Selamat Datang Di Website Resmi Paroki Singkawang - Terima Kasih Atas Kunjungan Anda
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri dalam gereja. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri dalam gereja. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan

26 Okt 2015

MEMUPUK KEBERSAMAAN MELALUI KEGIATAN BKSN

MEMUPUK KEBERSAMAAN MELALUI KEGIATAN BKSN

Pada tanggal 24-27 September 2015, diadakan kegiatan bulan Kitab Suci Nasional tingkat Kabupaten Bengkayang ke V dan sedekanat Singkawang. Kegiatan ini diikuti oleh tujuh paroki, yaitu paroki Pemangkat, paroki Sambas, paroki Singkawang, paroki Nyarumkop, paroki Samalantan, paroki Bengkayang, dan paroki Sanggau Ledo. Ketujuh paroki tersebut, mengutus pesertanya masing-masing. Para peserta yang tergabung dalam kegiatan ini, bertemu dan berkumpul di Paroki Sanggau Ledo selaku tuan rumah. Mereka dapat dikatakan sebagai alter Kristus yang sudah siap membangun kebersamaan dan mewartakan sabda Allah melalui kegiatan BKSN. 

Tepat pukul 14.00 Wib, rombongan OMK tiba di tempat tujuan. Mereka merasa lega dan tersenyum karena sebelum kegiatan BKSN dibuka, panitia memberikan kesempatan kepada mereka  untuk mengisi perut yang sudah mulai keroncongan. Hal ini terungkap dalam ucapan mulut salah satu peserta OMK, “Asyik kita boleh makan siang sekarang.” Kata-kata ini seolah mengukuhkan betapa makanan begitu penting bagi manusia. Dengan makanan manusia dilegakan dari rasa lapar sehingga mampu memulai kembali aktivitasnya.

Seusai makan siang, panitia kegiatan BKSN mengajak OMK untuk berkumpul di salah satu tenda di depan gedung serba guna Paroki Sanggau Ledo yang sudah disiapkan. Di sana mereka diingatkan supaya membaur bersama peserta yang berbeda dengan parokinya. Hal ini bertujuan supaya dapat membantu mereka saling mengenal satu sama lain dan hasilnya sangat memuaskan. OMK dapat dengan cepat akrab dan mengenal teman-temannya yang berbeda dengan parokinya sehingga terjalin kebersamaan  di tengah-tengah mereka. Mereka tidak lagi membeda-bedakan, tetapi sudah bersatu menjadi alter Kristus yang siap untuk melayani dan menjadi generasi penerus gereja. 

Kebersamaan tersebut semakin hangat ketika mereka mengikuti pawai yang digagas oleh panitia. Walaupun mereka memiliki kepribadian yang berbeda, canda tawa tetap terpancar di wajah mereka yang bersahabat. Suasana ini membuat mereka mampu bersatu sebagai OMK. Kebersatuan itu mereka tampakan melalui nyanyian yel-yel yang telah disiapkan oleh masing-masing paroki sehingga membuat suasana pawai menjadi hidup dan menggembirakan. Sampai di depan gedung serba guna paroki Sanggau Ledo, OMK dipersilakan duduk dan suasanapun menjadi hening. OMK yang tadinya bersorak-sorai menyanyikan yel-yel kini terdiam seribu bahasa karena telah mempersiapkan diri untuk mengikuti misa yang dipimpin oleh Mgr. Agustinus Agus, Pr. Dalam kotbahnya beliau mengatakan, “OMK adalah ujung tombak gereja. Maka sebagai orang muda Katolik yang beriman, OMK mempunyai panggilan terhadap tugas mengereja sesuai dengan statusnya.” Ajakan khotbah Mgr. Agustinus Agus tersebut disambut oleh peserta dengan tepuk tangan yang mengisyaratkan bahwa mereka siap menjadi pelayan untuk gereja dan sesama. Misa tersebut ditutup dengan berkat meriah oleh Mgr. Agustinus. Setelah misa berakhir, suasana menjadi ramai. Bupati Bengkayang yang diwakili oleh wakilnya menyampaikan kata sambutan dan sekaligus membuka secara resmi kegiatan BKSN. Pembukaan tersebut ditandai dengan tujuh pukulan gong oleh wakil bupati. Para tamu undangan dan OMK menyambutnya dengan teriakan dan tepuk tangan yang meriah menandakan bahwa kegiatan BKSN secara sah dibuka.

Tanggal 25-26 september, adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh OMK. Di hari tersebut, mereka disuguhi berbagai perlombaan yang telah disiapkan oleh panitia. Adapun perlombaan-perlombaan yang digelar yaitu, vokal grup, outbond, tebak judul lagu, tebak gambar Santo-Santa, lektor, dan kuis.  Perlombaan ini sempat membuat rasa percaya diri mereka menjadi kendor, dan takut. Hal ini tampak ketika mereka mempersiapkan diri untuk ikut perlombaan, bahkan ada salah satu dari peserta OMK mengatakan “Aku takut, aku grogi ba..mau ikut perlombaan ini.” Ungkapan ketakutan ini menjadi hal yang sangat biasa dialami oleh manusia. Ketakutan tersebut menunjukkan bahwa manusia memiliki kelemahan dalam dirinya. Tetapi kebersamaan yang telah menyatu di hati setiap pribadi OMK dan juga berkat seminar yang mereka ikuti, dapat membantu memulihkan kembali rasa percaya diri mereka. Buktinya mereka dapat menyelesaikan perlombaan dengan baik dan hikmat. Perlombaan tersebut dimenangkan oleh masing-masing paroki. Tetapi paroki Singkawang dinobatkan sebagai jura umum yang mendominasi pemenang lomba.

Minggu pagi, 27 September merupakan hari yang istimewa. Di sana tidak ada lagi perlombaan, tidak ada lagi nyanyian yel-yel yang biasanya dinyanyikan oleh peserta BKSN. Ini menandakan bahwa seluruh rangkaian kegiatan dan perlombaan BKSN sudah selesai. Penutupan seluruh rangkaian kegiatan dan perlombaan BKSN tersebut ditutup dengan perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Pastor Alex Mingkar, Pr. Suasana perayaan Ekaristi berlangsung dengan khidmat. Dalam pesan kotbahnya P. Alex mengajak OMK untuk mengingat apa yang telah mereka terima dari gereja, karena gereja selama ini telah banyak memberi. Jika sudah banyak menerima, apa yang hendak saya berikan untuk gereja zaman sekarang. Ajakan kotbah P. Alex tersebut membuat OMK tertantang untuk memberikan sesuatu yang terbaik bagi gereja. Sebab mereka berpikir bahwa OMK merupakan bunga-bunga gereja yang dapat memberikan keindahan dan kesejukan bagi sesama dan terutama bagi perkembangan gereja. Karena itu, semoga kegiatan BKSN ini dapat menambah semangat kaum muda Katolik untuk semakin setia dan peka terhadap kebutuhan gereja. (HENDRY)
              

       




19 Agu 2018

KURSUS MEMBANGUN RUMAH TANGGA DALAM LINGKUP GEREJA

KURSUS MEMBANGUN RUMAH TANGGA DALAM LINGKUP GEREJA





Pernikahan Katolik, monogami dan tak terceraikan. Berlatar belakang itulah Kursus Persiapan Pernikahan (KPP) yang kini berubah nama menjadi Kursus Membangun Rumah Tangga (MRT) digelar oleh gereja Katolik, tidak terkecuali Gereja Katolik Santo Fransiskus Assisi Singkawang.

Bertempat di Gedung Dewan Pastoral Paroki, kegiatan yang sudah memasuki angkatan ke XIII ini digelar pada Sabtu-Minggu, 18-19 Agustus 2018, dan kali ini diikuti oleh 9 pasang calon mempelai yang hendak membangun bahtera rumah tangga.

Dijumpai di kesempatan yang sama pada saat kegiatan berlangsung, Helaria Helena, A.Ma., selaku koordinator menyampaikan bahwasanya aktivitas yang kini rutin digelar beberapa kali dalam setahun ini merupakan salah satu program gereja di seluruh Indonesia. "Kegiatan ini berisi berbagai hal, yang pertama membahas tentang hukum kanonik, pernikahan dalam Katolik, ekonomi keluarga, kesehatan alat reproduksi, dan psikologi keluarga yang dalam hal ini membahas keseluruhan rangkuman dan diasuh oleh saya sendiri. Seluruh hal yang tim kami sampaikan bersumber dari buku Amoris Laetitia. Kegiatan ini juga dilaksanakan selama kurang lebih 2 jam dalam setiap pertemuan dan kita mengambil kebijakan menggelar kegiatan setiap Sabtu dan Minggu. Hal ini mengingat hari lain adalah hari kerja, " ujar wanita cantik yang juga merupakan pegawai Departemen Agama.

Di samping itu beliau juga menegaskan bahwa kursus MRT ini tidak hanya melingkupi pasangan yang akan segera melaksanakan pernikahan, namun boleh juga diikuti oleh pasangan dewasa yang berada dalam taraf penjajakan. "Jika sudah mengikuti kursus ini akan mendapat sertifikat, karena tanpa sertifikat maka tidak akan bisa mendaftar pernikahan kanoniknya nanti," lanjut wanita yang juga aktif dalam wadah WKRI cabang Singkawang ini.


Dicecar mengenai harapan digelarnya kegiatan bimbingan ini beliau mengungkap, "Kita mengadakan bimbingan ini untuk memperkecil kemungkinan perceraian antarpasangan dalam keluarga dan tentunya memberikan berbagai arahan bagaimana menjaga keharmonisan rumah tangga, karena belakangan ini banyak pasangan muda yang baru menikah sudah bercerai, jadi kita berusaha untuk bisa mengatasi dan menghindari hal-hal semacam itu," pungkasnya. (Hes)



7 Jul 2015

OSCCap Of Historis

OSCCap Of Historis


Para Rubiah Klaris-Kapusines Ordo Santae Clarae Cappuccinarum sering disebut Ordo Santa Klara Kapusines (OSCCap) merupakan  Ordo yang didirikan oleh Santa Klara yang berpusat di Kota Assisi. Di tanah Borneo mereka tinggal di Jl. Diponegoro  Singkawang, Sarikan Toho dan Bajabang Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.

Wejangan Santa Klara  sangat mengguggah hati para pengikutnya: “Saudariku…, Berlarilah dengan gesit dan… kaki-kaki tidak terantuk menuju Dia”, merupakan obor penyuluh Ilahi bagi anggotanya untuk berjuang merebut mahkota kesucian Ilahi dalam istana keheningan dan kebeningan jiwa bersama-Nya setiap saat.

Jika ditanya untuk apa mereka jauh-jauh dari Belanda menebar Inijil di tanah Borneo? Pastinya mereka bukan untuk menjadi kaya bukan untuk menjadi terkenal melainkan untuk mempersembahkan hidup sebagai pujian dan doa bagi gereja dan seluruh dunia. Seluruh hidup mereka setiap hari bersama Tuhan dengan doa, ibadat harian, devosi, meditasi, kontemplasi ekaristi serta kegiatan rohani lainnya yang sangat membantu umat Allah yang sedang berziarah di muka bumi ini. Jadi mereka berdoa bukan hanya untuk dirinya tetapi juga bagi seluruh umat Allah di dunia. Dan untuk membiaya hidupnya merupakan hasil dari karya tangannya sendiri.

Kita sedikit membidik sang pendiri ordo, dan pastinya akan terpesona dengan bidata profilnya. Klara itulah namanya. Seorang gadis cantik, putri bangsawan Favarone di Offreducio yang hidup sejak (1193-1253). Ia menyebut dirinya: ‘Tanaman kecil St. Fransiskus, si Miskin dari Assisi.’ Ia mengikuti Jejak Yesus Kristus yang miskin dan tersalib. Miskin seperti Kristus itulah cita-cita yang dihayati oleh Klara dalam keheningan dan doa di Biara San Damiano Kota  Assisi.

Lalu jika ditanya apa hubungannya dengan Kapusin? Dalam perjalanan selanjutnya, tiga abad kemudian seorang janda kaya dari Napoli yang bernama Maria Lurentia Longo memperbaharui kembali cita-cita Klara dalam semangat pembaharuan para Kapusin. Maka kelompoknya disebut Kapusines. Saat ini mereka taat dibawah pimpinan Provinsial  Pastor Kapusin Keuskupan Pontianak khususnya yang berkarya di Kalimantan Barat. 

Kapan mereka masuk ke Singkawang? Lima abad kemudian, tepatnya tanggal 22 Oktober 1937, sembilan suster muda yang penuh semangat datang dari Belanda untuk meneruskan cita-cita Klara di tanah Borneo atau sekarang dikenal sebagai Kalimantan. Kini sudah lebih dari 70 tahun, cita-cita Santa Klara telah diikuti oleh gadis-gadis yang datang dari berbagai daerah di Indonesia. Lalu apa yang khas dalam cara hidup mereka? Jawabannya adalah:  “Keheningan dan ketersembunyian dijunjung tinggi. Sarana ampuh untuk mencapai persatuan dengan Tuhan dalam doa”. Mereka menghayati dan melakukan cara, hidup seperti  Bunda Maria, Hidup Yesus cermin menjadi cerminan cara hidupnya, Merayakan Ekaristi dan menyambut Tuhan dalam hati. Selain itu ‘berdoa’ yaitu: dalam semangat doa dan kasih Tuhan Yesus Kristus,  bekerja dalam kesetiakawanan dengan yang miskin dan menderita. Semuanya mereka persembahkan kepada Tuhan. Dan akhirnya menghayati dan mewujudnyatakan ‘Persaudaraan yang riang’ dalam hidup bersama tiap hari. Mungkin kamu seorang pemudi satu-satunya mengetuk hati dan  ingin bergabung dengan mereka? Datanglah, mereka sudah menunggu kalian tapi jangan lupa persyaratannya:

·    Beragama Katolik sekurang-kurangnya tiga tahun telah dibaptis)
·    Sehat jasmani dan rohani
·    Pendidikan sekurang-kurangnya SMP
·    Umur minimal 21 tahun
·    Motivasi jelas
·    Persetujuan orang tua
·    Keterangan dari Pastor Paroki

Biara mereka  satu atap dengan Gereja Paroki St. Fransiskus Assisi Singkawang. Sebagai simbol dan tanda nyata, dari kesatuan  yang tak dapat dipisahkan dengan Bunda Gereja yang kudus. Di dalam rumah ini para suster Klaris Kapusines, mempersembahkan hidupnya untuk menjadi puji-pujian bagi kemuliaan Tuhan. Dari rumah/biara inilah mereka menggemakan kidung pujian, doa dan jeritan hati banyak orang yang sedang berjuang di dunia ini, karena mereka adalah suara, suara seluruh gereja dan umat manusia.

Bila ingin  bergabung, memohon doa dan ingin menjadi suster Klaris, datanglah ke rumah mereka dengan alamat: BIARA PROVINDENTIA Jl. Diponegoro No.1, Singkawang 79123 Kalimantan Barat Tel.0562-632753
E-mail: providential@telkom.net <mailto:providential@telkom.net>. (bruf)

27 Okt 2015

SEPTEMBER CERIA, ‘KELUARGA MELAYANI SETURUT SABDA’

SEPTEMBER CERIA, ‘KELUARGA MELAYANI SETURUT SABDA’

September Ceria. Sengaja mengutip salah satu judul lagu yang sempat populer di era 80-an, di bulan September ini Gereja Katolik se-Indonesia ternyata benar-benar dihampiri  keceriaan yang bersumber dari perayaan Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN) 2015. 

Mengangkat tema Keluarga Melayani Seturut Sabda, yang masih merupakan kelanjutan tema BKSN 2014, Keluarga Beribadah dalam Sabda, umat Katolik diajak untuk lebih akrab dengan Kitab Suci melalui berbagai perlombaan yang dirancang  dan digelar oleh panitia dalam kesempatan yang akhirnya digagas sebagai kegiatan tahunan. 

Di Paroki Singkawang sendiri  kegiatan BKSN 2015 resmi dibuka oleh Pastor Stephanus Gathot, OFMCap selaku pastor paroki.  Pada Minggu (6/9/2015) di misa ke dua, pastor yang saat itu menggenakan jubah hijau didampingi oleh putra putri altar dan enam orang dewasa yang masing-masing menggenakan pakaian adat mewakili suku Jawa, Tionghoa, Manggarai, Dayak, dan Batak serta membawa Kitab Suci melakukan perarakan dari halaman gereja menuju altar. Di kesempatan yang sama, Suster Monika dari Kongregasi SFIC telah lebih dulu berada di mimbar untuk membacakan sejarah dan tujuan digelarnya BKSN. Setibanya di depan altar, satu persatu orang dewasa yang mewakili berbagai suku di Indonesia ini membacakan kutipan Injil Yohanes dengan bahasa daerah masing-masing. Bukan tanpa maksud kutipan Injil Yohanes dibacakan dengan menggunakan bahasa daerah masing-masing, melalui cara yang terkesan unik ini, pastor menegaskan bahwa KItab Suci merupakan kitab paling populer karena diterjemahkan dalam berbagai bahasa, namun pada kenyataannya Kitab Suci yang telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa guna memudahkan pemahaman pembacanya seringkali hanya dijadikan sebagai pajangan, padahal sedianya ayat-ayat dalam Kitab Suci merupakan pedoman penuntun hidup dalam iman. 

Dalam homilinya, pastor menggaribawahi alasan dipilihnya tema yang masih mengetengahkan keluarga sebagai objek utamanya. Berangkat dari keprihatinan Sri Paus terhadap iman umat Gereja Katolik, maka tak dapat dimungkiri keluarga adalah lahan paling penting untuk ‘digarap’. Melalui pendekatan terhadap keluarga yang merupakan ‘gereja mini’, maka diharapkan mampu menghadirkan Allah dalam keluarga hingga militansi iman anak-anak dapat lebih dikokohkan. Di samping itu dua poin penting  lain yang juga menjadi sorotan dalam homili pastor berwajah teduh ini adalah ajakan untuk lebih  peka terhadap ‘suara Allah’ yang dapat ditemukan dalam Kitab Suci, juga himbauan mengenai wujud pelayanan yang tak hanya sekadar berhenti pada ucapan namun lebih pada tindakan nyata dalam melayani sesama. 

Semoga dengan digelarnya BKSN 2015 menjadi salah satu titik tolak tumbuhnya benih-benih iman yang meski awalnya hanya sebesar biji sesawi namun sanggup menghasilkan buah melimpah bagi kerajaan surgawi. (Hes)      


   

19 Mar 2016

MITOS VALENTINE’S DAY PENGORBANAN CINTA SUCI VALENTINE

MITOS VALENTINE’S DAYPENGORBANAN CINTA SUCI VALENTINE


Google Images.Jpg


Valentine’s Day konon berasal dari kisah hidup seorang Santo (orang suci dalam Katolik) yang bernama Valentine. Valentine adalah seorang Pastor yang hidup pada abad ketiga di Roma. Pada waktu itu, Roma dipimpin oleh Kaisar Cladius II. Kaisar tersebut terkenal sangat kejam dan  Ia berambisi agar kerajaan Romawi terus berjaya. Kaisar Cladius II membutuhkan bala tentara yang kuat, kokoh dan terampil tak terkalahkan. Menurut mitos, Kaisar mewajibkan para pemuda yang masih suci (belum pernah menikah) untuk masuk ke dalam pasukan bala tentara tersebut. Maka, Sang Kaisar melarang kepada semua pemuda di Roma untuk tidak menjalin hubungan dan menikah dengan wanita.

Keputusan Sang Kaisar di mana setiap titahnya merupakan hukum yang sama sekali tidak boleh ditawar-tawar sehingga menggegerkan rakyatnya. Banyak yang sesungguhnya menolak hal ini, namun mereka tidak berani untuk menentangnya secara terang-terangan. Karena setiap yang melanggar titah Sang Kaisar taruhannya teramat mahal: nyawanya sendiri.

Namun di luar kelaziman pada zaman itu, Santo Valentine diam-diam menentang keputusan Kaisar Claudius dan menyebutnya sebagai hal yang tidak manusiawi. Secara diam-diam, tokoh gereja ini tetap menikahkan pasangan muda yang saling mencintai. Aksi ini diketahui Kaisar yang segera memberikannya peringatan, namun Ia bergeming dan tetap memberkati pernikahan dalam sebuah kapel kecil yang diterangi cahaya lilin, tanpa bunga dan tanpa kidung pernikahan.

Hingga suatu malam, Ia tertangkap basah memberkati pernikahan sepasang insan. Pasangan itu berhasil melarikan diri, namun malang ia tertangkap. Ia dijebloskan ke dalam penjara dan divonis hukuman penggal. Bukannya dihina, ia malah dikunjungi banyak orang yang mendukung pengorbanannya menyatukan cinta kedua insan di dalam janji suci pernikahan kudus di hadapan Tuhan.

Mereka yang mendukung aksinya banyak mengirim bunga dan pesan berisi dukungan di jendela penjara. Salah seorang yang percaya pada kekuatan cinta itu adalah seorang putri penjaga penjara. Sang ayah mengizinkannya untuk mengunjungi Santo Valentine di dalam penjara. Tak jarang mereka berbicara selama berjam-jam. Gadis itu menumbuhkan semangat dan kekuatan bagi Santo Valentine bahwa apa yang dilakukannya adalah hal yang benar, suatu tindakan yang membela kebenaran dan keadilan. 

Pada hari saat ia dipenggal “14 Februari” Ia menyempatkan diri menuliskan sebuah pesan teruntuk sahabatnya putri penjaga penjara atas perhatian, dukungan dan bantuannya selama di penjara. Di akhir pesan itu Ia menuliskan “Dengan Cinta, dari Valentine-mu” 

Cerita ini menjadi salah satu mitos yang paling dikenang, hingga pada 14 Februari 496 M Paus Gelasius meresmikan hari itu sebagai hari untuk memperingati Santo Valentine (The World Book Encyclopedia 1998). Walau demikian, Paus Gelasius sendiri mengakui bahwa sebenarnya tidak ada yang diketahui secara pasti mengenai martir-martir ini. Namun Gelasius tetap menyatakan tanggal 14 Februari tiap tahun sebagai hari raya peringatan Santo Valentine (Valentinus). 

Hari Valentine yang oleh Paus Gelasius dimasukkan dalam kalender perayaan gereja, pada tahun 1969 dihapus dari kalender gereja dan dinyatakan sama sekali tidak memiliki asal-muasal yang jelas. Sebab itu Gereja melarang Valentine’s Day dirayakan oleh umatnya. Walau demikian, larangan ini tidak ampuh dan Valentine’s Day masih saja diperingati oleh banyak orang di dunia hingga sekarang.

Hari Valentine ini diharapkan kepada kita umat Katolik untuk meneladani karya iman Santo Valentine akan cinta agape (cinta yang tulus, benar-benar suci, tidak berpamrih dan sarat akan pengorbanan). Cinta agape merupakan cinta yang secara total kepada sesama yang kerap identik dengan cinta Tuhan kepada ciptaan-Nya. Kutipan ayat emas yang akan menuntun dan menjiwai hidup kita dalam mencintai layaknya cinta kasih Tuhan tanpa batas yang murah hati dalam mengasihi manusia  :

1 Kor 13 : 1 -7 : Kasih itu sabar, kasih itu murah hati, ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah   dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. 
Marilah kita menumbuhkan bunga cinta kasih Tuhan di dalam hati serta memberikannya kepada sesama. 

Selamat merayakan Hari Kasih Sayang (Valentine’s Day). Banyak cinta kasih dalam hidup kita semua. (SHe)

(Disadur kembali dari sumber : wikipedia dan 1001 kisah teladan.com)

Google Images.Jpg


20 Des 2016

PERAYAAN EKARISTI HARI RAYA NATAL (MISA MALAM)

PERAYAAN EKARISTI HARI RAYA NATAL
(MISA MALAM)


24 / 25 Desember 2016 

     

 

PERAYAAN EKARISTI 

     
 RITUS PEMBUKA
         
(Kor, Imam, beserta pelayan liturgi lainnya memasuki gedung gereja, melalui pintu utama dengan urutan sebagai berikut: 1 Misdinar pembawa wiruk (dibawa terus diayunkan selama perarakan masuk, dalam keadaan asap mengepul), misdinar pembawa salib diapit dua misdinar pembawa lilin yang menyala, disusul di belakangnya: misdinar lainnya, kemudian diakon / lektor pembawa Evangeliarium, petugas lektor, doa umat, dan imam).

MAKLUMAT KELAHIRAN YESUS -umat berdiri-

S. Maklumat tentang kelahiran Yesus Kristus Penyelamat dunia. Beribu-ribu abad sesudah bumi dan segala isinya diciptakan; delapan belas abad sesudah Abraham menanggapi panggilan Allah; dua belas setengah abad sesudah Musa diutus Allah untuk mengantarkan umat Israel ke tanah yang dijanjikan; sepuluh abad sesudah Daud dipilih Allah menjadi raja umat-Nya; lima abad sesudah sisa umat Allah diantarkan kembali dari pembuangan Babel; sesudah kegenapan masa tiba, waktu Kaisar Agustus mengeluarkan perintah untuk mengadakan cacah jiwa di seluruh wilayah kerajaannya. Maka sesudah dikandung Perawan Maria oleh kuasa Roh Kudus, lahirlah di Betlehem daerah Yehuda, Yesus Kristus, Putera Bapa, untuk menyelamatkan manusia.

NYANYIAN MEDITATIF
(Selama imam berdoa dalam hati di depan kandang/gua Natal dinyanyikan MB 343, umat berlutut/berdiri)
   
MALAM KUDUS (MB 343)
1. Malam kudus, sunyi senyap, bintang-Mu gemerlap
Juru s'lamat manusia, sudah turun dari surga.
Kristus penebus dunia, raja maha mulia.
2. Malam kudus, sunyi senyap, dunia terlelap.
Hanya dua berjaga terus, ayah bunda mesra dan kudus;
Anak tidur tenang, Anak tidur tenang.
3. Malam kudus, sunyi senyap, domba-Mu berderap.
Para gembala yang jaga, menghadap Yesus Sang Putra,
Lahir dalam haru, lahir dalam haru.
4. Malam kudus, sunyi senyap, "Gloria!" menggegap.
Bala surga menyanyikannya, dan gembala menyaksikannya:
lahir Sang Penebus, lahir Sang Penebus.
5. Malam kudus, sunyi senyap. Kurnia, dan berkat,
tercermin bagi kami terus, di wajah-Mu, ya Anak kudus:
cinta kasih kekal, cinta kasih kekal.
     
(setelah sampai di depan Kandang Natal, imam mendupai dan sejenak berdoa dalam hati bersama umat, umat berlutut/berdiri; setelah selesai dilanjutkan dengan nyanyian HAI MARI BERHIMPUN, imam mendupai altar)
 
LAGU PEMBUKA  -umat berdiri-

TANDA SALIB DAN SALAM (umat berdiri)
I. Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus
U. Amin
I. Kasih karunia, rahmat, dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan dari Putra-Nya Yesus Kristus, bersamamu
U. Dan bersama rohmu.

PENGANTAR (umat berdiri)

SERUAN TOBAT  (umat berdiri)
   
I. Saudara-saudari, marilah mengakui bahwa kita telah berdosa supaya layak merayakan peristiwa penyelamatan ini.

I. Tuhan Yesus Kristus, Engkaulah Allah yang tampak, pembawa cahaya terang dalam kegelapan dunia.
K. Kyrie, eléison (Tuhan, kasihanilah kami)
U. Kyrie, eléison (Tuhan, kasihanilah kami).
I. Engkaulah pembebas kami yang mematahkan tongkat si penindas.
K. Christe, eléison (Kristus, kasihanilah kami)
U. Christe, eléison  (Kristus, kasihanilah kami).
I. Engkaulah penasihat ulung, raja perkasa, pangeran perdamaian, Allah beserta kami.
K. Kyrie, eléison (Tuhan, kasihanilah kami)
U. Kyrie, eléison (Tuhan, kasihanilah kami).
   
I. Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita dan mengantar kita ke hidup yang kekal.
U. Amin.
     
MADAH KEMULIAAN  (umat berdiri)  
 
DOA PEMBUKA (umat berdiri)
I. Marilah kita berdoa:
(hening sejenak)
I. Allah dan Bapa kami, Engkau menjadikan malam yang amat kudus ini bermandikan sinar Terang sejati. Semoga kami, yang sudah mengakui misteri Terang itu di dunia, kelak layak menikmati sukacita-Nya di surga. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
U. Amin.

LITURGI SABDA

BACAAN I (Yes 9:1-6) (umat duduk)

“Seorang Putra telah diberikan kepada kita.”

L. Bacaan dari Kitab Yesaya:
 
Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar, terang telah bersinar atas mereka yang diam di negeri kekelaman. Engkau, ya Tuhan, telah banyak menimbulkan sorak-sorai dan sukacita yang besar. Mereka telah bersukacita di hadapan-Mu seperti orang bersukacita di waktu panen, seperti orang bersorak-sorai di waktu membagi-bagi jarahan. Sebab kuk yang menekan bangsa itu dan gandar yang di atas bahunya serta tongkat si penindas telah Kaupatahkan seperti pada hari kekalahan Median. Setiap sepatu tentara yang berderap-derap dan setiap jubah yang berlumuran darah akan menjadi umpan api. Sebab seorang anak telah lahir bagi kita, seorang putra telah diberikan kepada kita. Lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan orang menyebut dia: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. Besarlah kekuasaannya dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas tahta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan me-ngokohkan kerajaannya itu dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan Tuhan semesta alam akan melakukan hal ini.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN (umat duduk)
Refren:



Mazmur:
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan
menyanyilah bagi Tuhan hai seluruh bumi!
Menyanyilah bagi Tuhan, pujilah nama-Nya.
2. Kabarkanlah dari hari ke hari
keselamatan yang datang dari pada-Nya.
Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa,
kisahkanlah karya-karya-Nya yang ajaib di antara segala suku bangsa.
3. Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak sorai
Biarlah beria-ria padang dan segala yang ada di atas-Nya,
biar gemuruhlah laut serta segala isinya!
dan segala pohon di hutan bersorak- sorai.
4. Biarlah bersukaria di hadapan Tuhan,
sebab Ia datang untuk menghakimi bumi.
Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan,
dan bangsa-bangsa dengan kesetiaan-Nya.

BACAAN II (Tit 2:11-14) (umat duduk)

“Kasih karunia Allah sudah nyata bagi semua orang.”

L. Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Titus:
 
Saudaraku terkasih, sudah nyatalah kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia. Kasih karunia itu mendidik kita agar meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi, dan agar kita hidup bijaksana, adil dan beribadah, di dunia sekarang ini, sambil menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia, dan pe-nyataan kemuliaan Allah yang mahabesar dan Penyelamat kita Yesus Kristus. Ia telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, milik-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik.
   
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
 
BAIT PENGANTAR INJIL (umat berdiri)



BACAAN INJIL (Luk 2:1-14) (umat berdiri)

“Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat.”

I. Tuhan bersamamu
U. Dan bersama rohmu.
I. Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas
U. Dimuliakanlah Tuhan.
I. Sekali peristiwa Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftar semua orang di seluruh dunia. Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi walinegeri di Siria. Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing ke kota asalnya. Demikian juga Yusuf. Ia pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, - karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud - supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tuna-ngannya, yang sedang mengandung. Ketika mereka berada di Betlehem, tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung. Lalu dibungkusnya anak itu dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan. Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka, sehingga mereka sangat ketakutan. Maka kata malaikat itu kepada mereka, “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus Tuhan, di kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan.” Dan tiba-tiba tampaklah bersama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara surga yang memuji Allah, katanya, “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang maha tinggi, dan damai sejahtera di bumi bagi orang yang berkenan kepada-Nya.”

   
HOMILI (umat duduk)
 
AKU PERCAYA
         
DOA UMAT (umat berdiri)

I. Seorang Putra telah lahir bagi kita, Emanuel, Tuhan-beserta-kita nama-Nya. Dialah tanda tetap bahwa Allah menyayangi kita. Maka marilah kita panjatkan doa kepada-Nya dengan perantaraan Yesus Putra-Nya, yang terbaring di palungan:
       
L. Bagi Gereja kita: Semoga Allah Bapa mendampingi kita agar iman akan perutusan Yesus tetap mendorong Gereja untuk selalu memperbarui diri, umat dan masyarakat seturut kehendak-Nya.

 
L. Bagi perdamaian di antara umat manusia: Semoga Allah Bapa menerangi kita agar makna nyanyian para malaikat terwujud benar, dan tercapailah perdamaian, bukan perang, kebahagiaan bukan penderitaan: kegembiraan bukan kesedihan, bagi seluruh umat manusia. Marilah kita mohon.
U. Dengarkanlah umat-Mu.

L. Bagi para tawanan dan pengungsi, khususnya yang berada di Palestina, Irak dan Suriah: Semoga Allah Bapa mendampingi mereka yang menjadi korban perang atau pertentangan segera dapat menikmati kembali ketenangan serta kedamaian. Marilah kita mohon, ….
U. Dengarkanlah umat-Mu.
     
L. Bagi para penganggur, gelandangan, pengungsi dan tawanan: Semoga mereka dapat menemukan pada diri kita segala sesuatu yang mereka perlukan, tangan-tangan yang mau menolong dan terutama hati yang penuh cinta kasih. Marilah kita mohon.
U. Dengarkanlah umat-Mu.

L. Bagi diri kita: Semoga Allah Bapa mendampingi kita agar dalam suasana perayaan Natal ini kita tak melupakan mereka yang terpencil dan menderita. Marilah kita mohon.
U. Dengarkanlah umat-Mu.
         
I. Allah Bapa, maha pengasih dan penyayang, kami mohon, pandanglah kami dengan kasih sayang-Mu, agar kami semakin sadar bahwa Engkau beserta kami dan kami beserta Engkau, bahwa Engkau Allah kami dan kami umat-Mu, bahwa Engkau Bapa kami dan kami putra dan putri-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami.
U. Amin.

LITURGI EKARISTI


A. PERSIAPAN PERSEMBAHAN
   
LAGU PERSIAPAN PERSEMBAHAN

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN
I. Berdoalah, Saudara-saudari, supaya persembahanku dan persembahanmu berkenan pada Allah, Bapa yang mahakuasa. (umat berdiri)
U. Semoga persembahan ini diterima demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan kita serta seluruh umat Allah yang kudus.
I. Ya Allah, berkenanlah menerima persembahan yang kami unjukkan pada hari raya ini. Semoga oleh pertukaran yang amat suci ini kami menjadi serupa dengan Kristus, dan dalam Dia kami bersatu dengan Dikau. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.  
U. Amin.

B. DOA SYUKUR AGUNG


PREFASI NATAL I (umat berdiri)

I. Tuhan bersamamu
U. Dan bersama rohmu.
I. Marilah mengarahkan hati kepada Tuhan
U. Sudah kami arahkan.
I. Marilah bersyukur kepada Tuhan Allah kita.
U. Sudah layak dan sepantasnya.
I. Sungguh layak dan sepantasnya, ya Bapa yang kudus, Allah yang kekal dan kuasa, bahwa di mana pun juga kami senantiasa bersyukur kepada-Mu. Sebab ketika Sabda-Mu menjadi manusia Engkau memancarkan di hadapan kami keagungan-Mu yang tak terperikan. Engkau, Allah yang tak kelihatan, kin dapat kami kenal dalam diri Putra-Mu, Juru Selamat kami. Kabut yang menyelimuti hati dan budi ditembus sinar surgawi. Maka terbukalah cakrawala baru sehingga kini kami dapat mendambakan kasih karunia dan penyelamatan-Mu yang tadinya tak terbayangkan. Dari sebab itu, kami mengumandangkan kidung kemuliaan bagi-Mu bersama para malaikat dan seluruh laskar surgawi yang tak henti-hentinya bernyanyi:
   
KUDUS (umat berdiri)
           
Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah segala kuasa. Surga dan bumi, penuh kemuliaan-Mu. Terpujilah Engkau di surga. Diberkatilah yang datang dalam nama Tuhan, dalam nama Tuhan. Terpujilah Engkau di surga.
 
DOA SYUKUR AGUNG
     
   
C. KOMUNI
 
   
BAPA KAMI  (umat berdiri)

I. Atas petunjuk Penyelamat kita dan menurut ajaran ilahi, maka beranilah kita berdoa
I+U. Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.
 
I. Ya Bapa, bebaskanlah kami dari segala yang jahat dan berilah kami damai-Mu. Kasihanilah dan bantulah kami supaya selalu bersih dari noda dosa dan terhindar dari segala gangguan sehingga kami dapat hidup dengan tenteram, sambil mengharapkan kedatangan Penyelamat kami, Yesus Kristus.
U. Sebab Engkaulah Raja yang mulia dan berkuasa untuk selama-lamanya.

DOA DAMAI (umat berdiri)
I. Tuhan Yesus Kristus, Engkau bersabda kepada para rasul, "Damai Kutinggalkan bagimu, damai-Ku Kuberikan kepadamu." Jangan memperhitungkan dosa kami, tetapi perhatikanlah iman Gereja-Mu, dan restuilah kami supaya hidup bersatu dengan rukun sesuai dengan kehendak-Mu. Sebab Engkaulah pengantara kami kini dan sepanjang masa.
U. Amin.
I. Damai Tuhan bersamamu
U. Dan bersama rohmu
     
ANAK DOMBA ALLAH (umat berdiri/berlutut)
 
    Agnus Dei, qui tollis peccata mundi, miserere nobis.
(Anak domba Allah yang menghapus dosa dunia, kasihanilah kami)
    Agnus Dei, qui tollis peccata mundi, miserere nobis.
 (Anak domba Allah yang menghapus dosa dunia, kasihanilah kami)
    Agnus Dei, qui tollis peccata mundi, dona nobis pacem.
(Anak domba Allah yang menghapus dosa dunia, berilah kami damai.)  
PERSIAPAN KOMUNI (umat berlutut/berdiri)
I. Inilah Yesus Kristus, Raja Penyelamat yang dijanjikan Allah, dan kini berada di tengah-tengah kita. Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuan-Nya.
U. Ya Tuhan, saya tidak pantas Engkau datang pada saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan sembuh.
     
KOMUNI

PA. Yang diperkenankan menyambut Komuni Kudus adalah mereka yang sudah dibaptis dalam Gereja Katolik, atau yang sudah diterima sebagai anggota Gereja Katolik dan telah menerima Sakramen Komuni Pertama. Mohon menghormati ketenangan jalannya Misa Kudus, dengan tidak memberikan tepuk tangan kepada pelayan liturgi selama berlangsungnya misa hingga Doa Sesudah Komuni selesai.

LAGU KOMUNI

       
DOA SESUDAH KOMUNI (umat berdiri)
I. Marilah kita berdoa:
I. Tuhan, Allah kami, kami bersukacita merayakan kelahiran Sang Penebus. Semoga dengan cara hidup yang pantas, kami Kauperkenankan masuk ke dalam persekutuan dengan Dia, yang hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa.
U. Amin.

RITUS PENUTUP

PENGUMUMAN (umat duduk)

BERKAT MERIAH (umat berdiri)
I. Tuhan bersamamu
U. Dan bersama rohmu

I. Tundukkanlah kepalamu untuk menerima berkat Tuhan.

I. Semoga Allah meneguhkan keyakinan iman, yang malam ini ditumbuhkan-Nya dalam hati Saudara.
U. Amin.
I. Semoga Allah Putra yang datang di tengah kita, mendampingi Saudara dalam mewartakan kabar gembira keselamatan dalam hidup Saudara.
U. Amin.
I. Semoga Allah Roh Kudus memberi semangat untuk tekun mengikuti bimbingan Kristus dan mengusahakan damai bahagia bagi Saudara.
U. Amin.
I. Dan semoga Saudara sekalian, diberkati oleh Allah yang mahakuasa, Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
U. Amin.
I. Dengan ini Perayaan Kelahiran Tuhan Kita Yesus Kristus sudah selesai.
U. Syukur kepada Allah.

PENGUTUSAN

I. Marilah pergi! Kita diutus!
U. Amin.


PERARAKAN KELUAR

NYANYIAN PENUTUP

23 Mar 2016

MENJADI PEREMPUAN KRISTIANI ADALAH UNTUK BERPROSES

MENJADI PEREMPUAN KRISTIANI ADALAH UNTUK BERPROSES


Merupakan anugerah yang amat besar untuk siap menyongsong hari pembukaan Tahun Kerahiman yang bertepatan dengan peringatan 110 Tahun Misi Kapusin di gereja Singkawang. Dalam kesempatan ini saya ingin menyapa kaum perempuan secara khusus. Sudah layak dan sepantasnya Anda semua dan saya mensyukuri atas karunia hidup sebagai perempuan yang secara fisiologis memiliki rahim dan secara spiritualitas diharap mampu memiliki sifat kerahiman seperti Allah karena kita diciptakan menurut citra gambar Allah. Kita dari Allah, dalam Allah, menuju Allah. 

Inilah waktu dan kesempatan sangat baik untuk kembali menyadari, merenungkan dan belajar tak kunjung henti membatinkan nilai-nilai luhur sebagai eksistensi perempuan Kristiani, agar hidup dan tumbuh berkembang dalam naungan kerahiman Allah sekaligus mewarisi sifat-sifat kerahiman Allah. Siapapun kita perempuan dipanggil untuk menjadi bahagia, dan siapa yang bahagia? Tidak hanya ibu yang mengandung, melahirkan, dan menyusui bayinya tapi Yesus berkata, “Yang berbahagia adalah mereka yang mendengarkan firman Allah dan memeliharanya.” (Luk 11:28) Ini pekerjaan rumah yang harus dikerjakan oleh semua murid-Nya. Kita semua memiliki peranan penting/vital dalam hidup yaitu mengambil bagian menjadi tulang punggung kehidupan dan keselamatan. Sebagai apa kita dipanggil, semua adalah baik adanya. Meski demikian gereja amat membutuhkan perempuan-perempuan yang rela untuk mendedikasikan diri seutuhnya bagi kerajaan Allah dalam hidup bakti (membiara).

Amat besar harapanku semoga ada banyak pemudi hanya tertambat hatinya kepada kasih setia-Nya yang besar dan mau mengikuti-Nya kemana Dia mau dari hidup dan keselamatan sebanyak mungkin jiwa-jiwa.

Bagi kita semua baik yang berkeluarga maupun yang menjalani hidup bakti akan sungguh bahagia jika senantiasa menyangkal diri memanggul salib dan mengikuti-Nya. Dari saat ke saat menjawab “Ya” dan melakukan apa saja yang dikehendaki-Nya. Maka kita akan tumbuh dan berkembang menjadi pribadi perempuan Kristiani sejati menjadi perempuan matang tangguh bertanggung jawab secara konsisten terhadap pilihan hidup kita masing-masing. Siap menjadi ibu bagi keluarga, gereja, masyarakat secara seimbang, ulet, dewasa dan bijak, berani jatuh bangun, malang melintang menerjang badai dan ombak demi keselamatan hidup. 

Dulu sering kudengar pepatah mengatakan, “Surga ada di telapak kaki ibu,” karena memang mereka sanggup berada, melayani dengan penuh cinta tulus dan murni bersahaja, ikhlas seperti Allah yang rahim dan penuh belas kasih. Sekecil apapun, sesederhana apapun yang kita buat dan kerjakan, berharga di hadapan-Nya.    

Tentu kita semua menghadapi kadar kesulitan,  tantangan serta kesakitannya masing-masing. Namun dengan penuh percaya semua pergumulan akan teratasi, karena kita sudah biasa menderita kesakitan secara alamiah. Seperti seorang ibu melahirkan bayinya, mereka semua menanggung kesakitan sendirian, orang lain sebatas menemani atau memberikan pertolongan. Pengalaman itu menempa dirinya menjadi memiliki kesanggupan menghadapi segala tantangan secara tegar, ulet, tangguh, dan tawakal penuh iman.

Sr. Faustina menyebut pukul 15.00 adalah waktu yang merupakan kerahiman puncak derita Yesus disalib sampai wafat. Dia wafat demi hidup dan keselamatan semua manusia. Telah amat biasa kita tahu, seperti biji ditabur mati, lalu tumbuh, hidup, dan berbuah. Pekerjaan kita percaya sekaligus masuk dalam proses mati demi hidup dan keselamatan. Mari kita terus saling mendukung dalam berproses menjadi murid Kristus yang handal. Roh kudus akan selalu menaungi dan mengajar kepada seluruh kebenaran baik dalam keberadaan, sepak terjang perjuangan hidup maupun dalam karya. 

Kita satu dalam doa, dalam pergumulan iman, harapan dan kasih dalam Allah yang senantiasa memberkati kita, Dia takkan meninggalkan kita satu detik pun, Dia mengerti dan sungguh peduli akan segala lekuk liku hidup kita semua sampai ke relung-relung hati yang terdalam. Sebab kita amat berharga di mata-Nya.

Untuk itu perlu membiasakan diri menciptakan hati wening agar dapat melihat, mendengarkan, merasakan, memahami, dan berdialog pada Sang Guru Yesus Kristus, pada sepanjang jalan hidup-Nya sampai dengan tergantung di ketinggian salib dan dan wafat, dan pada Ibu Maria, ibu Yesus dan ibu kita semua yang mengalami proses mengandung, melahirkan, mengasuh, mendampingi Yesus, hadir berdiri tegak di bawah salib-Nya, menerima jenazah-Nya, kebersamaan dengan para murid-Nya, hingga kini bersama kita para murid. Di sana kita akan menemukan kamus kehidupan untuk belajar ambil bagian dalam membatinkan nilai-nilai Kristiani dan untuk menghidupinya sampai mati.

Semoga, ya, semoga kita tidak menyimpang dari jalan-Nya, tetapi kalau toh jatuh, marilah kembali lagi, memulai lagi.

Saudariku dan diriku sendiri selamat berproses sampai detik akhir, sambil senantiasa percaya bahwa hanya Dialah andalan dan penyelenggara hidup kita. Dia akan memampukan kita untuk menempuh jalan hidup di belakang-Nya. Sebab hanya pada-Nya ada jalan kebenaran dan hidup. 

“Selamat, dan profisiat!” 

13 November 2015
Salam dan doaku, 
Sr. Pia OSCCap            

28 Nov 2016

BKSN Paroki Singkawang: Outbond Ajang Olahraga, Rekreasi Rohani, dan Pendalaman Iman

BKSN Paroki Singkawang:

Outbond Ajang Olahraga, Rekreasi Rohani, dan Pendalaman Iman

 


Semangat umat Katolik mengucur di Gunung  Sari Singkawang,  Minggu 25/9/2016 dalam kegiatan outbond yang diselengarakan oleh Paroki Santo Fransiskus Assisi Singkawang sebagai salah satu rangkaian lomba Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN) 2016. 

Semarak BKSN Paroki tahun ini sungguh menyita perhatian umat Paroki Singkawang dan tentunya mengalami peningkatan peminat yang begitu drastis dari tahun sebelumnya secara khusus pada lomba outbond Rohani. Luar biasa! Peserta Outbond kali ini diikuti oleh 35 tim yang berasal dari stasi, kring, OMK, Misdinar Paroki Singkawang, Biarawati, Asrama Katolik, dan dewan guru serta siswa/i  SMP hingga SMA Katolik yang berada di Kota Singkawang. 

Outbond sendiri merupakan salah satu agenda baru bagi Paroki Singkawang sebagai rangkaian acara BKSN. Banyak makna positif yang dapat diperoleh dalam kegiatan ini. Selain sebagai ajang olahraga juga sekaligus sebagai media rekreasi rohani  dan sarana pendalaman iman bagi umat Katolik khususnya di Paroki Singkawang.

Kegiatan lomba outbond diawali dengan Misa di Gereja Paroki Singkawang yang dipimpin oleh Romo Agus S. OFM.Cap. Dalam homilinya tak lupa beliau memberi semangat kepada para peserta lomba yang terlihat sumringah menyesaki setiap sudut gereja. Seusainya Misa seluruh peserta diarahkan menuju lokasi kegiatan yang berpusat di Persekolahan SMP St. Tarsisius Singkawang.


Selang setengah jam halaman SMP St Tarsisius langsung dipenuhi puluhan peserta. Peserta yang tergabung dalam tim terlihat tak sabar untuk  unjuk kebolehan dan kekompakkan mereka dalam menyelesaikan tiap tantanggan yang sudah menanti. Tentu saja panitia yang sejak pagi sudah stand by menyambut hangat kedatangan mereka. 

Tiap tim mengantri giliran berdasarkan nomor urutnya lalu mendapatkan pengarahan umum sebelum menuju pos-pos outbond agar nantinya setiap kelompok dapat melaksanakan kegiatan dengan aman dan lancar. Selain diberikan pengarahan tiap kelompok dibekali kudapan dan air mineral oleh panitia karena medan yang akan ditempuh cukup menantang. Tak kalah penting, tiap tim juga menerima tanggung jawab yang harus dijaga  dengan baik hingga berakhirnya kegiatan, yaitu berupa sebutir telur mentah yang diserahkan langsung oleh Suster Monika, SFIC.  

Satu per satu tiap tim bergerak menuju pos-pos yang disiapkan panitia. Adapun rute perjalanan dimulai dari persekolahan St Tarsisius, SMKN 1 (STM) kemudian menuju RS Alverno, Gunung Sari, RS Alverno, dan kembali lagi menuju Persekolahan St Tarsisius melalui jalur Gang Bambu yang berada tepat di sebelahnya.  Para peserta harus melewati berbagai tantangan seperti melewati jalan setapak, menyusuri hutan, mendaki gunung, berjalan di medan yang cukup curam, dan menembus pemukiman penduduk sekitaran Gunung Sari Singkawang. Tak hanya itu, setiap jalur yang dilewati dengan jarak bervariasi para peserta akan menyelesaikan tantanggan berupa kuis dan permainan di pos-pos outbond. 

Setidaknya  sembilan pos outbond yang harus dilalui para peserta. Pos pertama yaitu pos tebak gerak berdasarkan kalimat yang tertulis, pos kedua yakni pos merayap melewati rintangan, pos ketiga dengan permaian sambung menyambung menjangkau lilin, pos keempat meniup bola, pos kelima yang dinamai pos mengapai cita dengan mendaki medan berbukit. Kemudian, menuju pos keenam berupa permainan membidik sararan mengunakan ketepel, dilanjutkan pos ketujuh yang mana peserta ditantang untuk mengangkat sebuah bola plastik secara bersama menggunakan seutas tali, lalu pos kedelapan dengan tema “Air Sumber Kehidupan” sebuah permainan membawa segelas  air menggunakan selembar kain, dan pos  terakhir yaitu permainan tradisional pangkak gasing. Semua jenis permainan  tersebut tentunya memiliki makna tersendiri terutama untuk menguji kekompakan, kreativitas, pengorbanan, serta ketepatan tiap peserta dan menjadi dasar penilaian bagi panitia dalam menentukan pemenang lomba. Selain melakukan permaian, peserta juga diuji pengetahuan dan pemahamannya melalui soal-soal tes lisan terutama mengenai isi Kitab Suci, pengetahuan umum Gereja Katolik (Tata Perayaan Ekaristi), Sakramen maupun istilah-istilah dalam gereja yang menjadi intisari lomba outbond BKSN.

Pastor Paroki Singkawang Stefanus Gathot OMF.Cap. tampak hadir di antara para  peserta. Seolah tak mau kalah oleh anak-anak muda dan para umat, beliau begitu antusias mengikuti outbond BKSN. Sesekali terdengar keriuhan dan gelak tawa para peserta ketika tiba di pos permainan. Meski tampak ngos-ngosan para peserta tetap bersemangat apalagi saat mereka menyanyikan yel-yel andalan masing-masing sembari menari dan bertepuk  tangan.


Kegiatan outbond diakhiri dengan rekap nilai oleh panitia setelah seluruh peserta berhasil melewati tiap pos permaian. Hasil perhitungan memutuskan tiga pemenang di antaranya Kring Leo Agung sebagai juara I, tim Siswa SMP Pengabdi Singkawang menempati juara II, dan tim dari Kring Santa Maria sebagai juara ke-III. Selamat kepada para pemenag lomba maupun kepada peserta yang belum berhasil semoga semakin giat meneladani dan mewartakan sabda Tuhan lewat Kitab Suci. Salam jumpa di kegiatan outbond BKSN Paroki Singkawang tahun depan! Tuhan memberkati. 
(Yudistira, S.Pd.)

21 Des 2016

PERAYAAN EKARISTI HARI RAYA NATAL (MISA FAJAR)

PERAYAAN EKARISTI HARI RAYA NATAL 
(MISA FAJAR) 

   
Minggu, 25 Desember 2016


RITUS PEMBUKA

LAGU PEMBUKA
TANDA SALIB DAN SALAM (umat berdiri)
I. Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus
U. Amin
I. Tuhan bersamamu
U. Dan bersama rohmu

PENGANTAR (umat berdiri)

SERUAN TOBAT

I. Tuhan Yesus Kristus, Engkaulah Putra Allah, yang sudi menjadi manusia agar dapat mengangkat kami menjadi anak-anak Allah.
K. Kyrie, eléison
U. Kyrie, eléison

I. Engkaulah Putra Allah, yang sudi lahir di kandang hewan, merendahkan diri sama seperti kami.
K. Christe, eléison
U. Christe, eléison

I. Engkaulah Putra Allah, yang sudi menjadi bayi lemah, dibedung kain lampin dan dibaringkan di palungan.
K. Kyrie, eléison
U. Kyrie, eléison

I. Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita dan mengantar kita ke hidup yang kekal.
U. Amin.
   
MADAH KEMULIAAN (umat berdiri)
Glória in excélsis Deo  
(Kemuliaan kepada Allah di surga)
   et in terra pax homínibus bonae voluntátis.
(dan damai di bumi kepada orang yang berkenan pada-Nya.)
    Laudámus te,
(Kami memuji Dikau,)
    benedícimus te,
(Kami meluhurkan Dikau,)
    adorámus te,
(Kami menyembah Dikau,)
    glorificámus te,
(Kami memuliakan Dikau,)
    grátias ágimus tibi propter magnam glóriam tuam,
(Kami bersyukur kepada-Mu, kar'na kemuliaan-Mu yang besar.)
    Dómine Deus, Rex cæléstis,
(Ya Tuhan Allah, Raja surgawi)
    Deus Pater omnípotens.
(Allah Bapa yang Mahakuasa)
    Dómine Fili Unigénite, Iesu Christe,
(Ya Tuhan Yesus Kristus, Putra yang Tunggal)
    Dómine Deus, Agnus Dei, Fílius Patris,
(Ya Tuhan Allah, Anak domba Allah, Putra Bapa,)
    qui tollis peccáta mundi, miserére nobis;
(Engkau yang menghapus dosa dunia, kasihanilah kami;)
    qui tollis peccáta mundi, súscipe deprecatiónem nostram.
(Engkau yang menghapus dosa dunia, kabulkanlah doa kami.)
    Qui sedes ad déxteram Patris, miserére nobis.
(Engkau yang duduk di sisi Bapa, kasihanilah kami.)
    Quóniam tu solus Sanctus, tu solus Dóminus, tu solus Altíssimus,
(Kar'na hanya Engkaulah kudus, hanya Engkaulah Tuhan, hanya Engkaulah Mahatinggi,)
    Iesu Christe, cum Sancto Spíritu: in glória Dei Patris. Amen.
(Ya Yesus Kristus, bersama dengan Roh Kudus dalam kemuliaan Allah Bapa. Amin.)    
     
DOA PEMBUKA (umat berdiri)
I. Marilah kita berdoa:
(hening sejenak)
I. Allah yang Mahakuasa, kami sudah disinari oleh Terang yang baru. Dialah Sabda-Mu yang menjadi manusia. Semoga terang-Nya, yang bersinar dalam hati kami karena iman, bersinar juga dalam tindakan kami sehari-hari. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
U. Amin.

LITURGI SABDA

BACAAN I (Yes 62:11-12) (umat duduk)

"Lihat, Penyelamatmu datang!"

L. Bacaan dari Kitab Yesaya:
   
Inilah yang telah diperdengarkan Tuhan sampai ke ujung bumi! Katakanlah kepada puteri Sion: Sesungguhnya, keselamatanmu datang; sesungguhnya, mereka yang menjadi upah jerih payah-Nya ada bersama-sama Dia dan mereka yang diperoleh-Nya berjalan di hadapan-Nya. Orang akan menyebutkan mereka "bangsa kudus", "orang-orang tebusan Tuhan", dan engkau akan disebutkan "yang dicari", "kota yang tidak ditinggalkan".

Demikianlah sabda Tuhan
U: Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN (Mzm 97:1.6.11-12) -umat duduk-
Ulangan:


Mazmur:
1. Tuhan adalah Raja, biarlah bumi bersorak-sorai, biarlah banyak pulau bersukacita! Langit memberikan keadilannya dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya.
2. Terang sudah terbit bagi orang benar, dan sukacita bagi orang-orang yang tulus hati. Bersukacitalah karena Tuhan, hai orang-orang benar, dan nyanyikanlah syukur bagi nama-Nya yang kudus.

BACAAN II (Tit 3:4-7) -umat duduk-
"Oleh kasih karunia-Nya, kita berhak menerima hidup yang kekal"

L. Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Titus:
   
Saudaraku terkasih, ketika kerahiman dan kasih Allah serta Juruselamat kita telah nyata kepada manusia, kita diselamatkan oleh Allah. Hal itu terjadi bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, melainkan karena rahmat-Nya berkat permandian kelahiran kembali dan berkat pembaharuan yang dikerjakan Roh Kudus, yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita lantaran Yesus Kristus, Juruselamat kita. Dengan demikian kita sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya berhak menerima hidup yang kekal sesuai dengan pengharapan kita.
   
Demikianlah sabda Tuhan
U: Syukur kepada Allah

BAIT PENGANTAR INJIL (Luk 2:14) -umat berdiri-
 

 
BACAAN INJIL (Luk 2:15-20) -umat berdiri-

"Mereka mendapati Maria, Yusuf dan si Bayi."

I. Tuhan bersamamu
U. Dan bersama rohmu
I. Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas
U. Dimuliakanlah Tuhan.
I. Setelah mendengar berita kelahiran penyelamat dunia, para gembala berkata seorang kepada yang lain, "Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita." Lalu mereka cepat-cepat berangkat ke Betlehem, dan mendapati Maria dan Yusuf serta Bayi yang terbaring di dalam palungan. Ketika melihat Bayi itu, para gembala memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu. Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hati dan merenungkannya. Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat; semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka.
I: Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U: Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

HOMILI -umat duduk-

AKU PERCAYA
 
I + U. Aku percaya akan satu Allah,
Bapa yang mahakuasa,
pencipta langit dan bumi,
dan segala sesuatu yang kelihatan dan tak kelihatan;
dan akan satu Tuhan Yesus Kristus, Putra Allah yang tunggal.
Ia lahir dari Bapa sebelum segala abad,
Allah dari Allah,
Terang dari Terang,
Allah benar dari Allah benar.
Ia dilahirkan, bukan dijadikan,
sehakikat dengan Bapa;
segala sesuatu dijadikan oleh-Nya.
Ia turun dari surga untuk kita manusia
dan untuk keselamatan kita.
Ia dikandung dari Roh Kudus,
Dilahirkan oleh Perawan Maria, dan menjadi manusia.
Ia pun disalibkan untuk kita, waktu Pontius Pilatus;
Ia menderita sampai wafat dan dimakamkan.
Pada hari ketiga Ia bangkit menurut Kitab Suci.
Ia naik ke surga, duduk di sisi Bapa.
Ia akan kembali dengan mulia,
mengadili orang yang hidup dan yang mati;
kerajaan-Nya takkan berakhir.
aku percaya akan Roh Kudus,
Ia Tuhan yang menghidupkan;
Ia berasal dari Bapa dan Putra,
yang serta Bapa dan Putra,
disembah dan dimuliakan;
Ia bersabda dengan perantaraan para nabi.
aku percaya akan Gereja
yang satu, kudus, katolik dan apostolik.
aku mengakui satu pembaptisan
akan penghapusan dosa.
aku menantikan kebangkitan orang mati
dan hidup di akhirat. Amin.
         
         
DOA UMAT -umat berdiri-
     
I. Dalam diri Yesus kebaikan dan cinta kasih Allah tampak bagi kita. Maka marilah kita berdoa kepada Bapa:

L. Bagi Gereja Allah: Semoga Allah Bapa memperkenankan Gereja semakin menghayati tugas panggilannya melahirkan Kristus kembali dalam hati rakyat jelata dan masyarakat. Marilah kita mohon:


L. Bagi para ibu muda: Semoga Allah Bapa membimbing para ibu agar merasa bahagia dalam melahirkan manusia baru, dan jangan menganggapnya sebagai beban hidup. Marilah kita mohon:
U. Dengarkanlah umat-Mu.

L. Bagi para gelandangan, para pengungsi yang kehilangan tanah air, tempat tinggal dan pekerjaan: Semoga Allah Bapa yang Mahapengasih membimbing para pengungsi agar dapat menemukan apa yang mereka perlukan, tangan-tangan yang mau menolong dan hati penuh cinta kasih. Marilah kita mohon:
U. Dengarkanlah umat-Mu.

L. Bagi kita sendiri: Semoga Bapa menerangi kita agar kita jangan kecewa akan kemiskinan Tuhan, tetapi mengakui-Nya sebagai Allah-Beserta-Kita. Marilah kita mohon:
U. Dengarkanlah umat-Mu.

I. Allah Bapa kami, Engkau menghendaki tinggal di tengah-tengah kami di dalam diri Yesus Kristus. Oleh karena kehadiran-Nya di tengah-tengah kami, kami Kauangkat menjadi putra-putri-Mu. Dengarkanlah doa kami dan berilah apa yang kami mohon dengan penuh pengharapan. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
U. Amin.

LITURGI EKARISTI


A. PERSIAPAN PERSEMBAHAN


LAGU PERSIAPAN PERSEMBAHAN  -umat duduk-

-umat berdiri ketika akan didupai-
     
DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN
I. Berdoalah, Saudara-saudari, supaya persembahanku dan persembahanmu berkenan pada Allah, Bapa yang mahakuasa. (umat berdiri)
U. Semoga persembahan ini diterima demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan kita serta seluruh umat Allah yang kudus.
I.  Ya Allah, kami mohon, semoga persembahan ini pantas bagi misteri kelahiran yang kami rayakan hari ini. Semoga hasil bumi yang fana ini, menjadi anugerah ilahi sebagaimana Dia yang menjadi manusia hadir juga sebagai Allah. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
U. Amin.

B. DOA SYUKUR AGUNG


PREFASI NATAL I -umat berdiri-

I. Tuhan bersamamu
U. Dan bersama rohmu
I. Marilah mengarahkan hati kepada Tuhan
U. Sudah kami arahkan
I. Marilah bersyukur kepada Tuhan, Allah kita
U. Sudah layak dan sepantasnya
I. Sungguh layak dan sepantasnya, ya Bapa yang kudus, Allah yang kekal dan kuasa, bahwa di mana pun juga kami senantiasa bersyukur kepada-Mu. Sebab ketika Sabda-Mu menjadi manusia Engkau memancarkan di hadapan kami keagungan-Mu yang tak terperikan. Engkaulah, Allah yang tak kelihatan, kini dapat kami kenal dalam diri Putra-Mu, Juru Selamat kami. Kabut yang meliputi hati dan budi ditembus sinar surgawi. Maka terbukalah cakrawala baru sehingga kini kami dapat mendambakan kasih karunia dan penyelamatan-Mu yang tadinya tak terbayangkan. Dari sebab itu, kami mengumandangkan kidung kemuliaan bagi-Mu bersama para malaikat dan seluruh laskar surgawi yang tak henti-hentinya bernyanyi:
 
KUDUS   -umat berdiri-

Sanctus, Sanctus, Sanctus,
Dominus Deus Sabbaoth;
Pleni sunt caeli et terra gloria Tua.
Hosanna in excelsis.
Benedictus qui venit in nomine Domini.
Hosanna in excelsis
   
Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah segala kuasa. Surga dan bumi penuh kemuliaan-Mu. Terpujilah Engkau di surga. Diberkatilah yang datang dalam nama Tuhan. Terpujilah Engkau di surga.
     
DOA SYUKUR AGUNG
     


C. KOMUNI

BAPA KAMI -berdiri-

I. Atas petunjuk Penyelamat kita dan menurut ajaran ilahi, maka beranilah kita berdoa
I+U. Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.
 
I. Ya Bapa, bebaskanlah kami dari segala yang jahat dan berilah kami damai-Mu. Kasihanilah dan bantulah kami supaya selalu bersih dari noda dosa dan terhindar dari segala gangguan sehingga kami dapat hidup dengan tenteram, sambil mengharapkan kedatangan Penyelamat kami, Yesus Kristus.
U. Sebab Engkaulah Raja yang mulia dan berkuasa untuk selama-lamanya.

DOA DAMAI -umat berdiri-
I. Tuhan Yesus Kristus, Engkau bersabda kepada para rasul, "Damai Kutinggalkan bagimu, damai-Ku Kuberikan kepadamu." Jangan memperhitungkan dosa kami, tetapi perhatikanlah iman Gereja-Mu. Restuilah kami supaya hidup bersatu dengan rukun sesuai dengan kehendak-Mu. Sebab Engkaulah Pengantara kami kini dan sepanjang masa.
U. Amin.
I. Damai Tuhan bersamamu
U. Dan bersama rohmu

       
ANAK DOMBA ALLAH) (umat berdiri)
    Agnus Dei, qui tollis peccata mundi, miserere nobis.
(Anak domba Allah yang menghapus dosa dunia, kasihanilah kami)
    Agnus Dei, qui tollis peccata mundi, miserere nobis.
 (Anak domba Allah yang menghapus dosa dunia, kasihanilah kami)
    Agnus Dei, qui tollis peccata mundi, dona nobis pacem.
(Anak domba Allah yang menghapus dosa dunia, berilah kami damai.)  
 
PERSIAPAN KOMUNI (berlutut/berdiri)
Ajakan menyambut Komuni
I. Inilah Yesus Kristus, Raja Penyelamat yang dijanjikan Allah, dan kini berada di tengah-tengah kita. Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuan-Nya.
U. Ya Tuhan, saya tidak pantas Engkau datang pada saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan sembuh.
     

KOMUNI

Yang diperkenankan menyambut Komuni Kudus adalah mereka yang sudah dibaptis dalam Gereja Katolik, atau yang sudah diterima sebagai anggota Gereja Katolik dan telah menerima Sakramen Komuni Pertama. Mohon menghormati ketenangan jalannya Misa Kudus, dengan tidak memberikan tepuk tangan kepada pelayan liturgi selama berlangsungnya misa hingga Doa Sesudah Komuni selesai.
 
LAGU KOMUNI
           
                   
SAAT HENING

DOA SESUDAH KOMUNI
I. Marilah kita berdoa:
I.  Ya Allah, perkenankanlah kami merayakan kelahiran Putra-Mu, dengan hormat dan penuh sukacita. Bantulah kami mengakui kedalaman misteri ini dengan iman yang teguh dan mencintainya dengan kasih yang berkobar-kobar, hingga kami mengalaminya secara penuh di surga. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
U. Amin.

RITUS PENUTUP


PENGUMUMAN

BERKAT MERIAH (umat berdiri)
I. Tuhan bersamamu
U. Dan bersama rohmu
 
I. Tundukkanlah kepalamu untuk menerima berkat Tuhan.
I. Semoga Tuhan yang mahabaik mengobarkan semangat kebajikan dalam hati saudara.
U. Amin.
 
I. Semoga Tuhan menjadikan Saudara pewarta kabar sukacita yang menyelamatkan.
U. Amin.
 
I. Semoga Tuhan menganugerahkan damai ke atas bumi dan berkenan akan amal bakti Saudara.
U. Amin.
 
I. Semoga Saudara sekalian, dilindungi, dibimbing, dan diberkati oleh Allah yang mahakuasa: (+) Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
U. Amin.

PENGUTUSAN
D/I. Saudara sekalian, Perayaan Ekaristi sudah selesai
U. Syukur kepada Allah
D/I. Marilah pergi! Kita diutus.
U. Amin.

PERARAKAN KELUAR

2 Jul 2015

ADA YANG SERU SAAT SAMBUT BARU

ADA YANG SERU SAAT SAMBUT BARU




Minggu, 7 Juni 2015. Pagi itu seperti hari Minggu pada umumnya, pukul 07.45 Wib, lonceng gereja bergema, mengundang segenap umat Gereja Katolik St. Fransiskus Assisi hadir dalam perayaan Ekaristi. Namun ternyata ada yang berbeda, ada yang istimewa. Di halaman gereja, ada kesibukan tak biasa. Wajah-wajah mungil  begitu bersemangat, tak dapat menyembunyikan kegembiraannya. Pakaiannya putih, bersih dengan tali mengikat di pinggang seperti pakaian para biarawan. Bedanya, di dada mereka tersemat bunga kecil nan manis khusus bagi bocah pria, dan rangkaian bunga membentuk mahkota sederhana bagi yang wanita. Beberapa orang dewasa pun membantu menertibkan mereka membentuk barisan dalam perarakan. Ah, betapa serunya suasana pagi itu. Ya, jangankan para bocah siswa Sekolah Minggu yang begitu gembira dalam penyambutan baru, umat dewasa pun seperti terciprat bahagia demi memandang senyum dan tingkah polos mereka.

Tepat pukul 08.00 Wib, prosesi misa yang dipersembahkan untuk penyambutan baru atau  penerimaan Sakramen Ekaristi  berjalan. Perlahan bocah-bocah yang awalnya seperti tak bisa diam itu satu persatu memasuki gereja, mereka begitu tenang menuju deretan bangku khusus yang telah disediakan.

Misa berjalan lancar. Dalam khotbahnya, Pastor Gathot yang pagi itu terlihat begitu segar menggarisbawahi makna penyelamatan dan pengorbanan Yesus Kristus yang memberikan nyawanya demi keselamatan manusia. Pada akhir homilinya, sekali lagi Pastor Gathot mengajak setiap umat yang hadir untuk menjadi Ekaristi bagi sesama agar sesama memperoleh hidup dan keselamatan.
Tiba pada tahap yang paling dinantikan oleh para penyambut baru tubuh dan darah Kristus yang menurut salah satu guru Sekolah Minggu, Elisabet Suraviyani, kali ini berjumlah 65 orang. Satu persatu mereka maju dan mengelilingi altar serta mengikuti rangkaian kegiatan yang diatur sedemikian rupa. Dengan didampingi oleh orang tua masing-masing, mereka begitu antusias menerima Sakramen Ekaristi untuk pertama kali.

Selepas misa, acara ramah tamah digelar di Gua Maria di sayap kanan gereja. Semua yang hadir tampak larut dalam suka cita. Di kesempatan yang sama,  Christoforus Putra Septoripesi, salah satu penerima sakramen Ekaristi putra dari Bapak Tobias dan Ibu Ludwina Rita, menuturkan perasaannya. “Rasanya seru, senang, dulu penasaran hosti itu rasanya seperti apa. Rasanya gembira. Kalau sudah komuni akan lebih rajin ke gereja, mau jadi putra altar, dan tidak mau berbuat dosa lagi.”, ujarnya polos.  Harapan positif juga disampaikan oleh ibunda dari Christoforus, “Semoga anak-anak penerima komuni pertama lebih baik, bisa tetap lebih mendalami iman Katolik, dan lebih aktif di kegiatan gereja.”, tandasnya. (Hes)                            

9 Feb 2017

SERUAN PASTORAL KWI MENYAMBUT PILKADA SERENTAK 2017

SERUAN PASTORAL KWI MENYAMBUT PILKADA SERENTAK 2017

PILKADA YANG BERMARTABAT 
SEBAGAI PERWUJUDAN KEBAIKAN BERSAMA


Saudara-saudari yang terkasih.
Bangsa kita akan menyelenggarakan Pilkada serentak untuk kedua kalinya. Jumlah daerah yang akan melaksanakan Pilkada adalah 7 (tujuh) provinsi, 18 (delapan belas) kota, dan 76 (tujuh puluh enam) Kabupaten yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Tahapan penting yang harus kita ketahui adalah masa kampanye tanggal 26 Oktober – 11 Februari 2017, masa tenang tanggal 12–14 Februari. Waktu pemungutan dan penghitungan suara dilaksanakan tanggal 15 Februari. Masa rekapitulasi suara adalah tanggal 16–27 Februari dan saat penetapan calon terpilih tanpa sengketa adalah 8–10 Maret.
Melalui Pilkada kita memilih pemimpin daerah yang akan menduduki jabatan hingga lima tahun ke depan. Marilah kita jadikan Pilkada sebagai sarana dan kesempatan untuk memperkokoh bangunan demokrasi dan upaya nyata mewujudkan kebaikan bersama. Sikap ini dianjurkan oleh ajaran Gereja: “Hendaknya semua warga negara menyadari hak maupun kewajibannya untuk secara bebas menggunakan hak suara mereka guna meningkatkan kesejahteraan umum” (Gaudium et Spes 75). Oleh karena itu, kita harus berpartisipasi dalam Pilkada dengan penuh tanggungjawab berpegang pada nilai-nilai kristiani dan suara hati.
Saudara-saudari yang terkasih,
Selain berharap, kita juga terpanggil untuk ikut bertanggung-jawab agar Pilkada berjalan dengan bermartabat dan berkualitas. Sebagai bentuk dukungan dan partisipasi yang optimal terhadap Pilkada, kita perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 
Ikutlah mengawal proses Pilkada! Bersama warga masyarakat kita mengawal Pilkada agar berjalan dengan damai dan sesuai dengan amanat undang-undang. Hal penting dalam proses Pilkada yang perlu dikawal adalah tersedianya fasilitas yang memadai bagi berlangsungnya hubungan pengenalan secara timbal balik antara calon dengan pemilih dan kepastian bagi setiap warga negara untuk menggunakan hak memilih secara Luber (Langsung, Umum, Bebas, Rahasia) dan Jurdil (Jujur, Adil). Proses Pilkada yang damai menjadi syarat penting yang harus dikawal semua pihak. Jangan sampai terjadi kekerasan dalam bentuk apapun, baik secara terbuka maupun terselubung. Apabila kekerasan terjadi, damai dan rasa aman tidak akan mudah dipulih-kan. Kita perlu waspada terhadap berbagai upaya untuk memecah belah dalam proses Pilkada. Kedamaian dan persatuan tidak boleh dikorbankan demi target politik tertentu dalam Pilkada.
Mengantisipasi munculnya masalah dan ancaman. Hal-hal yang berpotensi menimbulkan masalah dan harus diantisipasi adalah: pertama, siasat politik yang tidak sehat atau menghalalkan segala cara demi meraih kekuasaan. Kedua, kemampuan dan integritas penyelenggara Pilkada (KPU dan PANWASLU). Proses Pemilu terdahulu memberi bukti ada penyelenggara Pemilu yang tersangkut masalah dan membuat masalah karena tidak netral bahkan ikut memanipulasi suara. Pelanggaran yang berpotensi menimbulkan masalah harus diantisipasi bersama dan harus ada penegakkan hukum yang adil dan efektif untuk memberi jaminan terselenggaranya Pilkada yang berkualitas dan bermartabat. Apabila Pilkada telah berjalan dengan baik dan sesuai dengan undang-undang, hendaknya kita rela menerima hasilnya dan siap memberikan dukungan untuk menjadi pemimpin bagi seluruh warga masyarakat. Segala perbedaan pendapat dan pilihan politik, hendaknya berhenti saat kepala daerah hasil Pilkada dilantik. 
Pilihlah dengan cerdas dan bertanggungjawab! Gereja mendorong umat untuk menggunakan hak dengan berpartisipasi dalam Pilkada dan memastikan tidak membawa lembaga Gereja masuk ke dalam politik praktis. Setiap warga negara yang telah memiliki hak suara harus ikut terlibat menentukan dan memilih siapa yang akan menjadi pemimpin daerah melalui mekanisme yang telah ditentukan oleh peraturan dan undang-undang yang berlaku. Ikut memilih dalam Pilkada merupakan hak dan panggilan sebagai warga negara. Dengan ikut memilih berarti kita ambil bagian dalam menentukan arah perjalanan dan kelangsungan kehidupan daerahnya. Oleh karena itu, penting disadari bahwa pemilih tidak saja memberikan suara, melainkan menentukan pilihan dengan cerdas, bertanggungjawab, dan sesuai dengan suara hati. Kita yang punya hak suara janganlah Golput!
Pahamilah kriteria pilihan dan kiat dalam memilih dengan tepat! Para calon pemimpin daerah yang akan kita pilih harus dipastikan orang bijak, yang menghayati nilai-nilai agamanya dengan baik dan benar, peduli terhadap sesama, berpihak kepada rakyat kecil, cinta damai dan anti kekerasan serta peduli pada pelestarian lingkungan hidup. Calon pemimpin daerah yang jelas-jelas berwawasan sempit, cenderung mementingkan kelompok, terindikasi bermental koruptif dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kedudukan jangan dipilih. Hati-hatilah supaya kita tidak terjebak dan ikut dalam politik uang yang dilakukan calon untuk mendapatkan dukungan suara. Penting untuk kita ingat bahwa politik uang bertentangan dengan ajaran Kristiani dan merusak asas-asas demokrasi.
Berdoalah untuk pelaksanaan Pilkada! Marilah kita mengiringi proses pelaksanaan Pilkada dengan doa. Kita memohon berkat Tuhan agar Pilkada berlangsung dengan damai dan menghasilkan pemimpin daerah yang berintegritas serta mau berjuang keras memperhatikan rakyat demi terwujudnya kesejahteraan umum.

Jakarta, 10 November 2016
KONFERENSI WALIGEREJA INDONESIA

Mgr. Antonius S. Bunjamin, OSC
Sekretaris Jenderal

Mgr. Ignatius Suharyo
Ketua



1 Nov 2017

Transitus Santo Fransiskus dari Assisi

Transitus Santo Fransiskus dari Assisi
Reported by: Fr. Agusto Tshang, OFM Cap. dan Fr. Inigo Banyu Segara, OFM Cap.

Pada Selasa sore tanggal 3 Oktober 2017, sungguh tidak seperti sore-sore hari biasanya. Banyak orang datang, memasuki dan memenuhi gereja St. Fransiskus Asisi di Singkawang. Ini menarik dan jarang terjadi, karena hari itu bukan hari Minggu. Rupanya, saat itu Keluarga Fransiskan Singkawang (KEFAS) yang terdiri dari para saudara Kapusin, Suster-Suster Klaris Kapusines, Suster-Suster SFIC, anggota OFS (Ordo Fransiskan sekular) dan Bruder-Bruder MTB, berkumpul untuk mengadakan Ibadat Sore bersama. Usut punya usut, ternyata hari itu adalah pesta peringatan wafatnya St. Fransiskus dari Assisi. Secara umum, pesta peringatan ini dikenal sebagai Transitus.
Perayaan Transitus dipimpin oleh Pater Stepanus Gathot Purtomo,OFMCap., selaku Pastor Kepala paroki Singkawang dan diiringi oleh koor gabungan dari KEFAS serta beberapa umat paroki. Perayaan ini terbuka untuk umum, sehingga umat selain anggota KEFAS-pun boleh mengikutinya. Tahun ini para frater dari Novisiat Kapusin Gunung Poteng diminta untuk menganimasi perayaan (dalam bentuk dramatisasi dan semi-tablo) menjelang dan saat wafatnya St Fransiskus Assisi. Tujuannya, agar umat yang hadir dalam perayaan dapat mengetahui dan mengalami secara nyata gambaran saat-saat terakhir hidup Fransiskus Asisi yang dapat menginspirasi umat beriman dalam memaknai “kematian”, penghujung hidup duniawi dan jelang pintu surgawi.
 Dalam kata pengantarnya, Rm. Gathot  menjelaskan pandangan Gereja Katolik dan St. Fransiskus tentang kematian. Kematian bukan-lah sesuatu yang harus ditakuti. Kematian  dipandang sebagai syarat untuk sampai kepada penggenapan janji Allah terhadap manusia. Karena tanpanya, manusia tak dapat memperoleh kehidupan kekal sebagaimana Yesus janjikan. Setelah pengantar, Rm. Gathot kemudian mempersilahkan para Frater Novis untuk memulai drama.
***
“Ringkasan Drama dalam Transistus”
Ya, itulah rombongan Fransiskus dan para muridnya memasuki kota Assisi. Diterangi cahaya obor yang tidak begitu terang, mereka berjalan perlahan untuk sampai ke Gereja Portiuncula. Tiba-tiba, Fransiskus meminta para muridnya berhenti, katanya: “Tunggu, tunggu dulu”. Ia menanyakan kepada para muridnya, apakah mereka sudah sampai di Assisi dan setelah mengetahui secara pasti bahwa itu benar ia pun kembali berkata: “Assisi, oh, assisi ! Disanalah semua bermula . . . . Mari kita mulai, sebab kita belum berbuat apa-apa”. Bunyi lonceng kembali terdengar dan perlahan namun pasti Assisi sudah sejangkauan mata.
Di dalam Gereja Portiuncula, mereka membaringkan Fransiskus dan mengelilinginya. Raut wajah sendu menghiasi paras para saudara Fransiskus. Ketika itulah, Fransiskus mencurahkan segala yang telah ia rasakan dan alami pada awal pertobatan setelah perjumpaannya dengan Kristus yang tersalib. Setiap perkataan dari mulutnya adalah petuah dan wasiat berharga bagi para muridnya. Bagaimana ia merasa jijik kala berjumpa orang kusta namun kemudian berubah menjadi kemanisan yang tiada terkatakan. Kekayaan dan jabatan tidak lagi menggiurkannya. Laksana pria yang jatuh cinta kepada seorang gadis pada pandangan pertama, Fransiskus begitu cinta akan putri kemiskinan yang dihadiahkan Kristus kepadanya. Semua seolah diwakilkan dengan permintaannya kepada para saudara untuk menanggalkan jubahnya. Walau hal itu ditentang, ia tetap bersikukuh. Kini, kesetian terbukti dan ketaatan terjaga.
Keagungan dan kebesaran Allah selalu hadir pada orang-orang yang percaya dan taat kepadaNya. Menjelang kematiannya Fransiskus malah membaluti diri dengan kemiskinan teramat suci. Kedatangan saudari maut disambutnya dengan penuh suka cita dan damai. Kematian baginya adalah penyatuan diri kepada Allah serta puncak dan tujuan dari hidupnya yang keras dan radikal. Hal inilah yang menguatkan para muridnya untuk berbuat lebih, lebih dan lebih lagi. Sebab apa yang telah mereka perbuat saat itu belum menghasilkan apa-apa. Kesedihan yang tadinya dirasakan berubah menjadi kedamaian di hati setiap pengikut Fransiskus. Kembali dengan sunyi senyap dan tenang mereka menandu Fransiskus yang telah berpulang menuju tempat peristirahatan untuk raganya yang telah ia wasiatkan sebelumnya. Hari itu bukanlah akhir melainkan awal dari segalanya bermula. Demikian ringkasan cerita Transitus.
***
Makna singkat Transitus
Setelah drama dibawakan, menyusul renungan singkat yang dibawakan oleh Rm. Gathot. Rm. Gathot menjelaskan bahwa suasana saat terakhir hidup St. Fransiskus tidak se-sedih peristiwa kematian pada umumnya. St. Fransiskus beranggapan bahwa kematian bukan-lah akhir dari segalanya, melainkan sebuah batu pijakan untuk memperoleh hidup baru. Maka dari itu, St. Fransiskus menyambut kematian dengan bahagia dan penuh rasa syukur. Berangkat dari hal ini, umat yang hadir diajak untuk tidak merasa was-was dan takut karena kematian bukanlah hal yang menakutkan. St. Fransiskus bahkan menggelarinya “saudari maut” karena ia sadar bahwa kematian menjadi hal mutlak yang harus dilalui untuk sampai kepada kesempurnaan sebagai pengikut Kristus. St. Fransiskus dengan gembira menyambut kedatangan maut dengan sapaan: “Selamat datang saudariku maut !”Jadi, tidak ada alasan untuk mengatakan kematian adalah malapetaka dan kesia-siaan.
Di akhir acara, dibagikan roti tak beragi yang menjadi makanan favorit St. Fransiskus kala ia hidup sebagai pentobat dari Assisi. Umat berbaris rapi dan teratur maju menyambut roti itu. Layaknya pada saat hendak menerima Tubuh dan Darah Kristus.  Ya perjalanan kita, sebagai peziarah di dunia ini semesti diwarnai dalam “berbagi Roti Hidup” dan akan paripurna ketika bersatu dalan “perjamuan Anak Domba”. “Cukup sederhana namun meninggalkan kesan yang mendalam” ujar salah seorang umat yang hadir. Semoga Pesta peringatan wafatnya St. Fransiskus ini dapat membawa pada kesadaran akan pertobatan yang terus menerus untuk sampai pada kesempurnaan dan tidak lagi menganggap bahwa  kematian itu suatu yang “mengerikan”, seolah tiada pengharapan, justru sebaliknya suatu “saat” sukacita karena akan berjupa dengan sang Kehidupan itu sendiri. “Hai maut dimana sengatkahmu kini….?!”. Semoga, ya semoga, amin.


“Deus meus et omnia”