Selamat Datang Di Website Resmi Paroki Singkawang - Terima Kasih Atas Kunjungan Anda
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri foto di dalam gereja. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri foto di dalam gereja. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan

31 Mei 2015

Surat Cinta Dari Pembaca


Surat Cinta Dari Pembaca 

Salam hangat,

Menjumpai pembaca Likes, beberapa waktu lalu redaksi menerima sepucuk ‘surat cinta’  dari yang terkasih Suster Pia, OSCCap. Sila disimak sapaan hangat beliau.
Sebuah tanggapan dan tawaran.

 

Ilustrasi Pengakuan Dosa


                Wah-wah luar biasa banget deh, Simbah jadi bangga, haru, kagum dan penuh syukur ikut baca buletin Likes edisi 001, Desember 2014 tentang berbagai kegiatan sosial dan seminar-seminar, melihat gambar, foto-foto yang ganteng, keren, dan cantik. Hanya entah mengapa, rupanya kacamata Mbah yang sedikit buram maka gambar agak sedikit bruwet. Soal apa yang di benakku/Mbah lihat wajah aslinya, kalian jauh lebih ganteng, keren, dan cantik, ya, iya dong tentu, kan kita adalah gambar-gambar  Allah yang hidup penuh gairah dan semangat untuk melayani.
Tapi hati ini juga menjadi tersentak, tersayat iba dan rasa prihatin ketika baca realita sekian banyak cucu di Singkawang jadi pengguna narkoba dan hal-hal yang negatif dibuatnya. Namun Mbah tidak tenggelam pada rasa doang, tapi kembali membuatku berefleksi. Dan, ah…! Mbah jadi lebih menyadari  bahwa tidak meras lebih baik dan hidup sudah safe, mbah juga seorang  residive lho…! Walaupun bukan dalam kasus pengedar dan pengguna narkoba. Tetapi residive sebagai seorang pendosa yang setiap kali jatuh dalam dosa dari sejak muda sampai tua, kasihan deh Mbah ini.
Memang sungguh benar, “Lebih exis tanpa narkoba tapi juga tanpa dosa,” di sana kita akan menjadi manusia-manusia yang memiliki kebebasan dan kemerdekaan yang sejati sebagai anak Allah. Nah, cucuku! Apa yang membuat Mbah ingin ikut ambil bagian dalam berbagi sebagai salah satu umat di Gereja Katolik Singkawang, bukan membagikan harta yang Mbah tak punya, melainkan membagi pengalaman yang amat berharga bagi kehidupan yang amat berharga bagi hidup yaitu: habitus menerima sakramen tobat sejak masa muda . bahwa menerima sakramen tobat sungguh merupakan rahmat besar yang cuma-cuma diberikan oleh Bapa Surgawi lewat iman. Sulit untuk melukiskan dengan kata-kata, tapi mungkin bisa Mbah coba bahasakan dengan kata-kata yang berdampak: mendamaikan, melegakan, menggembirakan, meringankan, mencegah tindakan yang lebih negatif, menyembuhkan, menjaga, melindungi, menguatkan, mendandani hidup, menjernihkan suasana batin, dan lain-lain yang sangat membantu tumbuh kembang hidup beriman Katolik dan merasa dibimbing untuk berjalan pada roh kehidupan yang benar.
Ya, sungguh benar sakramen tobat adalah berkat dan anugerah besar bagi kita semua tanpa terkecuali sebagai keluarga universal Katolik. Lalu, apakah sakramen yang satu ini telah menjadi habitus bagi hidup kita di sini? Atau masih sebatas kewajiban ‘NaPas’? (Natal Paskah). Kalau sudah, syukurlah,. Kalau belum, Mbah ingin dengan rendah hati memberanikan diri untuk menghimbau/ mempromosikan, “Mari…! Jangan lewatkan, jangan abaikan kesempatan, biasakan diri untuk menerima sakramen tobat ini.” Di sini kita punya gembala-gembala yang baik, ya, sungguh baik. Tapi seandainya menurut kaca mata cucuku lain, lihatlah dengan kaca mata iman bahwa entah apapun dan bagaimanapun imam kita, Allah tetap memakainya secara utuh dan penuh untuk menyalurkan rahmat dan berkat-Nya juga memiliki gereja yang megah lengkap dengan kamar pengakuan. Kiranya kita perlu memanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Jika kita bersama menghayai habitus sakramen tobat ini, dunia kita akan sungguh berubah. Mari kita berbaris melangkah maju ambil bagian untuk mempercantik diri berdandanan keselamatan. Pelan tapi pasti kita akan membentuk diri menjadi pribadi bermental dan berjiwa Kristiani yang handal dan militan. Juga akan jadi luar biasa sumbangan mental spiritual untuk diri sendiri, keluarga, lingkungan masyarakat dan bangsa. Inilah suatu hal kegiatan hidup menggereja secara internal, yang tidak kalah penting dari kegiatan-kegiatan apapun lainnya.
Semoga hal tersebut di atas mendapat respon positif, walaupun dalam setiap kali Ekaristi kita sudah mengaku bersama dan mendapat pengampunan, tetapi kita masing-masing ini sangat spesifik  dan sapaan kasih Tuhan juga sangat personal dalam sakramen tobat.
Semoga ya, semoga kita menjadi semakin seimbang dalam merias diri batiniah dan lahiriah.

(Penulis Sr. Pia, OSCCap yang senantiasa haus akan keselamatan jiwaku sendiri dan jiwa semua cucuku) 
        

12 Sep 2016

Misdinar Singkawang Goes To Pontianak!

Misdinar Singkawang Goes To Pontianak!


(Minggu, 1 Mei 2016) Rombongan yang terdiri dari 65 peserta dan diikuti oleh beberapa pendamping dan orang tua berangkat ke Pontianak pada pukul 04.00 pagi dengan menggunakan bus. Sebelum pukul 04.00 peserta sudah berkumpul di gereja lengkap dengan peralatan yang mereka bawa seperti Rosario  dan peralatan pribadi lainnya. Saat itu sedang mati lampu dan hujan turun dengan lebatnya. Namun tidak menyurutkan semangat mereka untuk pergi ke Pontianak demi memperingati Perayaan Ulang Tahun Misdinar Paroki Singkawang.

Acara ulang tahun ini merupakan acara tahunan dari Misdinar Paroki Singkawang dimana perayaannya sering dilaksanakan di pantai maupun di gereja dengan agenda rekreasi dan pemilihan kepengurusan yang baru. Namun tahun ini, perayaannya berbeda. Demi mencari suasana yang baru, Pengurus Misdinar 2015/2016 ingin merayakannya dengan berkunjung ke Katedral Pontianak, membuka Bulan Maria dengan berdoa Rosario bersama dan berkunjung ke Rumah Radakng. Tentunya tidak melewatkan tradisi wajib yaitu pemilihan pengurus baru 2016/2017.

Puji Tuhan, perjalanan sangat diberkati walaupun sempat diguyur hujan. Rombongan sampai di Katedral St Yosef Pontianak pada pukul 08.10 Wib dan mengikuti Perayaan Misa Kudus. Para anggota dan pendamping sangat antusias saat perayaan misa. Mereka terpukau dengan arsitektur Katedral dan ornamen-ornamen yang mewah. Hal yang sangat ditunggu-tunggu yaitu melihat para Misdinar yang bertugas saat itu. Setelah misa, para peserta tak ingin melewatkan momen untuk berfoto bersama di sekitaran altar maupun di sisi lain Katedral Pontianak. Kami tidak sempat untuk bertemu dengan Misdinar Katedral karena mereka mungkin sedang ada pertemuan rutin dan tentu kami tidak ingin mengganggu.

Setelah itu rombongan menuju ke Plaza Maria yang terletak di samping Katedral. Rombongan berdoa Rosario bersama yang dipimpin oleh Nicolas selaku Ketua Misdinar periode 2015/2016. Setelah berdoa Rosario, rombongan menuju ke took devosionalia Katedral dan membeli beberapa barang di sana.

Setelah mengunjungi Katedral dan membuka Bulan Maria bersama, rombongan langsung menuju ke Rumah Radakng. Di sinilah acara inti dilaksanakan. Sebelum memulai acara inti, para rombongan diijinkan untuk bersantai, berkeliling dan berfoto di sekitaran Rumah Radakng tersebut. Setelah itu acara dimulai dengan pemilihan King and Queen Misdinar yang dipilih oleh para peserta. Kemudian acara dilanjutkan dengan pemilihan Pengurus Baru periode 2016/2017. Semua anggota Misdinar Singkawang, baik yang ikut ke Pontianak maupun yang tidak tetap harus memberikan suaranya. Hasil pemilihannya yaitu :

· Skolastika Winda Sinaga (60 Suara) (Ketua)
· Bonifacius Ivan Wiranata (14 Suara) (Wakil Ketua)
· Cinda Leo Morgan (11 Suara) (Sekretaris)

Setelah menerima hasil jumlah suara, para pengurus baru mengucapkan terima kasih atas dukungan dan kepercayaan yang telah diberikan kepada mereka. Setelah itu, ketua yang lama, Nicolas Gratia Gagasi tak lupa mengucapkan maaf dan terima kasih atas dukungan dan kerjasama dari semua anggota misdinar yang membantunya dan para penguruslainnya demi mewujudkan visi dan misi yang pernah disampaikan hingga semua tercapai. Jumlah pemilihan suara untuk ketua periode 2016/2017 meningkat pesat bila dibandingkan dengan pemilihan suara untuk ketua periode 2015/2016, hal ini menandakan bahwa terjadi peningkatan jumlah anggota di dalam Misdinar Paroki Singkawang.



Setelah pemilihan pengurus baru, acara dilanjutkan dengan bernyanyi dan bermain bersama. Begitu asyiknya, tak terasa waktu berjalan cepat. Acara dilanjutkan dengan tiup lilin ulang tahun misdinar dan pemberian penghargaan nominasi-nominasi kepada anggota yang terpilih.

· Nominasi Misdinar Paling Rajin diterima oleh Mechtildis, Bonifacius dan Georgia
· Nominasi King and Queen Misdinar diterima oleh Nicolas dan Skolastika
· Nominasi Misdinar Pemberi contoh diterima oleh Albert, Christoforus dan Georgia.

Untuk nominasi Misdinar paling rajin, pemilihannya berdasarkan pengamatan oleh para pengurus.
Tak terasa waktu menunjukan pukul 17.00 sore. Sebelum berangkat pulang, rombongan masih sempat untuk mengambil foto bersama di depan Rumah Radakng. Terima kasih atas kerja keras para pengurus misdinar periode 2015/2016 dan sukses bagi para pengurus baru periode 2016/2017. Semoga dengan pengurus yang baru, Misdinar St Tarsisius Paroki Singkawang semakin giat dalam melayani gereja dan Tuhan, terus maju dan selalu memberi contoh yang baik bagi umat. Serve Him With Joyful Heart! Bergembira, layani Tuhan! (Nicolas Gratia Gagasi)


27 Jul 2015

Mencintai Alam Lewat Pendakian Gunung Poteng

Mencintai Alam Lewat Pendakian Gunung Poteng

 

 

Tahun 1979 memiliki catatan sejarah tersendiri  untuk lingkungan hidup karena pada tahun itu Paus Yohanes Paulus II mengangkat St. Fransiskus Assisi sebagai pelindung ekologi. Pengangkatan ini dilatarbelakangi oleh kecintaan Sang Santo kepada alam ciptaan. Bahkan melalui alam ciptaan, Fransiskus bisa berjumpa dengan Tuhan sendiri. Sebagai warga paroki yang berlindung di bawah naungan St. Fransiskus Assisi, Orang Muda Katolik Singkawang mau mewujudkan semangat Santo Fransiskus akan kecintaannya terhadap alam. Semangat itu diejawantahkan dengan acara naik Gunung Poteng pada tanggal 8 Juli 2015.

Pendakian ke Gunung Poteng diawali dengan misa pagi bersama yang dipimpin oleh P. Gathot di Biara Nopisiat Kapusin Gunung Poteng. Dalam kotbah singkatnya P. Gathot menyampaikan perhatian Gereja terhadap alam ciptaan yang semakin hari semakin memprihatinkan. Ini dibuktikan dengan terbitnya ensiklik terbaru dari Paus Fransiskus yang berbicara tentang ekologi. Paus sendiri bahkan mengangkat syair yang didoakan oleh St Fransiskus, Laudato si’: Terpujilah Engkau Tuhan dan menjadikannya sebagai judul dari ensiklik itu. Berlatar belakang ensiklik tersebut Pastor yang gemar jogging ini lebih lanjut  mengatakan, “Teman-teman kita bukan hanya sekedar mendaki gunung. Tetapi kita mengemban  misi lain yang jauh lebih bermakna. Pendakian ini hendaknya menghantar kita pada sikap memuji karya Tuhan lewat ciptaan-Nya yang begitu indah. Dan saya berharap kita semakin mencintai lingkungan sekitar kita. Dengan demikian ada misi rohani dalam kegiatan yang akan kita lalui ini.”


Selesai sarapan, acara pendakian pun digelar dengan mengambil start di Nopisiat Kapusin Gunung Poteng. Sebanyak 30 OMK, gabungan dari OMK Paroki Singkawang dan OMK Gunung Poteng larut dalam kegembiraan bersama. Disertai canda ria dan selingan nyanyian semua berangkat dengan penuh semangat. Sengatan matahari yang begitu panas tak menyurutkan langkah dengan satu harapan bisa mencapai puncak Gunung Poteng. Suasana berbeda pun langsung terasa ketika memasuki kawasan hutan. Aroma hutan nan asri langsung menyergap para pendaki. Ditambah lagi dengan suara kicauan burung dan semilirnya angin gunung semakin menambah indahnya suasana. Namun tak bisa dimungkiri bahwa rasa letih mulai menghinggapi. Tergambar jelas dalam wajah-wajah para pendaki. Tetapi semangat tak luntur sama sekali. 

Tiga  jam berlalu tanpa terasa. Sampai akhirnya rombongan pun mencapai puncak Gunung Poteng. Rasa letih dan capai terbayar sudah, dengan melihat panorama pemandangan nan indah dari puncak yang tersaji di depan mata.  Hamparan pepohonan hijau membungkus Gunung Poteng membuat mata yang memandang tak henti-hentinya berdecak kagum. Seraya mengagumi karya Tuhan beberapa OMK menyampaikan syukur dan pujian kepada Tuhan yang keluar dari mulut  secara spontan. “Rugi banget kalau kita gak ikutan kegiatan ini. Baru kali ini saya melihat ciptaan Tuhan yang sangat indah”, komentar salah seorang peserta. Momen yang sangat langka ini pun langsung diabadikan dalam bentuk foto, baik foto bersama maupun sendiri-sendiri. Setelah beberapa waktu berada di puncak, para peserta pun segera turun dengan perasaan sangat puas. Sebagai wujud konkrit kecintaan OMK terhadap alam ciptaan, segala bungkus makanan dan minuman tidak dibuang begitu saja, tetapi harus dibawa pulang kembali agar tidak mengotori puncak Gunung Poteng. Tentu gelaran naik Gunung Poteng akan menjadi kenangan indah yang tak terlupakan. Harapan yang disematkan tentunya bahwa OMK semakin mencintai alam ciptaan Tuhan. (Steph)