Selamat Datang Di Website Resmi Paroki Singkawang - Terima Kasih Atas Kunjungan Anda
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri santo dan santa dalam gereja katolik. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri santo dan santa dalam gereja katolik. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan

5 Mar 2020

API PENYUCIAN; TAK TERBANTAHKAN, ACAPKALI TERABAIKAN

*Pendahuluan*

Ketika saya merenung, memikirkan tentang apa yang akan saya tulis, seketika terlintas dalam benak saya tentang sesuatu yang rasanya masih asing dan mengawang bagi pembaca. Memang sepintas dengar perihal yang akan saya bahas kali ini terkesan horor dan meremangkan rambut di tengkuk bagi awam. Namun, besar harapan saya, semoga usai membaca artikel yang saya tulis ini, kesan berbeda akan timbul dan mengubah paradigma pembaca. Pada kesempatan ini saya akan membahas tentang "Api Penyucian dalam Ajaran Gereja Katolik" 

*Tinjauan dari Etimologi Kata* 

Penyucian, bukan pencucian! Kata pertama berasal dari kata dasar suci yang mendapat awalan pe-N dan akhiran –an serta mengalami proses peluluhan kata, dan satu lagi berasal dari kata dasar cuci yang mendapat awalan pe-N dan akhiran –an. Namun dalam hal ini yang digunakan adalah kata penyucian. Meskipun mungkin dari khalayak ramai pada awalnya menyangka istilah api pencucian adalah yang benar dengan asumsi jiwa yang dalam proses perjalanan menuju keabadian harus melewati proses pencucian hingga membuahkan suatu hasil yaitu jiwa yang bersih ternyata yang benar adalah api penyucian. Esensi suci lebih tinggi dari sekadar cuci. Esensi suci adalah (1) bersih dalam arti keagamaan seperti tidak kena najis, (2) bebas dari dosa; bebas dari cela; bebas dari noda; maksum (3) keramat (4) murni (tentang hati, batin), sementara cuci sendiri memiliki arti proses membersihkan sesuatu dengan air dan sebagainya. (*sumber KBBI daring)
Sementara terjawab tentang istilah yang benar dan yang keliru selama ini. Yang benar adalah api penyucian, dan yang keliru adalah api pencucian. Sesudah membaca penjelasan di atas, semoga tidak ada lagi kekeliruan dalam penyebutannya. 

*Istilah Purgatorium*

Purgatorium atau istilah lain dalam Bahasa Indonesia yang sering kita sebut sebagai api penyucian (sekali lagi, bukan api pencucian) adalah suatu kajian pembahasan yang termasuk dalam pembahasan bidang teologi dalam ajaran Gereja Katolik.

Penggunaan kata "Purgatorium" mulai tersohor antara tahun 1160–1180 dan sempat menimbulkan pemikiran bahwa purgatorium adalah suatu tempat.
Saat kita membahas tentang Api Penyucian, kita harus mengerti terlebih dahulu konsep ketika manusia itu meninggal, setelah meninggal manusia akan dihadapkan akan tiga pilihan utama yakni, 1. masuk dalam kebahagiaan lewat api penyucian, 2. orang yang langsung masuk surga, 3. mengutuki diri sendiri untuk selama-lamanya.

*Pengertian Api Penyucian*

Neraka dalam konsep ajaran Agama Yunani dijelaskan sebagai Gehenna (api yang tidak terpadamkan), sedangkan purgatorium atau purgare berasal dari Bahasa Latin yang artinya menyucikan, (to purge).

Sebuah talk-show dari saluran EWTN di Filipina, pernah mengetengahkan sebuah topik mengenai api penyucian yang dibawakan oleh Mother Angelica. Ketika sedang membawakan acaranya, Mother Angelica menerima pertanyaan dari orang yang tidak percaya akan adanya api penyucian, karena kata itu tidak disebutkan dalam Alkitab.

Dengan senyuman dan kata-katanya yang khas Mother Angelica menjawab, bahwa memang kata "api penyucian" tidak secara eksplisit tercantum di dalam Alkitab, seperti juga kata 'trinitas', atau 'inkarnasi'. Namun kita percaya maksud dari kata-kata tersebut. Yang terpenting itu ajarannya, bukan istilahnya. "Meskipun kamu tidak percaya, itu tidak berarti api penyucian itu tidak ada," ujar Mother Angelica.

Berdasarkan konsep ajaran Gereja Katolik dalam Katekismus Gereja Katolik (KGK) 1030-1032 menyebutkan bahwa :
1. api penyucian adalah suatu Kondisi yang dialami oleh orang-orang yang meninggal dalam keadaan rahmat dan persahabatan dengan Tuhan, namun belum suci sepenuhnya, sehingga memerlukan proses pemurnian selanjutnya setelah kematian;
2. pemurnian di dalam api penyucian adalah sangat berlainan dengan siksa neraka;
3. kita dapat membantu jiwa-jiwa yang ada di api penyucian dengan doa-doa kita, terutama dengan mempersembahkan ujub Misa Kudus bagi mereka.

Allah menginginkan kita agar kita menjadi kudus dan sempurna (Mat 5:48). Maka, jika kita belum sepenuhnya kudus, pada saat kita meninggal, kita masih harus disucikan terlebih dahulu di api penyucian, sebelum dapat bersatu dengan Tuhan di surga.

*Sejarah Purgatorium*

Menurut History of Christian Doctrines, Paus Gregory Agung adalah orang yang menetapkan ajaran api penyucian sebagai kepercayaan yang wajib dipercayai. Sementara Gereja Katolik meresmikan ajaran api penyucian ini pada beberapa konsili yang diadakan oleh Gereja Katolik. Antara lain: Konsili Lyons II (1274), Konsili Florence (1439), Konsili Trent (1547).

*Poin Penting dalam Memahami Api Penyucian*

Ada tiga poin penting tentang api penyucian yang bisa atau dapat kita pahami, antara lain: 1. hanya orang yang belum sempurna dalam rahmat yang dapat masuk ke dalam api penyucian, 2. api penyucian ada untuk memurnikan dan memperbaiki, 3. api penyucian itu hanyalah sementara.

Bicara soal api penyucian, pasti ada yang berpikir dan bertanya bolehkah kita berkomunikasi dengan jiwa-jiwa yang ada di api penyucian?

Ketika saya menulis artikel ini, saya mencari dan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya dari berbagai macam sumber dan jawabannya adalah jika kata komunikasi di sini diartikan sebagai komunikasi dua arah, maka jawaban singkatnya tidak boleh. Lantas apa yang boleh? Yang diperbolehkan dan diajarkan oleh Gereja Katolik adalah agar kita mendoakan jiwa-jiwa di api penyucian, dengan mengambil dasar utamanya (2 Makabe 12:38-45) dan ajaran tradisi suci. Sedangkan hal memohon  dukungan Doa Syafaat dari jiwa-jiwa di api penyucian, tidak diajarkan secara definitif oleh magisterium. Sehingga karena tidak/belum ditentukan, maka sebagai umat beriman, kita dapat memegang pendapat berdasarkan kesaksian Pribadi beberapa orang kudus, dan atas dasar "Common Sense".

*Mengapa Kita Harus Berdoa Bagi Jiwa-jiwa di Api Penyucian?*

Ketika kita dihadapkan dalam sebuah pertanyaan yang mungkin orang lain akan tanyakan kepada kita, kenapa Gereja Katolik mendoakan jiwa orang yang sudah meninggal?

Jawabannya sederhana, karena ketika kita berdoa bagi mereka yang telah meninggal dunia bukan saja untuk hal yang bermanfaat, tetapi juga amat penting. Hal ini diajarkan dan perlu diingat bahwa Gereja Katolik terdiri dari tiga bagian yang tak terpisahkan, antara lain :
1. Gereja Pejuang (yaitu kita yang masih hidup di dunia ini)
2. Gereja Menderita (jiwa-jiwa yang berada di api penyucian)
3. Gereja Jaya (para malaikat, martir, santo/santa serta para kudus yang di surga)
Ketiga gereja tersebut saling berpengaruh dan berkait satu sama lain membentuk tubuh mistik Kristus dalam menpertahankan pondasi gereja.

*Lantas, Bagaimana Kita Menolong Jiwa-jiwa Menderita di Api Penyucian?*

1. Misa Kudus
2. Doa Rosario bagi keselamatan jiwa-jiwa di api penyucian: "Rosario Arwah"
3. Devosi Kerahiman Ilahi : Koronka
4. Perbuatan Baik, tindakan amal kasih, kurban dan silih. (Setiap kali melakukannya, ingatlah untuk mengatakan dalam hati, "Yesus, ini demi jiwa-jiwa di Api Penyucian"
5. Ibadat/Renungan Sengsara Yesus (Jalan Salib)
6. Indulgensi bagi jiwa-jiwa di purgatorium.

*Penutup*

Saudara-saudari terkasih, mengenai apa yang akan terjadi pada manusia setelah kematian dan seperti apa wujud alam setelah kematian itu sebenarnya? Hampir semua tradisi agama dalam kehidupan mengangkat pertanyaan-pertanyaan tersebut. Tetapi satu hal yang pasti bahwa mereka percaya adanya kehidupan atau alam yang lain setelah kematian, seperti contoh tradisi dalam Agama Mesir, Agama Hindu, Agama Buddha, Agama Zoroaster, dan Agama tradisional Yunani.

Mengakhiri tulisan ini, saya ingin mengutip perkataan dari Keith Ward, filsuf, teolog, dan Pastor gereja Anglikan, "Iman Kristiani pertama-tama bukan tentang hidup setelah mati, melainkan tentang hidup dalam relasi yang penuh cinta dan penuh kesadaran dengan Allah sekarang ini. Hal ini menguatkan dan menjelaskan kepada kita bahwa api penyucian adalah sebuah harapan, harapan bagi orang-orang yang sudah meninggal dalam keadaan rahmat tetapi masih perlu disucikan karena konsep surga adalah 100% kudus!"

Oleh karena itu mari, selagi kita masih hidup di dunia ini kita perbanyak amal dan berdoa agar kita bisa diberikan rahmat dan anugerah serta pengampunan atas dosa yang telah kita perbuat sehingga kita bisa masuk kepada kerajaan-Nya di surga. Lain dari itu kiranya kita tidak abai dan selalu meluangkan waktu mendoakan jiwa-jiwa yang masih berada dalam api penyucian agar jiwa-jiwa itu dapat segera bergabung dalam Gereja Jaya bersama para kudus di surga.

Sumber :
1. Katolisitas.org
2. Riwayat Api Penyucian dalam Kitab Suci dan Tradisi oleh Albertus Purnomo, OFM
3. Katolikmedia

(Ditulis kembali oleh Cinda Leo Morgan)

2 Nov 2017

MENDOAKAN JIWA ORANG-ORANG YANG SUDAH MENINGGAL

MENDOAKAN JIWA ORANG-ORANG YANG SUDAH MENINGGAL

Sumber:ericopieter.blogspot.co.id

Ada pernyataan bahwa kita tidak usah berdoa untuk jiwa-jiwa yang sudah meninggal, karena itu menjadi urusan Tuhan sendiri dan doa kita tidak akan berguna bagi mereka. Benarkah demikian? Gereja Katolik mengajarkan bahwa Tuhan berkuasa menentukan apakah seseorang yang meninggal itu masuk surga, neraka, atau jika belum siap masuk surga, dimurnikan terlebih dulu di Api Penyucian. Umat Kristen non-Katolik yang tidak mengakui adanya Api Penyucian, mungkin menganggap bahwa tidak ada gunanya mendoakan jiwa-jiwa orang yang sudah meninggal. Namun Gereja Katolik mengajarkan adanya masa pemurnian di Api Penyucian, silakan membaca dasar dari Kitab Suci dan pengajaran Bapa Gereja tentang hal ini, http://katolisitas.org/624/bersyukurlah-ada-api-penyucian, sehingga doa-doa dari kita yang masih hidup, dapat berguna bagi jiwa-jiwa mereka yang sedang dalam tahap pemurnian tersebut. Bahkan, dengan mendoakan jiwa-jiwa tersebut, kita mengamalkan kasih kepada mereka yang sangat membutuhkannya, dan perbuatan ini sangat berkenan bagi Tuhan (lih. 2 Mak 12:38-45).
Sebenarnya, prinsip dasar ajaran Gereja Katolik untuk mendoakan jiwa-jiwa orang yang sudah meninggal adalah adanya Persekutuan Orang Kudus yang tidak terputuskan oleh maut. Rasul Paulus menegaskan “Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” (Rm 8:38-39).
Kuasa kasih Kristus yang mengikat kita semua di dalam satu Tubuh-Nya itulah yang menjadikan adanya tiga status Gereja, yaitu 1) yang masih mengembara di dunia, 2) yang sudah jaya di surga dan 3) yang masih dimurnikan di Api Penyucian. Dengan prinsip bahwa kita sebagai sesama anggota Tubuh Kristus selayaknya saling tolong menolong dalam menanggung beban (Gal 6:2) di mana yang kuat menolong yang lemah (Rm 15:1), maka jika kita mengetahui (kemungkinan) adanya anggota keluarga kita yang masih dimurnikan di Api Penyucian, maka kita yang masih hidup dapat mendoakan mereka, secara khusus dengan mengajukan intensi Misa kudus (2 Mak 12:42-46).
Memang, umat Kristen non-Katolik tidak mengakui kitab Makabe ini dalam Kitab Suci mereka. Juga, bagi mereka, keselamatan hanya diperoleh melalui iman saja (sola fide), yang sering dimaknai terlepas dari perbuatan, dan hal mendoakan ini dianggap sebagai perbuatan yang tidak berpengaruh terhadap keselamatan. Sedangkan ajaran iman Katolik adalah kita diselamatkan melalui iman yang bekerja oleh perbuatan kasih (Gal 5:6), maka iman yang menyelamatkan ini tidak terpisah dari perbuatan kasih. Dengan memahami adanya perbedaan perspektif Katolik dan non- Katolik ini, kita dapat mengerti bahwa umat Kristen non- Katolik menolak ‘perbuatan’ mendoakan jiwa-jiwa orang yang sudah meninggal. Sedangkan Gereja Katolik mengajarkan bahwa perbuatan-perbuatan kasih yang didasari iman sangatlah berguna bagi keselamatan kita (baik yang didoakan maupuan yang mendoakan). Jika “kasih” di sini diartikan menghendaki hal yang baik terjadi pada orang lain, dan jika kita ketahui bahwa maut tidak memisahkan kita sebagai anggota Tubuh Kristus (lih. Rom 8:38-39), maka kesimpulannya, pasti berguna jika kita mendoakan demi keselamatan jiwa-jiwa orang yang sudah meninggal. Sebab perbuatan kasih yang menghendaki keselamatan bagi sesama, adalah ungkapan yang nyata dalam hal “bertolong-tolonglah dalam menanggung bebanmu” (Gal 6:2).
Jangan lupa bahwa yang kita bicarakan di sini adalah bahwa doa- doa yang dipanjatkan untuk mendoakan jiwa-jiwa orang-orang yang sedang dimurnikan dalam Api Penyucian, sehingga mereka sudah pasti masuk surga, hanya sedang menunggu selesainya saat pemurniannya. Dalam masa pemurnian ini mereka terbantu dengan doa-doa kita, seperti halnya pada saat kita kesusahan sewaktu hidup di dunia ini, kita terbantu dengan doa-doa umat beriman lainnya yang mendoakan kita. Sedangkan, untuk orang-orang yang meninggal dalam keadaan tidak bertobat, sehingga masuk ke neraka, memang kita tidak dapat mendoakan apapun untuk menyelamatkan mereka. Atau untuk orang -orang yang langsung masuk ke surga (walaupun mungkin tak banyak jumlahnya), maka doa-doa kita sesungguhnya tidak lagi diperlukan, sebab mereka sudah sampai di surga. Namun masalahnya, kita tidak pernah tahu, kondisi rohani orang-orang yang kita doakan. Pada mereka memang selalu ada tiga kemungkinan tersebut, sehingga, yang kita mohonkan dengan kerendahan dan ketulusan hati adalah belas kasihan Tuhan kepada jiwa-jiwa tersebut, agar Tuhan memberikan pengampunan, agar mereka dapat segera bergabung dengan para kudus Allah di Surga.
Pengajaran tentang Api Penyucian termasuk dalam ajaran iman De fide (Dogma):
“The Communion of the Faithful on earth and the Saints in Heaven with Poor Souls in Purgatory:
The living Faithful can come to the assistance of the Souls in Purgatory by their intercessions (suffrages).”
Terjemahannya:
Persekutuan umat beriman di dunia dan Para Kudus di Surga dengan Jiwa-jiwa yang menderita di Api Penyucian:
Para beriman yang [masih] hidup dapat membantu jiwa-jiwa di Api Penyucian dengan doa-doa syafaat (doa silih).
Silih di sini diartikan tidak saja doa syafaat, tetapi juga Indulgensi, derma dan perbuatan baik lainnya, dan di atas semua itu adalah kurban Misa Kudus. Ini sesuai dengan yang diajarkan di Konsili Lyons yang kedua (1274) dan Florence (1439).
Jadi meskipun umat Kristen non-Katolik tidak mengakui kitab Makabe, namun sesungguhnya mereka secara obyektif tidak dapat mengelak bahwa tradisi mendoakan jiwa orang yang telah meninggal sudah ada di zaman Yahudi sebelum Kristus. Tradisi ini kemudian diteruskan oleh para rasul, seperti yang dilakukan oleh Rasul Paulus ketika mendoakan Onesiforus yang sudah meninggal, “Kiranya Tuhan menunjukkan rahmat-Nya kepadanya [Onesiorus] pada hari-Nya.” (2 Tim 1:18). Tradisi mendoakan jiwa orang yang sudah meninggalpun dicatat dalam tulisan para Bapa Gereja, seperti:
1) Tertullian, yang mengajarkan untuk menyelenggarakan Misa kudus untuk mendoakan mereka pada perayaan hari meninggalnya mereka setiap tahunnya. 
2) St. Cyril dari Yerusalem dalam pengajarannya tentang Ekaristi memasukkan doa-doa untuk jiwa orang-orang yang sudah meninggal.
3) Sedangkan St. Yohanes Krisostomus dan St Agustinus mengajarkan bahwa para beriman dapat mendoakan jiwa orang-orang yang meninggal dengan mengadakan derma.
Karena hal mendoakan jiwa-jiwa orang yang sudah meninggal telah diajarkan dalam Kitab Suci dan telah dilakukan oleh Gereja sejak awal mula, terutama dalam perayaan Ekaristi maka, Katekismus Gereja Katolik mengajarkan:
KGK 1032 Ajaran ini juga berdasarkan praktik doa untuk orang yang sudah meninggal tentangnya Kitab Suci sudah mengatakan: “Karena itu [Yudas Makabe] mengadakan kurban penyilihan untuk orang-orang mati, supaya mereka dibebaskan dari dosa-dosanya” (2 Mak 12:45). Sudah sejak zaman dahulu Gereja menghargai peringatan akan orang-orang mati dan membawakan doa dan terutama kurban Ekaristi Bdk. DS 856. untuk mereka, supaya mereka disucikan dan dapat memandang Allah dalam kebahagiaan. Gereja juga menganjurkan amal, indulgensi, dan karya penitensi demi orang-orang mati.
“Baiklah kita membantu mereka dan mengenangkan mereka. Kalau anak-anak Ayub saja telah disucikan oleh kurban yang dibawakan oleh bapanya Bdk. Ayb 1:5., bagaimana kita dapat meragukan bahwa persembahan kita membawa hiburan untuk orang-orang mati? Jangan kita bimbang untuk membantu orang-orang mati dan mempersembahkan doa untuk mereka” (Yohanes Krisostomus, hom. in 1 Cor 41,5).
KGK 1371 Kurban Ekaristi juga dipersembahkan untuk umat beriman yang mati di dalam Kristus, “yang belum disucikan seluruhnya” (Konsili Trente: DS 1743), supaya mereka dapat masuk ke dalam Kerajaan Kristus, Kerajaan terang dan damai:
“Kuburkanlah badan ini di mana saja ia berada: kamu tidak perlu peduli dengannya. Hanya satu yang saya minta kepada kamu: Di mana pun kamu berada, kenangkan saya pada altar Tuhan” (Santa Monika sebelum wafatnya, kepada santo Augustinus dan saudaranya: Agustinus, conf. 9,11,27).
“Lalu kita berdoa [dalam anaforal untuk Paus dan Uskup yang telah meninggal, dan untuk semua orang yang telah meninggal pada umumnya. Karena kita percaya bahwa jiwa-jiwa yang didoakan dalam kurban yang kudus dan agung ini, akan mendapat keuntungan yang besar darinya… Kita menyampaikan kepada Allah doa-doa kita untuk orang-orang yang telah meninggal, walaupun mereka adalah orang-orang berdosa… Kita mengurbankan Kristus yang dikurbankan untuk dosa kita. Olehnya kita mendamaikan Allah yang penuh kasih sayang kepada manusia dengan mereka dan dengan kita” (Sirilus dari Yerusalem, catech. myst. 5,9,10).
KGK 1414 Sebagai kurban, Ekaristi itu dipersembahkan juga untuk pengampunan dosa orang-orang hidup dan mati dan untuk memperoleh karunia rohani dan jasmani dari Tuhan.
Maka memang, mendoakan jiwa orang-orang yang sudah meninggal bagi orang Katolik merupakan salah satu perbuatan kasih yang bisa kita lakukan, terutama kepada orang-orang yang kita kasihi yang telah mendahului kita. Ini adalah salah satu dogma yang semestinya kita jalankan, sebagai orang Katolik. Tentu saja, kita tidak bisa memaksakan hal ini kepada mereka yang tidak percaya. Namun bagi kita yang percaya, betapa indahnya pengajaran ini! Kita semua disatukan oleh kasih Kristus: kita yang masih hidup dapat mendoakan jiwa-jiwa yang di Api Penyucian, dan jika kelak mereka sampai di surga, merekalah yang mendoakan kita agar juga sampai ke surga. Doa mereka tentu saja tidak melangkahi Perantaraan Kristus, sebab yang mengizinkan mereka mendoakan kita juga adalah Kristus, sebab di atas semuanya, Kristuslah yang paling menginginkan agar kita selamat dan masuk ke surga. Jadi doa para kudus saling mendukung dalam karya keselamatan Allah bagi manusia. Kita tergabung dalam satu persekutuan orang-orang kudus, karena kita semua adalah anggota Tubuh Kristus yang diikat oleh kasih persaudaraan yang tak terputuskan oleh maut, sebab Kristus Sang Kepala, telah mengalahkan maut itu bagi keselamatan kita.
Sumber: katolisitas.org

31 Mei 2017

SEJARAH BULAN MEI DAN OKTOBER SEBAGAI BULAN MARIA

SEJARAH BULAN MEI DAN OKTOBER SEBAGAI BULAN MARIA

Bulan Mei

Secara tradisi, Gereja Katolik mendedikasikan bulan- bulan tertentu untuk devosi tertentu. Bulan Mei yang sering dikaitkan dengan permulaan kehidupan, karena pada bulan Mei di negara- negara empat musim mengalami musim semi atau musim kembang. Maka bulan ini dihubungkan dengan Bunda Maria, yang menjadi Hawa yang Baru. Hawa sendiri artinya adalah ibu dari semua yang hidup, “mother of all the living” (Kej 3:20). Devosi mengkhususkan bulan Mei sebagai bulan Maria diperkenalkan sejak akhir abad ke 13. Namun praktek ini baru menjadi populer di kalangan para Jesuit di Roma pada sekitar tahun 1700-an, dan baru kemudian menyebar ke seluruh Gereja.
Pada tahun 1809, Paus Pius VII ditangkap oleh para serdadu Napoleon, dan dipenjara. Di dalam penjara, Paus memohon dukungan doa Bunda Maria, agar ia dapat dibebaskan dari penjara. Paus berjanji bahwa jika ia dibebaskan, maka ia akan mendedikasikan perayaan untuk menghormati Bunda Maria. Lima tahun kemudian, pada tanggal 24 Mei, Bapa Paus dibebaskan, dan ia dapat kembali ke Roma. Tahun berikutnya ia mengumumkan hari perayaan Bunda Maria, Penolong umat Kristen. Demikianlah devosi kepada Bunda Maria semakin dikenal, dan ketika Paus Pius IX mengumumkan dogma “Immaculate Conception/ Bunda Maria yang dikandung tidak bernoda” pada tahun 1854, devosi bulan Mei sebagai bulan Maria telah dikenal oleh Gereja universal.
Paus Paulus VI dalam surat ensikliknya, the Month of Mary mengatakan, “Bulan Mei adalah bulan di mana devosi umat beriman didedikasikan kepada Bunda Maria yang terberkati,” dan bulan Mei adalah kesempatan untuk “penghormatan iman dan kasih yang diberikan oleh umat Katolik di setiap bagian dunia kepada Sang Ratu Surga. Sepanjang bulan ini, umat Kristen, baik di gereja maupun secara pribadi di rumah, mempersembahkan penghormatan dan doa dengan penuh kasih kepada Maria dari hati mereka. Pada bulan ini, rahmat Tuhan turun atas kita … dalam kelimpahan.” (Paus Paulus VI, the Month of May, 1)

Bulan Oktober

Sedangkan penentuan bulan Oktober sebagai bulan Rosario, berkaitan dengan peristiwa yang terjadi 3 abad sebelumnya, yaitu ketika terjadi pertempuran di Lepanto pada tahun 1571, di mana negara- negara Eropa diserang oleh kerajaan Ottoman yang menyerang agama Kristen. Terdapat ancaman genting saat itu, bahwa agama Kristen akan terancam punah di Eropa. Jumlah pasukan Turki telah melampaui pasukan Kristen di Spanyol, Genoa dan Venesia. Menghadapi ancaman ini, Don Juan (John) dari Austria, komandan armada Katolik, berdoa rosario memohon pertolongan Bunda Maria. Demikian juga, umat Katolik di seluruh Eropa berdoa rosario untuk memohon bantuan Bunda Maria di dalam keadaan yang mendesak ini. Pada tanggal 7 Oktober 1571, Paus Pius V bersama- sama dengan banyak umat beriman berdoa rosario di basilika Santa Maria Maggiore. Sejak subuh sampai petang, doa rosario tidak berhenti didaraskan di Roma untuk mendoakan pertempuran di Lepanto (teluk Korintus). Dalam pertempuran ini pada awalnya tentara Kristen sempat kalah. Tetapi kemudian mereka berhasil membalikkan keadaan hingga akhirnya berhasil‎ menang.. Walaupun nampaknya mustahil, namun pada akhirnya pasukan Katolik menang pada tanggal 7 Oktober. Kemenangan ini memiliki arti penting karena sejak kekalahan Turki di Lepanto, pasukan Turki tidak melanjutkan usaha menguasai Eropa. Kemudian, Paus Pius V menetapkan peringatan Rosario dalam Misa di Vatikan setiap tanggal 7 Oktober. Kemudian penerusnya, Paus Gregorius XIII, menetapkan tanggal 7 Oktober itu sebagai Hari Raya Rosario Suci.
Demikianlah sekilas mengenai mengapa bulan Mei dan Oktober dikhususkan sebagai bulan Maria. Bunda Maria memang terbukti telah menyertai Gereja dan mendoakan kita semua, para murid Kristus, yang telah diberikan oleh Tuhan Yesus menjadi anak- anaknya (lih. Yoh 19:26-27). Bunda Maria turut mengambil bagian dalam karya keselamatan Kristus Putera-Nya, dan bekerjasama dengan-Nya untuk melindungi Gereja-Nya sampai akhir jaman.
Amanat dari Peristiwa Lepanto Battle
Bunda Maria, "terbukti" telah menyertai Gereja dan umat beriman melalui doa Sang Bunda kepada Tuhan Yesus untuk menyertai kita yang berziarah di dunia ini. Tuhan Yesus Kristus telah menyerahkan Bunda Maria, ibuNya yang amat terberkati kepada Santo Yohanes, dan Santo Yohanes menjadi "anak" Sang Bunda (Yoh 19 : 26 - 27 , Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: "Ibu, inilah, anakmu !" Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Inilah ibumu!" Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya.). Tentu pesan Tuhan Yesus ini, yang memberikan ibuNya kepada Santo Yohanes, tidak terbatas kepada Santo Yohanes, tentu juga Tuhan Yesus menyerahkan ibuNya bagi kita semua, untuk mendampingi, menyertai, dan mendoakan kita. Bunda Maria memainkan peranan penting sebagai "agen" karya keselamatan Yesus Kristus.
Sumber: www.katolisitas.org




3 Jan 2017

PERAYAAN EKARISTI: 8 JANUARI 2017 (HARI RAYA PENAMPAKAN TUHAN)

PERAYAAN EKARISTI: 8 JANUARI 2017 (HARI RAYA PENAMPAKAN TUHAN) 


HARI RAYA PENAMPAKAN TUHAN
Sabtu-Minggu, 7 - 8 Januari 2017





RITUS PEMBUKA

LAGU PEMBUKA  -berdiri-
 
TANDA SALIB DAN SALAM -berdiri-

I. Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus
U. Amin
I. Rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus bersamamu.
U. Dan bersama rohmu.


PENGANTAR -berdiri-

I. Hari Raya Penampakan Tuhan atau Epifani dirayakan oleh Gereja Katolik ritus latin pada 6 Januari, namun Gereja memperbolehkan Konferensi Uskup setempat untuk menggeser hari raya ini ke hari Minggu terdekat. Sebagai mana kata-kata serapan lain dalam kosakata gerejawi (ekaristi, liturgi, epiklese, dsb), kata Epifani berasal dari bahasa Yunani, dan berarti “manifestasi” atau “pewahyuan”. Hari Raya Penampakan Tuhan mulai dirayakan pada abad ke-3 di Gereja Timur (baca: Gereja partikular yang menggunakan  ritus Timur dan berkedudukan di sebelah timur Yerusalem) pada 6 Januari dengan maksud untuk menghormati Pembaptisan Kristus. Lambat laun, Epifani diperhitungkan sebagai salah satu dari tiga festival Gereja yang utama selain Paskah dan Pentakosta. Epifani muncul dalam kalender Gereja Barat (baca: Gereja ritus latin yang berkedudukan di sebelah barat Yerusalem dan berpusat di Roma) pada abad ke-4 namun dengan fokus yang berbeda. Liturgi yang  berkaitan dengan Epifani seharusnya mengandung 3 aspek, yaitu: kunjungan orang majus, pembaptisan Kristus, dan mukjizat di Kana, dan memang, Ibadat Pagi (Laudes)  pun mengekspresikan betapa kaya makna Epifani dalam antifon Kidung Zakharia (lihat buku Ibadat Harian halaman 96) : “Hari ini pengantin surgawi disatukan dengan Gereja, sebab di Yordan Kristus membasuh dosa umat-Nya. Para sarjana bergegas membawa persembahan untuk perkawinan raja, dan para tamu bergembira atas air yang diubah menjadi anggur, alleluya.”  Makna Epifani menjadi semakin jelas jika kita melihat hubungan antara bacaan Injil pada Epifani dengan Paskah. Sebagai contoh Yesus mendapat tekanan dari penguasa yaitu Raja Herodes pada saat kelahiran-Nya, pun dari pemimpin Yahudi menjelang penyaliban-Nya. Yesus menyatakan diri-Nya kepada bangsa kafir (baca: bangsa non-yahudi) yang terwakilkan melalui para majus, dan adalah bangsa kafir (baca: bangsa non-yahudi) pula, yaitu perwira romawi, yang kemudian mengenali Yesus sebagai Anak Allah pada kaki salib. Peristiwa yang paralel ini mengingatkan kita bahwa. Liturgi kita mempunyai “tema besar”, yaitu bahwa, sebagai Gereja yang Satu, Kudus, Katolik, dan Apostolik, kita selalu merayakan misteri Paskah; hidup, wafat, dan kebangkitan Yesus Kristus!
   
SERUAN TOBAT -berdiri-

   
I. Saudara-saudari, marilah mengakui bahwa kita telah berdosa supaya layak merayakan peristiwa penyelamatan ini.

I+U. Saya mengaku kepada Allah yang mahakuasa dan kepada Saudara sekalian, bahwa saya telah berdosa dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan dan kelalaian. Saya berdosa, saya berdosa, saya sungguh berdosa. Oleh sebab itu saya mohon kepada Santa Perawan Maria, kepada para malaikat dan orang kudus, dan kepada Saudara sekalian, supaya mendoakan saya pada Allah Tuhan kita.

I. Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita dan mengantar kita ke hidup yang kekal.
U. Amin.

TUHAN KASIHANILAH KAMI  -berdiri-


MADAH KEMULIAAN  -berdiri-
K. Kemuliaan kepada Allah di surga,
U. dan damai di bumi, dan damai di bumi
kepada orang yang berkenan pada-Nya.
Kami memuji Dikau.
Kami meluhurkan Dikau.
Kami menyembah Dikau.
Kami memuliakan Dikau.
Kami bersyukur, kami bersyukur. Kami bersyukur pada-Mu.
Karena kemuliaan-Mu yang besar.
Kar'na kemuliaan-Mu yang besar.
Ya Tuhan Allah, raja surgawi, Allah Bapa yang mahakuasa.
Ya Tuhan Yesus Kristus, Putra yang tunggal.
Ya Tuhan Allah, Anak Domba Allah, Putra Bapa.
Engkau yang menghapus dosa dunia, kasihanilah kami.
Engkau yang menghapus dosa dunia, kabulkanlah doa kami.
Engkau yang duduk di sisi Bapa, kasihanilah kami.
Karena hanya Engkaulah kudus.
Hanya Engkaulah Tuhan.
Hanya Engkaulah mahatinggi,
ya Yesus Kristus,
bersama Roh Kudus, bersama Roh Kudus
dalam kemuliaan Allah Bapa.
Amin.
 
DOA PEMBUKA -berdiri-

I. Marilah kita berdoa:
(hening sejenak)
I.  Ya Allah, pada hari ini dengan bimbingan bintang Engkau telah mewahyukan Putra Tunggal-Mu kepada bangsa-bangsa. Kami mohon, semoga kami yang telah mengenal Engkau dengan iman kelak Engkau perkenankan memandang wajah-Mu dalam kemuliaan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa.
U. Amin.
LITURGI SABDA

BACAAN I (Yes 60:1-6) -duduk-

"Kemuliaan Tuhan terbit atasmu."

L. Bacaan dari Kitab Yesaya:
Beginilah kata nabi kepada Yerusalem: Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan Tuhan terbit atasmu. Sebab sesungguhnya, kegelapan menutupi bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa; tetapi terang Tuhan terbit atasmu, dan kemuliaan-Nya menjadi nyata atasmu. Bangsa-bangsa berduyun-duyun datang kepada terangmu, dan raja-raja menyongsong cahaya yang terbit bagimu. Angkatlah mukamu dan lihatlah ke sekeliling! Mereka semua datang berhimpun kepadamu; anak-anakmu laki-laki datang dari jauh, dan anak-anakmu perempuan digendong. Melihat itu, engkau akan heran dan berseri-seri, engkau akan tercengang dan berbesar hati, sebab kelimpahan dari seberang laut akan beralih kepadamu, dan kekayaan bangsa-bangsa akan datang kepadamu. Sejumlah besar unta akan menutupi daerahmu, unta-unta muda dari Midian dan Efa. Mereka semua akan datang dari Syeba, akan membawa emas dan kemenyan, serta memberitakan perbuatan-perbuatan masyhur Tuhan.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN -duduk-


Mazmur:
1. Ya Allah berikanlah hukum-Mu kepada Raja, dan keadilan-Mu kepada putera raja! Kiranya ia mengadili umat-Mu dengan keadilan dan menghakimi orang-orang-Mu yang tertindas dengan hukum.
2. Kiranya keadilan berkembang dalam zamannya, dan damai sejahtera-berlimpah, sampai tidak ada lagi bulan! Kiranya ia memerintah dari laut ke laut, dari sungai Efrat sampai ke ujung bumi.
3. Kiranya raja-raja dari Tarsis dan pulau-pulau membawa persembahan-persembahan, kiranya raja-raja dari Syeba dan Seba menyampaikan upeti; kiranya semua raja sujud menyembah kepada-Nya, dan segala bangsa menjadi hamba-Nya.
4. Sebab ia akan melepaskan orang miskin yang berteriak minta tolong, ia akan membebaskan orang tertindas dan orang yang tidak punya penolong; ia akan sayang kepada orang lemah dan orang miskin, ia akan menyelamatkan nyawa orang papa.

BACAAN II (Ef 3:2-3a.5-6) -duduk-

"Rahasia Kristus kini telah diwahyukan, dan para bangsa menjadi pewaris perjanjian."

L. Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus:
Saudara-saudara, kamu telah mendengar tentang tugas penyelenggaraan kasih karunia Allah yang telah dipercayakan kepadaku demi kamu, yakni bagaimana rahasianya telah dinyatakan kepadaku melalui wahyu. Pada zaman angkatan-angkatan dahulu rahasia itu tidak diberitakan kepada umat manusia, tetapi sekarang dinyatakan dalam Roh kepada para rasul dan para nabi-Nya yang kudus. Berkat pewartaan Injil, orang-orang bukan Yahudi pun turut menjadi ahli waris, menjadi anggota anggota tubuh serta peserta dalam janji yang diberikan Kristus Yesus.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

BAIT PENGANTAR INJIL  -berdiri-



BACAAN INJIL (Mat 2:1-12) -berdiri-

"Kami datang dari timur untuk menyembah Sang Raja."

I. Tuhan bersamamu
U. Dan bersama rohmu
I. Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius
U. Dimuliakanlah Tuhan.
I. Pada zaman pemerintahan raja Herodes, sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea, datanglah orang-orang majus dari timur ke Yerusalem. Mereka bertanya-tanya, “Dimanakah Raja Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di ufuk timur dan kami datang untuk menyembah Dia.” Mendengar hal itu, terkejutlah Raja Herodes beserta seluruh Yerusalem. Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya kete-rangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan. Mereka berkata kepadanya, “Di Betlehem di tanah Yudea, karena beginilah ada tertulis dalam kitab nabi: Dan engkau, Betlehem di tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel.” Lalu dengan diam-diam Herodes memanggil orang-orang majus itu, dan dengan teliti bertanya kepada mereka kapan bintang itu nampak. Kemudian ia menyuruh mereka ke Betlehem, katanya, “Pergilah, dan selidikilah dengan saksama hal-ikhwal Anak itu! Dan segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku, supaya aku pun datang menyembah Dia.” Setelah mendengar kata-kata Raja Herodes, berangkatlah para majus itu. Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat di mana Anak itu berada. Melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka. Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu, dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya. Lalu mereka sujud menyembah Dia. Mereka pun membuka tempat harta bendanya, dan mempersembahkan persembahan kepada Anak itu, yaitu emas, kemenyan dan mur. Kemudian, karena diperingatkan dalam mimpi supaya jangan kembali kepada Herodes, mereka pun pulang ke negerinya lewat jalan lain.
 I. Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus

HOMILI -duduk-

AKU PERCAYA  -berdiri-

I + U. Aku percaya akan satu Allah,
Bapa yang mahakuasa,
pencipta langit dan bumi,
dan segala sesuatu yang kelihatan dan tak kelihatan;
dan akan satu Tuhan Yesus Kristus, Putra Allah yang tunggal.
Ia lahir dari Bapa sebelum segala abad,
Allah dari Allah,
Terang dari Terang,
Allah benar dari Allah benar.
Ia dilahirkan, bukan dijadikan,
sehakikat dengan Bapa;
segala sesuatu dijadikan oleh-Nya.
Ia turun dari surga untuk kita manusia
dan untuk keselamatan kita.
Ia dikandung dari Roh Kudus,
Dilahirkan oleh Perawan Maria, dan menjadi manusia.
Ia pun disalibkan untuk kita, waktu Pontius Pilatus;
Ia menderita sampai wafat dan dimakamkan.
Pada hari ketiga Ia bangkit menurut Kitab Suci.
Ia naik ke surga, duduk di sisi Bapa.
Ia akan kembali dengan mulia,
mengadili orang yang hidup dan yang mati;
kerajaan-Nya takkan berakhir.
aku percaya akan Roh Kudus,
Ia Tuhan yang menghidupkan;
Ia berasal dari Bapa dan Putra,
yang serta Bapa dan Putra,
disembah dan dimuliakan;
Ia bersabda dengan perantaraan para nabi.
aku percaya akan Gereja
yang satu, kudus, katolik dan apostolik.
aku mengakui satu pembaptisan
akan penghapusan dosa.
aku menantikan kebangkitan orang mati
dan hidup di akhirat. Amin.
     
DOA UMAT (Jawaban umat: TPE Lagu 6)  -berdiri-
I. Cinta kasih Allah kepada manusia nyata dalam diri Yesus. Berkat Dia kita diperkenankan menghadap Bapa dan berdoa:
 
L. Bagi para misionaris di seluruh dunia: Semoga Allah Bapa melimpahkan Roh Kudus kepada para misionaris agar karya kerasulan mereka berhasil baik. Marilah kita mohon:
U. Dengarkanlah umat-Mu.

L. Bagi para pejabat pemerintahan: Semoga Allah Bapa, sumber cahaya, menerangi para pejabat pemerintahan agar mereka semakin menyadari bahwa tugas mereka merupakan pengabdian kepada masyarakat, bukan penguasaan. Marilah kita mohon:
U. Dengarkanlah umat-Mu.

L. Bagi mereka yang dengan diam-diam meninggalkan Gereja: Semoga mereka yang dengan diam-diam meninggalkan Gereja, merupakan tantangan bagi kami untuk hidup yang lebih sesuai lagi dengan Injil, sehingga menjadi cahaya bintang bagi mereka.  Marilah kita mohon:
U. Dengarkanlah umat-Mu.

L. Bagi kita di sekitar altar ini: Semoga Allah Bapa mendampingi kita agar masa pembaruan dan pembangunan sekarang ini jangan sampai membuat kami bingung dan acuh tak acuh, melainkan menggugah kita untuk sebagaimana para sarjana, mencari cahaya yang dibawa penyelamat kita. Marilah kita mohon:
U. Dengarkanlah umat-Mu.

I. Allah Bapa di surga, sumber cahaya iman, kami bersyukur atas tanda-tanda cinta kasih-Mu yang telah kami terima. Namun kami mohon, janganlah meninggalkan kami, tetapi siapkanlah kami untuk kebahagiaan tetap dalam Kristus Yesus, Tuhan dan Pengantara kami.
U. Amin.

LITURGI EKARISTI


A. PERSIAPAN PERSEMBAHAN


LAGU PERSIAPAN PERSEMBAHAN -duduk-

 umat berdiri ketika didupai

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN
I. Berdoalah, Saudara-saudari, supaya persembahanku dan persembahanmu berkenan pada Allah, Bapa yang mahakuasa. -berdiri-
U. Semoga persembahan ini diterima demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan kita serta seluruh umat Allah yang kudus.
I. Ya Allah, pandanglah dengan rela kami, umat-Mu, yang mempersembahkan bukan lagi emas, dupa dan mur, melainkan Dia, yang dalam persembahan ini dimaklumkan, dikurbankan, dan disambut: Dialah Yesus Kristus, yang hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa.
U. Amin.

B. DOA SYUKUR AGUNG


PREFASI  (Kristus Terang Para Bangsa)  -berdiri-
I. Tuhan bersamamu
U. Dan bersama rohmu.
I. Marilah mengarahkan hati kepada Tuhan
U. Sudah kami arahkan
I. Marilah bersyukur kepada Tuhan, Allah kita
U. Sudah layak dan sepantasnya.
I. Sungguh layak dan sepantasnya, ya Bapa yang kudus, Allah yang kekal dan kuasa, bahwa di mana pun juga kami senantiasa bersyukur kepada-Mu. Sebab hari ini Engkau menyingkapkan misteri penyelamatan kami yang tak terperikan. Hari ini Engkau menampakkan cahaya para bangsa, yakni Yesus Kristus, Putra-Mu terkasih. Dalam Dia Engkau memulihkan keadaan kami. Dengan tampil sebagai manusia yang akan mati seperti kami, Ia meresapi dengan daya ilahi yang tak dapat mati. Maka dari itu, bersama para malaikat dan malaikat agung, dan bersama dengan segala penghuni surga kami mengumandangkan madah kemuliaan bagi-Mu dengan bernyanyi:
 
KUDUS
K. Kudus, kudus,
U. Kuduslah Tuhan
K. Allah segala kuasa. Surga dan bumi, surga dan bumi penuh kemuliaan-Mu. Surga dan bumi, surga dan bumi penuh kemuliaan-Mu.
U. Terpujilah Engkau di surga.
K. Diberkatilah yang datang dalam nama Tuhan, dalam nama Tuhan.
U. Terpujilah Engkau di surga.
 
DOA SYUKUR AGUNG I -berlutut/berdiri-
I. Ya Bapa yang mahamurah, dengan rendah hati kami mohon demi Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami:  Sudilah menerima dan memberkati  pemberian ini, persembahan ini, kurban kudus yang tak bernoda ini.
 
I. Kami mempersembahkan kepada-Mu pertama-tama untuk Gereja-Mu yang kudus dan katolik. Semoga Engkau memberikan kepadanya damai, perlindungan, persatuan, dan bimbingan di seluruh dunia bersama hamba-Mu Paus kami... dan Uskup kami ... serta semua orang yang menjaga dan menumbuhkan iman katolik, sebagaimana kami terima dari para rasul.
   
I. Ingatlah, ya Tuhan, akan hamba-hamba-Mu... yang meminta doa kami; dan semua orang yang berhimpun di sini, yang iman dan baktinya Engkau kenal dan Engkau maklumi; bagi mereka, kurban ini kami persembahkan kepada-Mu. Ingatlah juga akan mereka yang mempersembahkan kepada-Mu kurban pujian ini bagi dirinya sendiri dan bagi kaum kerabatnya untuk penebusan jiwa mereka, untuk keselamatan dan kesejahteraan yang mereka harapkan dari-Mu, ya Allah yang benar, hidup dan kekal.
       
Communicantes
Dalam persatuan dengan seluruh Gereja, kami merayakan hari yang amat suci ini, saat Putra-Mu yang tuggal, yang sama dengan Dikau dalam kemuliaan abadi, menjelma menjadi manusia seperti kami dan menampakkan diri kepada kami; juga, mengenang dan menghormati: terutama Santa Maria, tetap perawan mulia, Bunda Yesus Kristus, Tuhan dan Allah kami.

Santo Yusuf, suaminya, serta para rasul dan para martir-Mu yang bahagia, Petrus dan Paulus, Andreas (Yakobus dan Yohanes, Tomas, Yakobus dan Filipus, Bartolomeus dan Matius, Simon dan Tadeus: Linus, Kletus, Klemens dan Sikstus, Kornelius dan Siprianus, Laurensius dan Krisogonus, Yohanes dan Paulus, Kosmas dan Damianus) dan semua orang kudus-Mu. Atas jasa dan doa mereka, lindungilah dan tolonglah kami dalam segala hal. Demi Kristus, Tuhan kami.
U.Amin.
   
(ada rumus lain untuk kesempatan khusus)
I*Maka kami mohon, ya Tuhan, sudilah menerima persembahan kami, hamba-hamba-Mu, dan persembahan seluruh keluarga-Mu ini: bimbinglah jalan hidup kami dalam damai-Mu, luputkanlah kami dari hukuman kekal, dan terimalah kami dalam kawanan para pilihan-Mu. Demi Kristus, Tuhan kami.
U.Amin.
 
I. Ya Allah, kami mohon, sudilah memberkati dan menerima persembahan kami ini sebagai persembahan yang sempurna, yang benar, dan yang berkenan pada-Mu, agar bagi kami menjadi Tubuh dan Darah Putra-Mu terkasih, Tuhan kami, Yesus Kristus.

I. Pada hari sebelum menderita Ia mengambil roti dengan tangan-Nya yang kudus dan mulia, dan sambil menengadah kepada-Mu, Allah Bapa-Nya yang mahakuasa, Ia mengucap syukur dan memuji Dikau, memecah-mecahkan roti itu, dan memberikannya kepada murid-murid-Nya seraya berkata:

Terimalah dan makanlah: Inilah Tubuh-Ku yang diserahkan bagimu.
     
Ketika Imam memperlihatkan Hosti Suci dengan mengangkat-Nya. Umat memandang-Nya. Ketika Imam meletakkan Hosti Suci dan berlutut. Umat menundukkan kepala dengan hormat dan khidmat.
       
Demikian pula, sesudah perjamuan, Ia mengambil piala yang luhur dengan tangan-Nya yang kudus dan mulia. Sekali lagi Ia mengucap syukur dan memuji Dikau lalu memberikan piala itu kepada murid-murid-Nya seraya berkata:
 
Terimalah dan minumlah: Inilah piala Darah-Ku, darah perjanjian baru dan kekal, yang ditumpahkan bagimu dan bagi banyak orang demi pengampunan dosa. Lakukanlah ini untuk mengenangkan Daku.
         
Ketika Imam memperlihatkan Piala dengan mengangkat-Nya. Umat memandang-Nya. Ketika Imam meletakkan Piala dan berlutut. Umat menundukkan kepala dengan hormat dan khidmat.
             
AKLAMASI ANAMNESIS


   
I. Oleh karena itu, ya Bapa, kami, hamba-Mu, dan juga umat-Mu yang kudus mengenangkan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami: penderitaan-Nya yang menyelamatkan, kebangkitan-Nya dari alam maut, dan juga kenaikan-Nya yang mulia ke surga.

Dari anugerah-anugerah yang telah Engkau berikan kepada kami, ya Allah, yang mahamulia, kami mempersembahkan kepada-Mu, kurban yang murni, kurban yang suci, kurban yang tak bernoda, roti suci kehidupan abadi dan piala keselamatan kekal.
 
Sudilah memandang persembahan ini dengan hati yang rela dan wajah berseri; dan sudilah menerimanya seperti Engkau berkenan menerima persembahan hamba-Mu Habel dan kurban leluhur kami Abraham dan seperti Engkau berkenan menerima kurban suci dan tak bernoda yang dipersembahkan kepada-Mu oleh Melkisedek, Imam Agung-Mu.
 
I. Kami mohon kepada-Mu, ya Allah yang mahakuasa: utuslah malaikat-Mu yang kudus mengantar persembahan ini ke altar-Mu yang luhur, ke hadapan keagungan ilahi-Mu, agar kami semua yang mengambil bagian dalam perjamuan ini, dengan menyambut Tubuh dan Darah Putra-Mu, dipenuhi dengan segala berkat dan rahmat surgawi. Demi Kristus, Tuhan kami.
U. Amin.

I. Ingatlah juga, ya Tuhan, akan hamba-hamba-Mu (.... dan ...) yang telah mendahului kami dengan meterai iman dan beristirahat dalam damai.          
 
I. Kami mohon kepada-Mu, ya Tuhan, perkenankanlah mereka dan semua orang yang telah beristirahat dalam Kristus mendapatkan kebahagiaan, terang dan damai. Demi Kristus, Tuhan kami.
U. Amin.

I. Perkenankanlah juga kami, hamba-hamba-Mu yang berdosa ini, yang berharap atas kerahiman-Mu yang melimpah, mengambil bagian dalam persekutuan dengan para rasul dan para martir-Mu yang kudus: dengan Yohanes Pembaptis, Stefanus, Matias dan Barnabas, (Ignasius dan Aleksander, Marselinus dan Petrus, Felisitas dan Perpertua, Agata, dan Lusia, Agnes, Sesilia, dan Anastasia) dan semua orang kudus-Mu: perkenankanlah kami menikmati kebahagiaan bersama mereka, bukan karena jasa-jasa kami, melainkan kelimpahan pengampunan-Mu. Demi Kristus, Tuhan kami.
       
I. Dengan pengantaraan Dia, Engkau senantiasa menciptakan menguduskan, menghidupkan, memberkati, dan menganugerahkan segala yang baik kepada kami.
 
I. Dengan pengantaraan Kristus, - bersama Dia dan dalam Dia, - bagi-Mu,- Allah Bapa yang mahakuasa, - dalam persekutuan Roh Kudus, segala hormat dan kemuliaan sepanjang segala masa.
U. Amin.
         
(Apabila akhir Doa Syukur Agung ini dinyanyikan Imam, maka "Amin" dinyanyikan umat, lihat TPE hlm 57)
 

C. KOMUNI


BAPA KAMI  -berdiri-
I. Atas petunjuk Penyelamat kita dan menurut ajaran ilahi, maka beranilah kita berdoa
I+U. Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.

I. Ya Bapa, bebaskanlah kami dari segala kemalangan dan berilah kami damai-Mu. Kasihanilah dan bantulah kami, supaya selalu bersih dari noda dosa dan terhindar dari segala gangguan, sehingga kami dapat hidup dengan tenteram sambil mengharapkan kedatangan Penyelamat kami, Yesus Kristus.
U. Sebab Engkaulah Raja yang mulia dan berkuasa untuk selama-lamanya.

DOA DAMAI -berdiri-
I. Tuhan Yesus Kristus, Engkau bersabda kepada para rasul, "Damai Kutinggalkan bagimu, damai-Ku Kuberikan kepadamu." Jangan memperhitungkan dosa kami, tetapi perhatikanlah iman Gereja-Mu, dan restuilah kami supaya hidup bersatu dengan rukun sesuai dengan kehendak-Mu. Sebab Engkaulah pengantara kami kini dan sepanjang masa.
U. Amin.
I. Damai Tuhan bersamamu
U. Dan bersama rohmu

ANAK DOMBA ALLAH  -berdiri-

PERSIAPAN KOMUNI -berlutut/berdiri-
Ajakan menyambut Komuni
I. Inilah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia. Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuan-Nya
U. Ya Tuhan, saya tidak pantas, Engkau datang kepada saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan sembuh.

KOMUNI

LAGU KOMUNI

SAAT HENING -duduk-

DOA SESUDAH KOMUNI -berdiri-
I. Marilah kita berdoa:
I. Ya Allah, dengan terang surgawi berjalanlah di depan kami selalu dan di mana pun. Semoga dengan pandangan yang jernih dan kasih yang pantas kami mampu melihat dan menyambut misteri yang kami rayakan ini sesuai dengan kehendak-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa.
U. Amin.
   
RITUS PENUTUP


PENGUMUMAN

BERKAT -berdiri-
I. Tuhan bersamamu
U. Dan bersama rohmu.
 
I. Tundukkanlah kepalamu untuk menerima berkat Tuhan.
 
I. Saudara sekalian, Tuhan telah memanggil Saudara keluar dari kegelapan masuk terang-Nya yang mengagumkan. Semoga Ia melimpahi Saudara dengan berkat dan meneguhkan Saudara dengan iman, harapan dan kasih.
U. Amin.
I. Kristus yang Saudara ikuti dengan setia hari ini menampakkan diri sebagai cahaya yang memancar dalam kegelapan. Semoga Ia menjadikan Saudara terang bagi sesama.
U. Amin.
I. Dengan bimbingan bintang, para majus menemukan Kristus Tuhan, terang segala terang. Semoga sesudah peziarahan di dunia ini, Saudara pun sampai kepada-Nya.
U. Amin.
I. Semoga Saudara sekalian dilindungi, dibimbing, dan diberkati oleh Allah yang mahakuasa: (+) Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
U. Amin.

PENGUTUSAN -berdiri-
D/I. Saudara sekalian, Perayaan Ekaristi sudah selesai
U. Syukur kepada Allah.
D/I. Marilah pergi! Kita diutus.
U. Amin.


31 Des 2016

PERAYAAN EKARISTI: 1 JANUARI 2017 (HARI RAYA SP. MARIA BUNDA ALLAH)

Perayaan Ekaristi: 1 Januari 2017 (Hari Raya SP. Maria Bunda Allah) 

 HARI RAYA SANTA PERAWAN MARIA BUNDA ALLAH
Sabtu, 31 Desember 2016,  Minggu 1 Januari 2017 
OKTAF NATAL HARI KEDELAPAN 



RITUS PEMBUKA

LAGU PEMBUKA  -berdiri-
       
TANDA SALIB DAN SALAM -berdiri-

I. Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus
U. Amin
I. Rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus bersamamu
U. Dan bersama rohmu
 

PENGANTAR  -berdiri-

SERUAN TOBAT   -berdiri-
I. Tuhan Yesus Kristus, Engkaulah Putra Allah yang menjadi manusia, Putra Bunda Maria yang suci dan tak bernoda.
K. Tuhan, kasihanilah kami
U. Tuhan, kasihanilah kami
I. Engkaulah Putra Allah, yang dilahirkan oleh Bunda Maria di gua Betlehem yang amat sederhana.
K. Kristus, kasihanilah kami
U. Kristus, kasihanilah kami
I. Engkaulah Putra Allah, yang datang guna menyelamatkan umat manusia dan mengangkat kami menjadi putra dan putri Allah Bapa serta Bunda Maria.
K. Tuhan, kasihanilah kami
U. Tuhan, kasihanilah kami.

I. Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita dan mengantar kita ke hidup yang kekal.
U. Amin.

MADAH KEMULIAAN  -umat berdiri-
 
K. Kemuliaan kepada Allah di surga.
U. Dan damai di bumi kepada orang yang berkenan pada-Nya.
K. Kami memuji Dikau
U. Kami meluhurkan Dikau
K. Kami menyembah Dikau
U. Kami memuliakan Dikau
K. Kami bersyukur kepada-Mu, kar'na kemuliaan-Mu yang besar.
U. Ya Tuhan Allah, Raja surgawi, Allah Bapa yang mahakuasa
K. Ya Tuhan Yesus Kristus, Putra yang tunggal,
U. Ya Tuhan Allah, Anak domba Allah, Putra Bapa.
K. Engkau yang menghapus dosa dunia
U. Kasihanilah kami
K. Engkau yang menghapus dosa dunia
U. Kabulkanlah doa kami
K. Engkau yang duduk di sisi Bapa,
U. Kasihanilah kami.
K. Kar'na hanya Engkaulah Kudus.
U. Hanya Engkaulah Tuhan
K. Hanya Engkaulah mahatinggi, ya Yesus Kristus
U. Bersama dengan Roh Kudus dalam kemuliaan Allah Bapa. Amin.
 
DOA PEMBUKA -umat berdiri-
I. Marilah kita berdoa:
(hening sejenak)
I. Ya Allah, Engkau memberikan anugerah keselamatan abadi kepada umat manusia dengan bantuan doa Santa Perawan Maria. Maka kami mohon, semoga kami merasakan pertolongannya karena melalui dia kami diperkenankan menerima Putra-Mu, sumber kehidupan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
U. Amin.
LITURGI SABDA

BACAAN I (Bil 6:22-27) -duduk-

"Mereka harus meletakkan nama-Ku atas orang Israel: maka Aku akan memberkati mereka."

L. Bacaan dari Kitab Bilangan:
Sekali peristiwa Tuhan berfirman kepada Musa, "Berbicaralah kepada Harun dan anak-anaknya: Beginilah kamu harus memberkati orang Israel: Katakanlah kepada mereka: Tuhan memberkati dan melindungi engkau; Tuhan menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia; Tuhan menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera. Demikianlah mereka harus meletakkan nama-Ku atas orang Israel, maka Aku akan memberkati mereka."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN (Mzm 67:2-3 / 5 / 6,8)


Mazmur:
1. Kiranya Allah mengasihani dan memberkati kita, kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya. Kiranya jalan-Mu dikenal di bumi, dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa.
2. Kiranya suku-suku bangsa bersukacita dan bersorak-sorai sebab Engkau memerintah bangsa-bangsa dengan adil, dan menuntun suku-suku di atas bumi.
3. Kiranya bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu, ya Allah, kiranya bangsa-bangsa semuanya bersyukur kepada-Mu. Allah memberkati kita; kiranya segala ujung bumi takwa kepada-Nya!

BACAAN II (Gal 4:4-7) -duduk-

"Allah mengutus Anak-Nya yang lahir dari seorang perempuan."

L. Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Galatia:
 
Saudara-saudara, setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat. Ia diutus untuk menebus mereka yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak. Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: "Abba, ya Bapa!" Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; kalau kamu anak, maka kamu juga menjadi ahli-ahli waris oleh karena Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

BAIT PENGANTAR INJIL ( Ibr 1:1-2) -berdiri-
Ulangan:


Ayat.  Dahulu Allah berkata kepada leluhur kita dengan perantaraan para nabi; kini Ia bersabda kepada kita dengan perantaraan Putra-Nya.      
   
BACAAN INJIL (Luk 2:16-21) -berdiri-

"Mereka mendapati Maria, Yusuf, dan si Bayi. Pada hari kedelapan Ia diberi nama Yesus."

I. Tuhan bersamamu
U. Dan bersama rohmu
I. Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas
U. Dimuliakanlah Tuhan.
I. Setelah mendengar berita kelahiran penyelamat dunia, para gembala cepat-cepat berangkat ke Betlehem, dan mendapati Maria dan Yusuf serta Bayi yang terbaring di dalam palungan. Ketika melihat Bayi itu, para gembala memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu. Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hati dan merenungkannya. Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka. Ketika genap delapan hari umurnya, Anak itu disunatkan, dan Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya.
I.Demikianlah Injil Tuhan
U.Terpujilah Tuhan



HOMILI -duduk-

SYAHADAT NIKEA KONSTANTINOPEL
 (Umat berdiri, kata-kata yang dicetak miring diucapkan sambil membungkuk)

I + U. Aku percaya akan satu Allah,
Bapa yang mahakuasa,
pencipta langit dan bumi,
dan segala sesuatu yang kelihatan dan tak kelihatan;
dan akan satu Tuhan Yesus Kristus, Putra Allah yang tunggal.
Ia lahir dari Bapa sebelum segala abad,
Allah dari Allah,
Terang dari Terang,
Allah benar dari Allah benar.
Ia dilahirkan, bukan dijadikan,
sehakikat dengan Bapa;
segala sesuatu dijadikan oleh-Nya.
Ia turun dari surga untuk kita manusia
dan untuk keselamatan kita.
Ia dikandung dari Roh Kudus,
Dilahirkan oleh Perawan Maria, dan menjadi manusia.
Ia pun disalibkan untuk kita, waktu Pontius Pilatus;
Ia menderita sampai wafat dan dimakamkan.
Pada hari ketiga Ia bangkit menurut Kitab Suci.
Ia naik ke surga, duduk di sisi Bapa.
Ia akan kembali dengan mulia,
mengadili orang yang hidup dan yang mati;
kerajaan-Nya takkan berakhir.
aku percaya akan Roh Kudus,
Ia Tuhan yang menghidupkan;
Ia berasal dari Bapa dan Putra,
yang serta Bapa dan Putra,
disembah dan dimuliakan;
Ia bersabda dengan perantaraan para nabi.
aku percaya akan Gereja
yang satu, kudus, katolik dan apostolik.
aku mengakui satu pembaptisan
akan penghapusan dosa.
aku menantikan kebangkitan orang mati
dan hidup di akhirat. Amin.

DOA UMAT -berdiri-

I. Allah kita bukanlah Allah yang jauh. Kita diperkenankan menyapa-Nya: Allah - Bapa. Tahun yang baru ini kita serahkan kepada-Nya dalam doa kita.

L. Bagi Gereja: Semoga Bapa memberkati Gereja-Nya ibu bagi siapa pun yang menghadapi kesulitan dan tidak tahu jalan keluarnya, serta menjadi pelabuhan yang aman sentosa bagi mereka yang tersesat. Marilah kita mohon:
U. Dengarkanlah umat-Mu.
 
L. Bagi nusa dan bangsa: Semoga Bapa memberkati nusa dan bangsa kami agar selama tahun baru ini dapat berhasil dalam mengusahakan keamanan, kedamaian, dan kesejahteraan umum. Marilah kita mohon:
U. Dengarkanlah umat-Mu.

L. Bagi anak-anak kita: Semoga Bapa mendampingi anak-anak kami agar mengalami masa muda yang tenang dan segar serta menggembirakan orang tua mereka. Marilah kita mohon:
U. Dengarkanlah umat-Mu.

L. Bagi kita semua: Semoga Bapa mendampingi kami agar dalam tahun ini berhasil maju dalam menaruh belas kasih kepada sesama dan tidak menuntut yang lebih berat kepada orang lain melebihi tuntutan kepada diri sendiri. Marilah kita mohon:
U. Dengarkanlah umat-Mu.

I. Allah Bapa kami, kami mohon agar Bunda Maria yang Kauperkenankan mengandung Allah manusia, merestui dan mengantar permohonan kami kepada-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
U. Amin.

LITURGI EKARISTI


A. PERSIAPAN PERSEMBAHAN


LAGU PERSIAPAN PERSEMBAHAN  -duduk-

 
Umat berdiri ketika didupai
DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN
I. Berdoalah, Saudara-saudari, supaya persembahanku dan persembahanmu berkenan pada Allah, Bapa yang mahakuasa. (umat berdiri)
U. Semoga persembahan ini diterima demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan kita serta seluruh umat Allah yang kudus.
I. Ya Allah Yang Maharahim, Engkau berkenan memulai segala yang baik dan menyempurnakannya. Kami mohon, bantulah kami yang dengan gembira merayakan pesta Santa Maria Bunda Allah, agar kami bermegah atas awal karunia-Mu dan bersukacita atas kepenuhannya. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
U. Amin.

B. DOA SYUKUR AGUNG


PREFASI SANTA PERAWAN MARIA I (Bunda yang Tetap Perawan) -umat berdiri-
I. Tuhan bersamamu
U. Dan bersama rohmu
I. Marilah mengarahkan hati kepada Tuhan
U. Sudah kami arahkan
I. Marilah bersyukur kepada Tuhan Allah kita
U. Sudah layak dan sepantasnya
I. Sungguh layak dan sepantasnya, ya Bapa yang kudus, Allah yang kekal dan kuasa, bahwa di mana pun juga kami senantiasa bersyukur kepada-Mu. Khususnya pada hari raya Santa Perawan Maria Bunda Allah ini, pantaslah kami memuji dan memuliakan Dikau. Sebab ia telah mengandung Putra Tunggal-Mu karena kuasa Roh Kudus. Dia yang tetap perawan mulia memancarkan terang abadi bagi dunia, yakni Yesus Kristus, Tuhan kami. Dengan pengantaraan Kristus itu pula, para malaikat memuji keagungan-Mu bersama segenap kuasa surga. Kami pun ingin memadu suara dengan mereka, dan melambungkan pujian dengan bernyanyi:

KUDUS  -umat berdiri-

Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah segala kuasa. Surga dan bumi penuh kemuliaan-Mu. Terpujilah Engkau di surga. Diberkatilah yang datang dalam nama Tuhan. Terpujilah Engkau di surga.    
 
DOA SYUKUR AGUNG I
C. KOMUNI

BAPA KAMI -berdiri-
 
I. Atas petunjuk Penyelamat kita dan menurut ajaran ilahi, maka beranilah kita berdoa
I+U. Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.
       
I. Ya Bapa, bebaskanlah kami dari segala yang jahat dan berilah kami damai-Mu. Kasihanilah dan bantulah kami supaya selalu bersih dari noda dosa dan terhindar dari segala gangguan sehingga kami dapat hidup dengan tenteram, sambil mengharapkan kedatangan Penyelamat kami, Yesus Kristus.
U. Sebab Engkaulah Raja yang mulia dan berkuasa untuk selama-lamanya.                

DOA DAMAI -berdiri-
I. Tuhan Yesus Kristus, Engkau bersabda kepada para rasul, "Damai Kutinggalkan bagimu, damai-Ku Kuberikan kepadamu." Jangan memperhitungkan dosa kami, tetapi perhatikanlah iman Gereja-Mu, dan restuilah kami supaya hidup bersatu dengan rukun sesuai dengan kehendak-Mu. Sebab Engkaulah pengantara kami kini dan sepanjang masa.
U. Amin.

I. Damai Tuhan bersamamu
U. Dan bersama rohmu.
 
ANAK DOMBA ALLAH

PERSIAPAN KOMUNI -umat berlutut-
Ajakan menyambut Komuni
I. Inilah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia. Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuan-Nya
U. Ya Tuhan, saya tidak pantas, Engkau datang kepada saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan sembuh.

KOMUNI

LAGU KOMUNI
MADAH PUJIAN (TPE hal.102) -umat berdiri-
Allah Tuhan kami. *
Engkau kami muliakan.
Dikau Bapa yang kekal seluruh sujud pada-Mu.
Para malaikat serta segala isi surga bermadah:
Kerubim dan serafim tak kunjung putus memuji Dikau:
Kudus. Kudus. Kuduslah Tuhan Allah segala kuasa.
Langit dan bumi penuh kemuliaan-Mu!
Kau dimuliakan kalangan para rasul.
Kau diluhurkan rombongan para nabi.
Engkau dipuji barisan para martir.
Engkau dipuji Gereja kudus di s'luruh dunia.
Bapa sungguh mahakuasa.
Putra Bapa yang tunggal yang patut disembah.
Roh Kudus pula, Penghibur umat Allah.
Kristus raja nan jaya, Engkaulah Putra Bapa yang kekal.
Untuk menebus kami Kaujadikan manusia,
sudi dikandung Santa Perawan.
Kuasa maut Kaukalahkan,
Kau buka pintu surga bagi umat beriman.
Kau bertakhta dengan mulia di sisi kanan Bapa.
Dikaulah Hakim yang akan datang.
Maka kami mohon tolonglah hamba-Mu yang Kautebus dengan darah-Mu sendiri.
Satukanlah kami dengan orang kudus dalam kemuliaan-Mu.
   
DOA SESUDAH KOMUNI -umat berdiri-
I. Marilah kita berdoa:
I. Ya Allah, dengan hati gembira kami telah menerima sakramen surgawi. Kami berbangga mengakui Santa Perawan Maria yang tetap perawan, sebagai Ibu yang melahirkan Putra-Mu dan yang menjadi Bunda Gereja. Maka kami mohon semoga sakramen surgawi ini membawa kami ke hidup yang kekal. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
U. Amin.
   
RITUS PENUTUP

 
BERKAT MERIAH -berdiri-

I. Tuhan bersamamu
U. Dan bersama rohmu
I. Tundukkanlah kepalamu untuk menerima berkat Tuhan.
     
I. Semoga Tuhan yang mahabaik mengobarkan semangat kebajikan dalam hati Saudara.
U. Amin.
I. Semoga Tuhan menjadikan Saudara pewarta kabar sukacita yang menyelamatkan.
U. Amin.
I. Semoga Tuhan menganugerahkan damai ke atas bumi dan berkenan akan amal bakti Saudara.
U. Amin.
   
I. Semoga Saudara sekalian dilindungi, dibimbing dan diberkati oleh Allah yang mahakuasa: (+) Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
U. Amin.  
 
PENGUTUSAN
 
I. Saudara sekalian, Perayaan Ekaristi sudah selesai.
U. Syukur kepada Allah.
I. Marilah pergi, kita diutus!
U. Amin.  
   
LAGU PENUTUP


KATEKESE LITURGI

TE DEUM adalah hymne tradisional tentang sukacita dan rasa syukur, TE DEUM kadang juga disebut Hymne Ambrosian karena berhubungan dengan St. Ambrosius. Pada awalnya disematkan kepada Santo Ambrosius, Agustinus atau Hilarius, dan sekarang disematkan kepada Nicetas, seorang Uskup dari Remesiana (abad ke 4).

Dan tahukah anda jika mendaraskan atau menyanyikan TE DEUM baik di gereja atau di ruang publik anda akan mendapatkan indulgensi penuh?

jangan lupa untuk mendaraskan atau menyanyikan TE DEUM sebagai rasa syukur kita kepada Allah yang telah menyokong kita selama sepanjang tahun. (Silahkan baca di Puji Syukur no. 669 atau Madah Bakti no. 491)

28 Nov 2016

BKSN Paroki Singkawang: Outbond Ajang Olahraga, Rekreasi Rohani, dan Pendalaman Iman

BKSN Paroki Singkawang:

Outbond Ajang Olahraga, Rekreasi Rohani, dan Pendalaman Iman

 


Semangat umat Katolik mengucur di Gunung  Sari Singkawang,  Minggu 25/9/2016 dalam kegiatan outbond yang diselengarakan oleh Paroki Santo Fransiskus Assisi Singkawang sebagai salah satu rangkaian lomba Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN) 2016. 

Semarak BKSN Paroki tahun ini sungguh menyita perhatian umat Paroki Singkawang dan tentunya mengalami peningkatan peminat yang begitu drastis dari tahun sebelumnya secara khusus pada lomba outbond Rohani. Luar biasa! Peserta Outbond kali ini diikuti oleh 35 tim yang berasal dari stasi, kring, OMK, Misdinar Paroki Singkawang, Biarawati, Asrama Katolik, dan dewan guru serta siswa/i  SMP hingga SMA Katolik yang berada di Kota Singkawang. 

Outbond sendiri merupakan salah satu agenda baru bagi Paroki Singkawang sebagai rangkaian acara BKSN. Banyak makna positif yang dapat diperoleh dalam kegiatan ini. Selain sebagai ajang olahraga juga sekaligus sebagai media rekreasi rohani  dan sarana pendalaman iman bagi umat Katolik khususnya di Paroki Singkawang.

Kegiatan lomba outbond diawali dengan Misa di Gereja Paroki Singkawang yang dipimpin oleh Romo Agus S. OFM.Cap. Dalam homilinya tak lupa beliau memberi semangat kepada para peserta lomba yang terlihat sumringah menyesaki setiap sudut gereja. Seusainya Misa seluruh peserta diarahkan menuju lokasi kegiatan yang berpusat di Persekolahan SMP St. Tarsisius Singkawang.


Selang setengah jam halaman SMP St Tarsisius langsung dipenuhi puluhan peserta. Peserta yang tergabung dalam tim terlihat tak sabar untuk  unjuk kebolehan dan kekompakkan mereka dalam menyelesaikan tiap tantanggan yang sudah menanti. Tentu saja panitia yang sejak pagi sudah stand by menyambut hangat kedatangan mereka. 

Tiap tim mengantri giliran berdasarkan nomor urutnya lalu mendapatkan pengarahan umum sebelum menuju pos-pos outbond agar nantinya setiap kelompok dapat melaksanakan kegiatan dengan aman dan lancar. Selain diberikan pengarahan tiap kelompok dibekali kudapan dan air mineral oleh panitia karena medan yang akan ditempuh cukup menantang. Tak kalah penting, tiap tim juga menerima tanggung jawab yang harus dijaga  dengan baik hingga berakhirnya kegiatan, yaitu berupa sebutir telur mentah yang diserahkan langsung oleh Suster Monika, SFIC.  

Satu per satu tiap tim bergerak menuju pos-pos yang disiapkan panitia. Adapun rute perjalanan dimulai dari persekolahan St Tarsisius, SMKN 1 (STM) kemudian menuju RS Alverno, Gunung Sari, RS Alverno, dan kembali lagi menuju Persekolahan St Tarsisius melalui jalur Gang Bambu yang berada tepat di sebelahnya.  Para peserta harus melewati berbagai tantangan seperti melewati jalan setapak, menyusuri hutan, mendaki gunung, berjalan di medan yang cukup curam, dan menembus pemukiman penduduk sekitaran Gunung Sari Singkawang. Tak hanya itu, setiap jalur yang dilewati dengan jarak bervariasi para peserta akan menyelesaikan tantanggan berupa kuis dan permainan di pos-pos outbond. 

Setidaknya  sembilan pos outbond yang harus dilalui para peserta. Pos pertama yaitu pos tebak gerak berdasarkan kalimat yang tertulis, pos kedua yakni pos merayap melewati rintangan, pos ketiga dengan permaian sambung menyambung menjangkau lilin, pos keempat meniup bola, pos kelima yang dinamai pos mengapai cita dengan mendaki medan berbukit. Kemudian, menuju pos keenam berupa permainan membidik sararan mengunakan ketepel, dilanjutkan pos ketujuh yang mana peserta ditantang untuk mengangkat sebuah bola plastik secara bersama menggunakan seutas tali, lalu pos kedelapan dengan tema “Air Sumber Kehidupan” sebuah permainan membawa segelas  air menggunakan selembar kain, dan pos  terakhir yaitu permainan tradisional pangkak gasing. Semua jenis permainan  tersebut tentunya memiliki makna tersendiri terutama untuk menguji kekompakan, kreativitas, pengorbanan, serta ketepatan tiap peserta dan menjadi dasar penilaian bagi panitia dalam menentukan pemenang lomba. Selain melakukan permaian, peserta juga diuji pengetahuan dan pemahamannya melalui soal-soal tes lisan terutama mengenai isi Kitab Suci, pengetahuan umum Gereja Katolik (Tata Perayaan Ekaristi), Sakramen maupun istilah-istilah dalam gereja yang menjadi intisari lomba outbond BKSN.

Pastor Paroki Singkawang Stefanus Gathot OMF.Cap. tampak hadir di antara para  peserta. Seolah tak mau kalah oleh anak-anak muda dan para umat, beliau begitu antusias mengikuti outbond BKSN. Sesekali terdengar keriuhan dan gelak tawa para peserta ketika tiba di pos permainan. Meski tampak ngos-ngosan para peserta tetap bersemangat apalagi saat mereka menyanyikan yel-yel andalan masing-masing sembari menari dan bertepuk  tangan.


Kegiatan outbond diakhiri dengan rekap nilai oleh panitia setelah seluruh peserta berhasil melewati tiap pos permaian. Hasil perhitungan memutuskan tiga pemenang di antaranya Kring Leo Agung sebagai juara I, tim Siswa SMP Pengabdi Singkawang menempati juara II, dan tim dari Kring Santa Maria sebagai juara ke-III. Selamat kepada para pemenag lomba maupun kepada peserta yang belum berhasil semoga semakin giat meneladani dan mewartakan sabda Tuhan lewat Kitab Suci. Salam jumpa di kegiatan outbond BKSN Paroki Singkawang tahun depan! Tuhan memberkati. 
(Yudistira, S.Pd.)

9 Jul 2019

PENERIMAAN SAKRAMEN KRISMA DAN PELANTIKAN PENGURUS DPP ST FRANSISKUS ASSISI SINGKAWANG 2019-2022 OLEH USKUP AGUNG KEUSKUPAN AGUNG PONTIANAK




Singkawang, Minggu, 7 Juli 2019. Sebanyak 181 orang boleh merasa sangat berbahagia karena baru saja menerima tanda penguatan berupa Sakramen Krisma dari Uskup Agung Keuskupan Agung Pontianak, Mgr. Agustinus Agus di Gereja Katolik St Fransiskus Assisi Singkawang. Para penerima Sakramen Krisma kali ini cukup istimewa karena dari para penerima Sakramen Penguatan tersebut terdiri dari berbagai kalangan usia. Jika biasanya Sakramen Krisma ini didominasi oleh usia remaja, namun kali ini hampir 1/3 penerima Sakramen ini adalah kalangan yang sudah berusia lanjut. Dalam khotbahnya, Uskup Agung mengungkap dengan diterimakannya Sakramen Krisma ini, kita disadarkan bahwasanya kita itu lemah. Bertindak sebagai konselebran misa pada kesempatan kali ini adalah Pastor Paroki Singkawang, Pastor Stephanus Gathot Purtomo, OFM.Cap. 

Tak berhenti pada penerimaan Sakramen Krisma, di kesempatan yang sama juga digelar pelantikan pengurus Dewan Pastoral Paroki (DPP) masa bakti 2019 – 2022 berdasarkan surat keputusan Uskup Agung Pontianak No 181.SK/SKR.KAP/VI/2019 yang bersumber dari Kitab Hukum Kanonik 1983, Kanon 536 tentang pembentukan Dewan Pastoral Paroki  dan partisipasi umat beriman Kristiani pelaksana reksa pastoral paroki. Adapun tugas-tugas pengurus DPP adalah segala hal yang berkaitan dengan liturgia, keryma, diakonia, koinonia, martyria serta mewartakan Injil sebagai inti pewartaan gereja. 

Berikut ini adalah susunan nama para pengurus DPP Santo Fransiskus Singkawang, Keuskupan Agung Pontianak, masa bakti 2019 – 2022:

I. PENGURUS HARIAN
1. Ketua Umum : Pastor Stephanus Gathot Purtomo, OFM.Cap. (Pastor Kepala Paroki Singkawang)
2. Sekretaris : Ns. Ignatius Nandang, S. Kep
Wakil Sekretaris : Drs. Titus Pramana, M.Pd.
3. Bendahara : Pastor Stephanus Gathot Purtomo, OFM.Cap.
Wakil Bendahara : Elisabet Buntoro

II. KETUA-KETUA BIDANG
1. KETUA BIDANG PERSEKUTUAN (KOINONIA)
Ketua :  Aben, S.Ag.
Seksi Kepemudaan : Trifonia Afridiana, A.Md, Kep.
Seksi Kerasulan Keluarga: Helaria Helena, A.Ma.
Sekami : Febronia Fatwati
Sekolah Minggu : Elisabeth Suharijani, A.Ma.

2. KETUA BIDANG KATEKESE (KERYGMA)
Ketua : Sumarni, S.Ag.
Seksi Pendidikan : R. Sitinjak, S.Ag.
Seksi Komunikasi Sosial : Natalia Hesty T.H., M.Pd.
Seksi Kerasulan Kitab Suci : Kristiani Murty, S.Ag.
Seksi Katekese : Adiran, S. Ag.

3. KETUA BIDANG PELAYANAN SOSIAL (DIAKONIA)
Ketua : dr. Liem Fong Chung
Seksi Kesehatan : dr. Tatang Supriana
Seksi Pengembangan Ekonomi : Hermanto Halim, S.E.
Seksi Perbendaharaan/aset : Robertus Adun

4. KETUA BIDANG PERIBADATAN (LITURGI)
Ketua : Stefanus Cahyadi, S.Ag.
Seksi Paduan Suara : Dra. Lucia Sutiono, M.M.
Seksi Pemazmur : Yuvita
Seksi Lektor : Dra. Lusiana Lidwina, M.M.

5. KETUA BIDANG MARTIRYA
Ketua : Drs. Benedictus Saidin
Seksi Panggilan : Br. Baptista, MTB
Seksi Hub AntarAgama : Aloysius Kilim, S.Ag.
Seksi Humas : Christian Valentino, S.H.
Seksi Keamanan : Gregorio Bambang

III. KETUA LINGKUNGAN
1. Ketua Lingkungan Santa Maria : Ridwan
2. Ketua Lingkungan Santa Theresia : Albertus
3. Ketua Lingkungan Santa Anna : Welly
4. Ketua Lingkungan Santa Caeilia : Asun AR
5. Ketua Lingkungan Santa Elisabeth : V. Marsiana
6. Ketua Lingkungan Santa Clara : Herkulanus, S.Ag.
7. Ketua Lingkungan Santo Yohanes : Aloysius Wahyu Tri Broto
8. Ketua Lingkungan Santo Paulus : Arry Hariadi, Apt
9. Ketua Lingkungan Santo Thomas : Suhartanto
10. Ketua Lingkungan Santo Clement : Idman
11. Ketua Lingkungan Santo Yoseph : Elisabeth Chen
12. Ketua Lingkungan Santo Fransiskus Assisi : Emilius Hardiyanta
13. Ketua Lingkungan Santo Leo Agung : Tobias, S.Sos.
14. Ketua Lingkungan Putra Daud : Fidelia Ngunadi

IV. KETUA STASI
1. Stasi Roban : Stephanus Aldriatno
2. Stasi St Paulus Sijangkung : Romanus, S.H.
3. Stasi St Michael Pangmilang : Vincentius Aplus
4. Stasi St Kristoporus Sagatani : Bartolomeus Solomon
5. Stasi St Clara Mayanus : Hendrikus Sinsoi Aman
6. Stasi St Maria Bunda Yesus : Rafael R.
7. Stasi St Dionisius Mandor : F. Sius
8. Stasi St Thomas Sebandut : Aphin
9. Stasi Cahaya Kristus Sarangan : Albertus Apuan
10. Stasi St Caecilia Medang : Epiphania Nuniani
Anggota : Lidia
11. Stasi St Gregorius Agung Capkala : Fransiskus
Anggota : Adrianus, Sebastianus
12. Stasi St Pio Parit Baru : Barnabas Salimin
13. Stasi Hati Kudus Yesus Setanduk : Samara
14. Stasi St Yoseph Aris : Apolonius Andus
Anggota : Antonius
15. Stasi Trans SP 1 : Herlina Elisabeth
16. Stasi Trans SP 2 : Angselmus Adi

V. KELOMPOK RELIGIUS
1. Kongregasi Bruder MTB : Br. Baptisa, MTB
2. Kongregasi Suster SFIC : Sr. Ursula, SFIC
3. Ordo Fransiskan Sekuler OFS : Yohanes Kaswin

VI. KELOMPOK KATEGORIAL
1. Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) : Helaria Helena, A.Ma.
2. ISKA : Kuria Rosa Mustica
3. Legio Presidium Ratu Rosario Yang Amat Suci : Yohana Tina
4. Presidium Ratu Para Malaikat : Bibiana, A.Md, Kep
5. New Katekumen : Elisabeth Cen, Yohana Maria
6. Santa Monika : Emilia Karsiah
7. BPPKS : Frumentius, S.H.
8. Bapakat : Arianto Ari
9. Sekami : Gregoria Laura Wivanda
10. Pemuda Katolik : Marsianus Dismas
11. OMK : Sinta

Usai misa perayaan Ekaristi istimewa berisikan penerimaan Sakramen Krisma dan Pelantikan DPP, digelar ramah tamah di halaman Gereja Katolik Paroki Singkawang yang diikuti oleh seluruh umat yang hadir pada misa kedua. 

Selamat bagi para penerima Sakramen Krisma, semakin dikuatkan dalam iman dan keyakinan, dan selamat berkarya bagi para pengurus DPP masa bakti 2019 – 2022. Tuhan beserta kita! (Hes)     



26 Okt 2015

MEMUPUK KEBERSAMAAN MELALUI KEGIATAN BKSN

MEMUPUK KEBERSAMAAN MELALUI KEGIATAN BKSN

Pada tanggal 24-27 September 2015, diadakan kegiatan bulan Kitab Suci Nasional tingkat Kabupaten Bengkayang ke V dan sedekanat Singkawang. Kegiatan ini diikuti oleh tujuh paroki, yaitu paroki Pemangkat, paroki Sambas, paroki Singkawang, paroki Nyarumkop, paroki Samalantan, paroki Bengkayang, dan paroki Sanggau Ledo. Ketujuh paroki tersebut, mengutus pesertanya masing-masing. Para peserta yang tergabung dalam kegiatan ini, bertemu dan berkumpul di Paroki Sanggau Ledo selaku tuan rumah. Mereka dapat dikatakan sebagai alter Kristus yang sudah siap membangun kebersamaan dan mewartakan sabda Allah melalui kegiatan BKSN. 

Tepat pukul 14.00 Wib, rombongan OMK tiba di tempat tujuan. Mereka merasa lega dan tersenyum karena sebelum kegiatan BKSN dibuka, panitia memberikan kesempatan kepada mereka  untuk mengisi perut yang sudah mulai keroncongan. Hal ini terungkap dalam ucapan mulut salah satu peserta OMK, “Asyik kita boleh makan siang sekarang.” Kata-kata ini seolah mengukuhkan betapa makanan begitu penting bagi manusia. Dengan makanan manusia dilegakan dari rasa lapar sehingga mampu memulai kembali aktivitasnya.

Seusai makan siang, panitia kegiatan BKSN mengajak OMK untuk berkumpul di salah satu tenda di depan gedung serba guna Paroki Sanggau Ledo yang sudah disiapkan. Di sana mereka diingatkan supaya membaur bersama peserta yang berbeda dengan parokinya. Hal ini bertujuan supaya dapat membantu mereka saling mengenal satu sama lain dan hasilnya sangat memuaskan. OMK dapat dengan cepat akrab dan mengenal teman-temannya yang berbeda dengan parokinya sehingga terjalin kebersamaan  di tengah-tengah mereka. Mereka tidak lagi membeda-bedakan, tetapi sudah bersatu menjadi alter Kristus yang siap untuk melayani dan menjadi generasi penerus gereja. 

Kebersamaan tersebut semakin hangat ketika mereka mengikuti pawai yang digagas oleh panitia. Walaupun mereka memiliki kepribadian yang berbeda, canda tawa tetap terpancar di wajah mereka yang bersahabat. Suasana ini membuat mereka mampu bersatu sebagai OMK. Kebersatuan itu mereka tampakan melalui nyanyian yel-yel yang telah disiapkan oleh masing-masing paroki sehingga membuat suasana pawai menjadi hidup dan menggembirakan. Sampai di depan gedung serba guna paroki Sanggau Ledo, OMK dipersilakan duduk dan suasanapun menjadi hening. OMK yang tadinya bersorak-sorai menyanyikan yel-yel kini terdiam seribu bahasa karena telah mempersiapkan diri untuk mengikuti misa yang dipimpin oleh Mgr. Agustinus Agus, Pr. Dalam kotbahnya beliau mengatakan, “OMK adalah ujung tombak gereja. Maka sebagai orang muda Katolik yang beriman, OMK mempunyai panggilan terhadap tugas mengereja sesuai dengan statusnya.” Ajakan khotbah Mgr. Agustinus Agus tersebut disambut oleh peserta dengan tepuk tangan yang mengisyaratkan bahwa mereka siap menjadi pelayan untuk gereja dan sesama. Misa tersebut ditutup dengan berkat meriah oleh Mgr. Agustinus. Setelah misa berakhir, suasana menjadi ramai. Bupati Bengkayang yang diwakili oleh wakilnya menyampaikan kata sambutan dan sekaligus membuka secara resmi kegiatan BKSN. Pembukaan tersebut ditandai dengan tujuh pukulan gong oleh wakil bupati. Para tamu undangan dan OMK menyambutnya dengan teriakan dan tepuk tangan yang meriah menandakan bahwa kegiatan BKSN secara sah dibuka.

Tanggal 25-26 september, adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh OMK. Di hari tersebut, mereka disuguhi berbagai perlombaan yang telah disiapkan oleh panitia. Adapun perlombaan-perlombaan yang digelar yaitu, vokal grup, outbond, tebak judul lagu, tebak gambar Santo-Santa, lektor, dan kuis.  Perlombaan ini sempat membuat rasa percaya diri mereka menjadi kendor, dan takut. Hal ini tampak ketika mereka mempersiapkan diri untuk ikut perlombaan, bahkan ada salah satu dari peserta OMK mengatakan “Aku takut, aku grogi ba..mau ikut perlombaan ini.” Ungkapan ketakutan ini menjadi hal yang sangat biasa dialami oleh manusia. Ketakutan tersebut menunjukkan bahwa manusia memiliki kelemahan dalam dirinya. Tetapi kebersamaan yang telah menyatu di hati setiap pribadi OMK dan juga berkat seminar yang mereka ikuti, dapat membantu memulihkan kembali rasa percaya diri mereka. Buktinya mereka dapat menyelesaikan perlombaan dengan baik dan hikmat. Perlombaan tersebut dimenangkan oleh masing-masing paroki. Tetapi paroki Singkawang dinobatkan sebagai jura umum yang mendominasi pemenang lomba.

Minggu pagi, 27 September merupakan hari yang istimewa. Di sana tidak ada lagi perlombaan, tidak ada lagi nyanyian yel-yel yang biasanya dinyanyikan oleh peserta BKSN. Ini menandakan bahwa seluruh rangkaian kegiatan dan perlombaan BKSN sudah selesai. Penutupan seluruh rangkaian kegiatan dan perlombaan BKSN tersebut ditutup dengan perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Pastor Alex Mingkar, Pr. Suasana perayaan Ekaristi berlangsung dengan khidmat. Dalam pesan kotbahnya P. Alex mengajak OMK untuk mengingat apa yang telah mereka terima dari gereja, karena gereja selama ini telah banyak memberi. Jika sudah banyak menerima, apa yang hendak saya berikan untuk gereja zaman sekarang. Ajakan kotbah P. Alex tersebut membuat OMK tertantang untuk memberikan sesuatu yang terbaik bagi gereja. Sebab mereka berpikir bahwa OMK merupakan bunga-bunga gereja yang dapat memberikan keindahan dan kesejukan bagi sesama dan terutama bagi perkembangan gereja. Karena itu, semoga kegiatan BKSN ini dapat menambah semangat kaum muda Katolik untuk semakin setia dan peka terhadap kebutuhan gereja. (HENDRY)