serta renungan singkat setiap pagi sebelum pembelajaran selama bulan September. Selain itu, SMP Bruder Singkawang juga mengadakan berbagai lomba. Adapun yang dilombakan adalah : Lektor, Mazmur, Pantomin Kitab Suci, LCT, Kriya, dan Vokal Grup. Kegiatan lomba diadakan 2 hari di minggu ketiga bulan September.
Dalam berbagai lomba peserta didik dapat berbaur dengan teman-teman tanpa membedakan agama. Mereka begitu kompak dan saling bekerjasama untuk memenangkan lomba. Masing-masing kelas mempersiapkan diri untuk menampilkan yang terbaik. Kegembiraan terpancar di wajah mereka, meskipun tidak begitu meriah tetapi menimbulkan kesan yang sangat mendalam bagi peserta didik.
Tujuan diadakannya kegiatan tersebut adalah untuk mengenal menumbuhkan cinta terhadap Kitab Suci serta sebagai wahana bersaksi dan mewartakan Sabda Allah di tengah keluarga, masyarakat dan gereja. Dengan demikian, melalui Bulan Kitab Suci peserta didik menjadi semakin rajin membaca dan merenungkan Sabda Allah, peserta didik semakin dapat menghayati dan mengamalkan Sabda Allah dalam kehidupan sehari-hari, serta selalu didasarkan pada Sabda Allah dan senantiasa selaras dengan kehendak Allah.
Semoga usaha sekolah dan peserta didik seluruhnya diberkati Tuhan dan iman peserta didik semakin dewasa dengan sering membaca kitab Suci.(Dian Lestari, S.Pd)