Selamat Datang Di Website Resmi Paroki Singkawang - Terima Kasih Atas Kunjungan Anda
Tampilkan postingan dengan label Liputan Khusus. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Liputan Khusus. Tampilkan semua postingan

15 Jan 2016

41 TAHUN LEO AGUNG; MENJADI BAGIAN DARI PAROKI

41 TAHUN LEO AGUNG; MENJADI BAGIAN DARI PAROKI



Sabtu, 5 Desember 2015. Kira-kira empat ratus orang memadati Aula SMP Bruder Singkawang dalam rangka perayaan ulang tahun Kring Santo Leo Agung yang ke 41. Diawali misa yang dipimpin oleh Pastor Paroki, Stephanus Gathot Purtomo, OFMCap, rangkaian acara dimulai pukul 16.00 Wib. Misa berlangsung khusyuk. Dalam homilinya, pastor paroki mengetengahkan besarnya peran keluarga bagi gereja. Warga yang hadir diajak untuk memperjuangkan militansi hidup menggereja melalui perannya baik sebagai kepala rumah tangga, ibu rumah tangga maupun anak. Keluarga merupakan salah satu sokoguru bagi gereja.

Usai misa, Tobias selaku ketua Kring didapuk memberi sambutan. Dalam sambutannya, Tobias mengulas sejarah berdirinya Kring yang pada 10 November 2015 lalu genap berusia 41 tahun. Sebuah angka yang terbilang matang dalam hal usia. Digawangi oleh para sesepuh yang  terdiri dari Alm. Frans Toeng, Alm. Max Sugeng, Yakob, Jumal Riyanto,  Boni F. Sumpo, Max Aen, dan Y.B. Mashuri, kring yang awalnya hanya bernama sesuai nomor urut yaitu kring 7 (dari 17 kring yang ada waktu itu.red), lantas dinamai Leo Agung. Hal ini dilakukan untuk mencocokkan tanggal berdirinya kring dengan peringatan Santo pelindungnya. Ketika sejarah dirunut, ternyata tanggal 10 November merupakan hari peringatan Santo Leo Agung.


Berbagai hiburan berupa tarian, nyanyian, permainan dan door prize menarik dihadirkan dalam acara yang dipandu oleh Br. Flavianus, MTB dan Ibu Ludwina Rita. Ditemui di sela acara, Tobias selaku ketua Kring leo Agung mengungkap bahwasanya ulang tahun kali ini sengaja digelar sebagai ajang silaturahmi antar warga kring yang jumlahnya terbilang besar. “Baru kali ini dirayakan karena untuk mengumpulkan warga Kring Leo Agung terbilang sulit, wilayahnya cukup besar, dibagi menjadi empat kelompok, dan di dalam kelompok mereka memiliki program sendiri-sendiri. Tahun 2015 ini disepakati oleh empat kelompok untuk mengadakan perayaan ulang tahun, sekaligus sebagai ajang silaturahmi antarwarga Kring Leo Agung. Ke depannya kita berencana menggelar kembali acara serupa saat perayaan ulang tahun ke 45,” pungkasnya. (Hes)                


SEMARAK PANGGUNG KEBAHAGIAAN 110 TAHUN MISI KAPUSIN DI SINGKAWANG

SEMARAK PANGGUNG KEBAHAGIAAN 110 TAHUN MISI KAPUSIN DI SINGKAWANG



(Singkawang, 13 Desember 2015) Ayunan langkah kaki kompak diiringi tarian pembuka serta perarakan misa yang dipimpin oleh Uskup Agung Pontianak Mgr. Agustinus Agus membuka misa hari itu. Hari itu adalah hari yang  sangat bersejarah dan berbahagia bagi semua umat Katolik khususnya di wilayah Paroki Singkawang, karena hari kita semua memperingati puncak Perayaan 110 Tahun Misi Kapusin di Singkawang. Sebelumnya selama seminggu penuh digelar pentas seni dalam memeriahkan Perayaan 110 Tahun Misi Kapusin di Singkawang. Berbagai persekolahan Katolik masing-masing unjuk kebolehan khususnya di bidang seni. Sekolah-sekolah yang terlibat antara lain SMP St Tarsisius, STIE Mulia, SMP Bruder, SMA St Ignasius, SMP Pengabdi, Persekolahan Nyarumkop, OMK, Putra-Putri Altar dan berbagai stasi di Paroki Singkawang. Pameran segala barang-barang yang digunakan oleh Kapusin sejak 110 tahun lalu pun tak luput digelar. Berbagai hal menarik, unik dan tentunya bersejarah menjadi magnet tersendiri bagi umat yang hadir. Hal yang membanggakan adalah bahwa pameran 110 Tahun Kapusin selain dinikmati oleh masyarakat regional Kalimantan Barat, juga mampu menarik perhatian Saudara-saudara dari Serawak yang kebetulan tengah mengadakan kunjungan ke kota Singkawang, juga para tokoh lintas agama dari Bumi Serambi Mekah, Aceh. Berbagai komentar bernada positif mengenai perayaan 110 Tahun Misi Kapusin di Singkawang mengalir deras dari mereka yang berkunjung ke arena pameran.      
Di Minggu puncak perayaan 110 Tahun Misi Kapusin Berkarya di Singkawang itu, tepat pukul 08.00 Wib Misa dimulai. Seluruh umat hening mengikuti Perayaan Misa Ekaristi. Sosok seorang Uskup yang berbeda dengan uskup lainnya dengan ciri khas pantun  yang hampir selalu dikumandangkan beliau saat memimpin misa membuat suasana menjadi cair saat homili. Tawa lepas mengalir dari setiap umat yang hadir. Di sela-sela homili yang diberikan, uskup mengajak umat untuk senantiasa bersyukur karena berkat para Misionaris yang hadir serta merintis dan membangun gereja juga turut andil dalam pembangunan bergagai fasilitas di Kota Singkawang seperti rumah sakit dan sekolah-sekolah, “Mari kita doakan mereka yang telah berjasa dan telah berpulang ke pangkuan Bapa Surgawi,” ajak Mgr. Agustinus Agus.

“Kalau ada sumur di ladang, boleh kita menumpang mandi. Jika ada umurku panjang, boleh kita berjumpa lagi.” Demikian Pantun di detik terkakhir homili yang dikumandangkan.  Selesai Homili, Mgr. Agustinus Agus melantik Dewan Pastoral Paroki (DPP) Paroki St. Fransiskus Assisi Singkawang periode 2015-2018.  Anggota DPP yang baru resmi dilantik  membacakan janji dan uskup memberkati semua anggota DPP agar mampu dan komitmen dalam menjalankan tugas seta kewajibannya. Terima kasih atas pengabdian pengurus dan anggota DPP periode sebelumnya yang telah melakukan tugas serta kewajibannya dengan baik dan Selamat di ucapkan kepada pengurus serta anggota DPP yang baru, Tuhan memberkati.

Tidak terasa begitu cepat kebersamaan Misa Ekaristi bersama Uskup dan para pastor yang hangat menyambut umat di dalam gereja yang dibangun 89 tahun silam.  Setelah selesai Perayaan Misa Ekaristi, uskup dan para pengurus DPP periode baru berfoto bersama dan dilanjutkan dengan acara ramah tamah di halaman gereja yang telah di siapkan oleh panitia. Walikota Singkawang juga hadir dan memberikan kata sambutan dalam merayakan pesta sejarah 11 dasawarsa Misi Kapusin di Singkawang bersama tokoh-tokoh agama, Kapolres dan anggota DPRD yang hadir di tengah-tengah umat Katolik Paroki St. Fransiskus Assisi Singkawang. Senyum dan semangat kebahagiaan bertambah saat semua umat dan para undangan merayakan hari ulang tahun Mgr. Agustinus Agus yang ke 66 tahun dengan bernyanyi, meniup lilin dan potong kue menyemarakan tepuk tangan yang tak henti dari semua mata yang mengarah ke panggung. Kebahagiaan serta di lanjutkan makan bersama, “Selamat ulang tahun Bapa Uskup tercinta, sehat selalu dan senantiasa tetap melayani “domba-domba-Nya,” Amin.” (SS)




KETIKA INDULGENSI MENGALIR DERAS DI SETIAP ‘PINTU’ YANG DIBUKAKAN

KETIKA INDULGENSI MENGALIR DERAS DI SETIAP ‘PINTU’ YANG DIBUKAKAN


8 Desember 2015 bisa jadi menjadi hari yang begitu dinantikan oleh umat Katolik seluruh dunia. Pada tanggal tersebut Bapa Paus Fransiskus menetapkannya menjadi tanggal pembuka Tahun Kerahiman Ilahi. Tahun Kerahiman Ilahi sendiri dimulai sejak tanggal 8 Desember 2015 dan berakhir pada 20 November 2016. Pembukaan Tahun Kerahiman yang jatuh pada 8 Desember 2015 disebabkan tanggal tersebut bertepatan dengan peringatan Maria dikandung tanpa noda dan peringatan 50 tahun penutupan Konsili Vatikan II.



Menandai pembukaan Tahun Kerahiman Ilahi, setiap gereja Katolik di penjuru dunia melakukan prosesi pembukaan pintu yang menjadi simbol jalan masuk untuk beroleh berkat indulgensi. Demikian pula yang terjadi di Gereja Katolik St Fransiskus Assisi Singkawang. Umat Katolik Singkawang boleh berbangga karena untuk regional Kalimantan Barat, selain Katedral Pontianak, Gereja Paroki Singkawang ditetapkan Bapa Uskup Mgr. Agustinus Agus sebagai salah satu pusat pemerolehan rahmat  indulgensi. Pada Minggu, 13 Desember 2015, prosesi misa yang dipimpin oleh Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Pontianak, Pastor William Chang, OFMCap didampingi tiga pastor lain yakni P.Gathot, P. Cosmas, dan P. Agus berjalan khusyuk. Diawali perarakan dari Sakristi menuju halaman gereja, di depan gereja telah terpasang gerbang tambahan yang begitu apik sengaja disiapkan oleh panitia Tahun Kerahiman Ilahi. Usai prosesi pemberkatan gerbang, Pastor Willi yang juga merupakan rektor STT Pastor Bonus Pontianak lantas membuka pintu gereja, simbol dibukanya jalan menuju kerahiman Ilahi.

Pada homilinya, Pastor Willi menegaskan bahwa pembukaan pintu gereja hanya merupakan simbol jalan Kerahiman Ilahi,  hal yang lebih esensi adalah kesediaan setiap orang untuk membuka hati agar beroleh rahmat dalam kehidupan dan iman gerejawi. Pada kesempatan yang sama dibagikan pula pin cinderamata Tahun Kerahiman Ilahi oleh panitia. (Hes)



11 Jan 2016

PEMBUKAAN TAHUN KERAHIMAN DAN PERAYAAN 110 TAHUN KAPUSIN

               PEMBUKAAN TAHUN KERAHIMAN DAN PERAYAAN 110 TAHUN KAPUSIN

Senin, 23 November 2015. Gerimis tipis mengiringi dentang lonceng gereja memanggil umat Paroki Singkawang untuk datang dan khusyuk dalam doa singkat pembuka Tahun Kerahiman Ilahi yang  digagas oleh pusat Gereja Katolik di Vatikan. Doa yang memakan waktu sekitar 15 menit ini secara berkala akan terus didoakan selama seminggu ke depan. Hampir separuh bangku gereja dipenuhi oleh umat yang sengaja datang dan melibatkan diri dalam doa. 


Sementara usai doa pembuka Tahun Kerahiman Ilahi  dilaksanakan, di sayap kanan gereja kemeriahan lain  telah siap menyambut umat. Petikan sapek, alat musik tradisional Dayak mengiring para penyumpit yang dengan apik memeragakan gerakan tarian teatrikal berburu sekaligus menyambut Propinsial Ordo Kapusin Pontianak, Pastor Amandus Ambot, OFMCap, Pastor Paroki Singkawang, Stephanus  Gathot Purtomo, OFMCap, Suster Rosa Arel, OSCCap, Ketua Dewan Pastoral Paroki yang baru terpilih, Ambrosius Kingking, S.H., dan ketua panitia perayaan Tahun Kerahiman Ilahi sekaligus perayaan 110 Tahun Kapusin berkarya di Singkawang, Frumentius, S.E, untuk menyumpit balon tanda dibukanya tahun kerahiman sekaligus rangkaian acara perayaan 110 tahun Kapusin berkarya di Singkawang. Rangkaian acara pembukaan Tahun Kerahiman Ilahi dan 110 tahun Kapusin berkarya di Singkawang digelar meriah dengan menampilkan persembahan pentas seni yang melibatkan persekolahan Katolik di Singkawang, juga pameran berbagai stand, antara lain Kapusin, SFIC, OSCCap, Buletin Likes, OMK, PPA/Misdinar, RSU St. Antonius, RSJ, dan berbagai sanggar seni.   



Usai penyumpitan balon dilakukan, kemeriahan terus berlanjut dengan atraksi Barongsai yang dipersembahkan oleh STIE Mulia Singkawang. Tibalah yang paling dinantikan, Pastor Ambot selaku Propinsial Kapusin dan pastor paroki melepaskan dua ekor burung dari sangkarnya. Hal ini dilakukan seturut teladan Santo Fransiskus Assisi yang begitu dekat dengan kehidupan segala makhluk hidup termasuk fauna. Usai proses pelepasan burung-burung itu Pastor Ambot menggunting pita dan membuka pintu tempat pameran digelar sebagai simbol rangkaian acara Tahun Kerahiman Ilahi dan perayaan 110 Tahun Kapusin berkarya di Singkawang dimulai. (Hes)                           

MERAJUT PERSAHABATAN LEWAT OMK FA CUP

MERAJUT PERSAHABATAN LEWAT OMK FA CUP




Setiap hari Sabtu dan Minggu selama bulan Oktober dan November, ada suasana berbeda di komplek persekolahan SMP Pengabdi Singkawang. Menjelang sore sekitar pukul 14.00 Wib, orang mulai berdatangan ke SMP Pengabdi. Meskipun cuaca kadang tidak mendukung karena hujan, namun hal itu tidak menyurutkan langkah banyak orang untuk pergi ke SMP Pengabdi. Mereka berasal dari berbagai kalangan: tua-muda, anak sekolah- karyawan/ karyawati, orang dari berbagai agama. Semuanya membaur dan tumpah ruah  ke SMP Pengabdi. Mereka datang untuk mengikuti perhelatan OMK FA Cup yang digelar oleh Orang Muda Katolik (OMK) Paroki Singkawang.

OMK FA Cup merupakan kepanjangan dari Orang Muda Katolik Fransiskus Assisi Cup. Acara ini adalah kemasan berbagai pertandingan dalam cabang olah raga yang diprakarsai oleh Orang Muda Katolik Paroki Singkawang. Perhelatan ini sudah menjadi agenda tahunan. Dengan menjunjung tinggi sportivitas perhelatan ini semula hanya dibatasi bagi kalangan kaum muda Katolik saja. Tetapi tahun ini dengan tekad dan semangat yang luar biasa OMK Paroki Singkawang mencoba keluar dari pakem yang sudah ada. Cakupannya diperluas dengan mengundang kelompok lain, terutama dari SMA dan SMK Negeri yang ada di Kota Singkawang. Di luar dugaan, respon dari para persekolahan sangat positif dan antusias. Ini terlihat dari jumlah peserta yang mendaftarkan diri untuk mengikuti turnamen OMK FA Cup. Tercatat ada 40 tim yang mengikuti lomba futsal putra, 32 tim bolla volley campuran, 24 peserta tenis meja tunggal putra, 14 peserta tenis meja tunggal putri, 16 peserta bulu tangkis ganda campuran, 32 peserta bulu tangkis tunggal putra, 16 peserta bulu tangkis tunggal putri dan 43 peserta lomba catur. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, jumlah peserta tahun ini naik hampir tiga kali lipat. 

Tanggapan positif disampaikan oleh seorang pembina OSIS dari sebuah sekolah negeri. “Kalau bisa turnamen ini dijadikan agenda tetap. Sekolah kami akan mengagendakan dalam kurikulum sehingga bisa tetap mengikuti turnamen OMK FA Cup. Turnamen seperti ini cukup bagus dan sangat langka di wilayah Singkawang”. Seorang tokoh Katolik yang sempat hadir untuk mengikuti dari dekat gelaran OMK Singkawang ini juga memberikan komentar positifnya. “Salut buat Orang Muda Katolik Singkawang. Mereka berhasil menyatukan berbagai kalangan yang berbeda satu dengan yang lain dalam bidang olah raga. Ke depan turnamen seperti ini harus tetap dilanjutkan”.

Dua bulan berlalu tanpa terasa. Pertandingan olah raga  yang digelar dalam OMK FA Cup berlangsung semakin seru. Ada kalanya terjadi pemainan yang keras tetapi tidak sampai menjurus pada permainan yang kasar. Sportivitas tetap dijunjung tinggi sebab bukan terutama mencari juara tetapi persahabatan. Puncak dari gelaran ini terjadi pada hari Minggu, 6 Desember 2015 dengan menggelar partai final di setiap cabang olah raga yang dipertandingkan. Kemeriahan sangat terasa di lapangan bola volley dan futsal karena masing-masing membawa suporternya lengkap dengan atributnya masing-masing. Bahkan ada suporter yang membawa alat-alat musik untuk memompa semangat tim kesayangannya yang sedang bertanding.

Selesai menggelar semua partai final, pada hari Minggu 6 Desember itu juga dibagikan hadiah kepada para pemenang. Dalam kata sambutannya, Sdr Bernardus Arbi yang didapuk selaku ketua Panitia OMK FA Cup mengungkapkan rasa terimakasihnya kepada berbagai pihak yang mendukung terlaksananya OMK FA Cup. Tanpa menutup mata terhadap berbagai kekurangan yang ada, pemuda yang senang bermain musik ini berharap bahwa di masa yang akan datang OMK FA Cup tetap dilangsungkan. Hal yang kurang lebih sama disampaikan oleh Bapak Lukas selaku Koordinator Kepemudaan Paroki Singkawang. Dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh Trifonia, Bapak Lukas menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para peserta yang ikut menyukseskan gawenya Orang Muda Katolik Singkawang. Dia berharap agar persahabatan yang telah dirajut selama ini tetap dilanjutkan di masa yang akan datang. Selamat untuk para pemenang dan selamat untuk Orang Muda Katolik Paroki Singkawang. Di penghujung acara, Pastor Stephanus Gathot berkenan menutup seluruh rangkaian pertandingan OMK FA Cup dengan mengetuk mic tiga kali.

Banyak peristiwa menarik dan positif bisa diambil dari perhelatan OMK FA Cup tahun ini. Karena pesertanya berasal dari berbagai golongan, Orang Muda Katolik diajak untuk menyadari kemajemukan; bahwa ada kelompok lain di sekitar kita. Bersama mereka ini kaum muda Katolik juga harus berani menceburkan diri dan bergaul dengan mereka. Selain itu kaum muda katolik juga melatih diri untuk belajar berorganisasi  yang baik dan benar. Kedisiplinan dan sportivitas senantiasa harus ditumbuhkan. Memang masih ada banyak kekurangan di sana sini. Tetapi semangat untuk merajut persahabatan dengan berbagai kalangan dalam olahraga mengalahkan semua kekurangan yang ada. Telah terjadi kesepakatan antara OMK Paroki Singkawang dengan Seksi Kepemudaan untuk tetap menjadikan OMK FA Cup sebagai agenda tahunan. Kita berjumpa lagi di OMK FA Cup tahun 2016 yang akan datang. Profisiat untuk Orang Muda Katolik Singkawang. (Stephanus) 


 

21 Des 2015

JADWAL PERAYAAN EKARISTI SELAMA NATAL 2015 & TAHUN BARU 2016

JADWAL PERAYAAN EKARISTI SELAMA NATAL 2015 TAHUN BARU 2016



Kamis, 24 Desember 2015

1. Pukul 17.00 : Perayaan Ekaristi  (Bahasa Mandarin)
2. Pukul 19.00 : Perayaan Ekaristi  (Bahasa Indonesia)

Jumat, 25 Desember 2015

1. Pukul 06.00 : Perayaan Ekaristi I 
2. Pukul 08.00 : Perayaan Ekaristi II

Sabtu, 26 Desember 2015

1. Pukul 08.00 : Perayaan Ekaristi (anak-anak)
2. Pukul 18.00 : Perayaan Ekaristi (Mandarin)


Minggu, 27 Desember 2015

1. Pukul 06.00 : Perayaan Ekaristi I
2. Pukul 08.00 : Perayaan Ekaristi II

Senin, 28 Desember 2015

Pukul 08.00 : Perayaan Natal Lansia

Kamis, 31 Desember 2015

Pukul 19.00 : Perayaan Ekaristi Syukur Tutup Tahun

Jumat, 1 Januari 2015

Pukul 08.00 : Perayaan Ekaristi Awal Tahun 




8 Des 2015

RANGKAIAN BAKTI SOSIAL MENYAMBUT “NATAL 2015”

RANGKAIAN BAKTI SOSIAL MENYAMBUT “NATAL 2015”
SEKSI SOSIAL DPP GEREJA SANTO FRANSISKUS ASSISI SINGKAWANG

google images.jpg

Bekerja sama dengan WKRI, Legio Maria, Santa Monica, OMK dan PMI menyelenggarakan  :

1. POSKO NATAL (5 Desember 2015 - 16 Desember 2015) 
    (Pukul 08.00 -12.00 WIB )
        Bentuk Sumbangan : pakaian layak pakai, sembako dan lain-lain
        Bertempat : Sekretariat Paroki


2. DONOR DARAH (20 Desember 2015/Setelah Misa Kedua)

        Door Price :
 Bagi yang beruntung (10%) dari peserta punya kesempatan mendapatkan scaling (pembersihan karang gigi) Geratis!!!
        Bertempat : Gereja Santo Fransiskus Assisi


3. BAZAR ( 13 Desember 2015 & 20  Desember 2015)

        Menjual aneka makanan dan minuman, aksesoris natal dan liturgi, buku rohani 
dan lain sebagainya.
        Bertempat : Gereja Santo Fransiskus Assisi


4. KUNJUNGAN KASIH Rumah Sakit Alverno (27 Desember 2015) 

        Dimulai dengan Misa 06.00 WIB (Gereja Rs. Alverno)
        Betempat : Jl. Gunung Sari No.70 Singkawang 
        
5. NATAL BERSAMA BAPAK USKUP DI LAPAS (30 Desember 2015)

NB : Buat teman-teman yang ingin memberikan donasi berupa bentuk sumbangan untuk kegiatan ini ataupun ingin terlibat langsung, bisa menghubungi Tim Redaksi Buletin. (Hermanto Halim: 0822 5064 2350 / 0812 5601 017)

Terima Kasih, Tuhan Yesus memberkati.


28 Nov 2015

RENCANA BANTUAN OLEH BAKAMLA-RI

RENCANA BANTUAN OLEH BAKAMLA-RI


Singkawang, Selasa, 24 November 2015. Bertempat di pastoran Singkawang, pihak Paroki Singkawang kedatangan tamu istimewa dari Deputi  Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla-RI). Kedatangan rombongan dari  Jakarta dipimpin oleh Ibu Fenda yang merupakan rangkaian perayaan ulang tahun Bakamla-RI ke 43 ini serta merta  menyampaikan rencana kunjungan dan pemberian bantuan langsung  berupa bingkisan kepada anak-anak Sekolah Minggu yang akan dilaksanakan pada Desember 2015. Rombongan diterima langsung oleh Pastor Paroki, Stephanus Gathot Purtomo, OFM, Cap, dan pengurus Dewan Paroki.  (RS)      



1 Nov 2015

Perlombaan BKSN 2015 di Stasi Aris

Perlombaan BKSN 2015 di Stasi Aris

Aris merupakan salah satu Stasi terpencil yang ada di wilayah Paroki Singkawang, tepatnya di Kecamatan Capkala - Kabupaten Bengkayang, yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Sadaniang-Toho, Kabupaten Mempawah. Jarak tempuh dari pusat Paroki kurang lebih delapan puluh kilo meter dengan kondisi jalan menuju Aris rusak dan hanya bisa ditempuh dengan sepeda motor atau berjalan kaki apabila dimulai dari Desa Capkala.

Setiap bulan September, umat Katolik memperingati Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN). Dan dalam rangka untuk memeriahkan bulan Kitab Suci ini, umat Katolik di Stasi Aris khususnya anak-anak usia sekolah dari tingkat SD, SMP, dan SMA mendaftarkan diri untuk mengikuti perlombaan. Maka diadakanlah sejumlah kegiatan lomba di Hari Minggu, 20 September 2015 yang diselenggarakan oleh tim lomba Kitab Suci yang dikoordinir oleh ibu Agnes Sri Mulatsih bersama kawan-kawan. Diantaranya bapak Anton, bapak Antonius Ajun, ibu Emeliana Herti, ibu Dina, bapak Agustinus Anor, Apolonius, dan Iswanto. Dengan mengusung tema: “Keluarga yang Melayani Seturut Sabda Allah”.

Dalam sambutannya sebelum perlombaan dimulai ibu Agnes menyampaikan bahwa tujuan utama diadakannya lomba adalah agar anak senang dan lebih mengenal Kitab Suci sedikit demi sedikit, walaupun sederhana namun anak-anak mampu mengerjakan dengan baik dan tekun serta menumbuh kembangkan cinta anak-anak pada Kitab Suci dan mengingatkan kembali pengetahuan umum agama serta membiasakan mereka berani dan ikut serta terlibat dalam tugas liturgi di gereja. 

Lagi dalam sambutannya ia menambahkan bahwa menjadi pemenang dalam lomba lektor dan lomba-lomba lainnya bukan segala-galanya tetapi lebih daripada itu semangat untuk melayani adalah hal yang harus dipupuk dan kemudian diharapkan menjadi petugas lektor yang baik. Lanjutnya, dengan terselenggaranya lomba ini karena partisipasi umat terlebih dukungan dan bantuan dari Pastor Paroki Singkawang, Pastor Stephanus Gathot, OFM. Cap. Ibu Agnes sebagai koordinator yang juga guru agama Katolik di SDN 04 Aris mengucapkan selamat berlomba.

Perlombaan dimulai setelah Ibadat Sabda Hari Minggu, tepatnya pukul 11.00, tempatnya di gedung gereja dan diawali dengan pendaftaran. Adapun berbagai kegiatan perlombaan tersebut antara lain: lomba mewarnai gambar untuk tingkat SD Kelas 1 - 3, lomba membuat Tanda Salib untuk tingkat SD Kelas 1 - 3, lomba cerdas cermat (LCC) untuk tingkat SD Kelas 4 - 6, SMP, SMA (digabung) dengan cara perkelompok, lomba lektor atau lomba membaca Kitab Suci untuk tingkat SD Kelas 4 - 6, SMP dan SMA, lomba nyanyi lagu rohani untuk tingkat SD Kelas 4 - 6, SMP, SMA, dan yang terakhir lomba menyusun kalimat dari perikop ayat Kitab Suci untuk tingkat SD Kelas 4 - 6, SMP, SMA (digabung) dengan cara perkelompok.

Tim juri dalam acara tersebut adalah bapak Anton Martono, bapak Antonius Ajun, dan Apolonius untuk perlombaan cerdas cermat, lektor, nyanyi lagu rohani, dan menyusun kalimat dari perikop ayat Kitab Suci. Kemudian ibu Emeliana Herti dan Iswanto untuk juri lomba mewarnai gambar dan membuat Tanda Salib. Untuk konsumsi ditangani oleh ibu Dina dan bapak Agustinus Anor.

Seluruh rangkian kegiatan berjalan baik dan lancar serta berakhir pukul 15.00. Dari 24 peserta yang ikut berlomba didapatkan dengan hasil: Pemenang lomba mewarnai gambar cerita Kitab Suci SD yaitu juara I Erwin, juara II Aldianto, juara III Seli. Pemenang lomba membuat Tanda Salib SD yaitu juara I Erwin, juara II Celsi, dan juara III Agustina. Lomba cerdas cermat tingkat Tingkat SD, juara I kelompok Herkulanus Riski dkk, juara II kelompok Katarina Jesika Asian dkk, juara III Susi dkk. Tingkat SMP dan SMA juara I kelompok Leni dkk, juara II kelompok Arwianti dkk, juara III kelompok Endriana dkk. 

Pemenang lomba lektor atau membaca Kitab Suci Tingkat SD yaitu juara I Aching, juara II Susi, juara III Santini. Tingkat SMP dan SMA, juara I Leni, juara II Endriana, juara III Ena. Pemenang lomba nyanyi lagu rohani adalah juara I Esi, juara II Arwianti, juara III Leni. Dan yang terakhir lomba menyususun kalimat dari perikop ayat Kitab Suci, yaitu juara I kelompok Endriana dkk, juara II kelompok Aching dkk, juara III kelompok Arwianti dkk.

Selamat kepada seluruh pemenang, selamat kepada seluruh peserta, selamat kepada tim lomba yang telah menyelenggarakan dan memperlancar kegiatan ini, serta terimakasih atas segala partisipasi dalam memeriahkan acara ini sehingga dapat berjalan dengan lancar. Semoga bibit yang baik kelak sungguh berbuah di ladang Gereja Santo Yosep Stasi Aris yang kita cintai.  *(AM)*

Lomba Mewarnai Tingkat SD

Lomba Nyanyi Lagu Rohani

Pembagian Hadiah

Pembagian Hadiah































27 Okt 2015

“TRANSITUS” SANTO FRANSISKUS ASSISI KEMATIAN DALAM DAMAI MENUJU KEHIDUPAN KEKAL

 “TRANSITUS” SANTO FRANSISKUS ASSISI

KEMATIAN DALAM DAMAI MENUJU KEHIDUPAN KEKAL 

Santo Fransiskus dari Assisi merupakan pendiri Ordo Fransiskan dan sekaligus Santo Pelindung Gereja Katolik Paroki Singkawang. Ia lahir di Assisi, Italia pada tanggal 5 Juli 1182 dan meninggal pada tanggal 3 Oktober 1226. Fransiskus muda yang lahir dari kalangan bangsawan, dalam hidup kesehariannya bergelimang kemewahan dimanjakan oleh pesta-pora. Pada akhirnya jiwanya runtuh oleh cinta kasih melalui sapaan Tuhan. Dalam perjumpaannya dengan pengemis dan para penderita kusta, mengubahkan hidupnya menjadi seorang mempelai Allah dengan semangat kemiskinan. Menurut sejarah, Ia dikenal pula sebagai santo pelindung binatang dan lingkungan hidup serta pedagang. Santo Fransiskus Assisi telah mendirikan Ordo Fransiskan atau Ordo Friar Minor (Ordo Saudara-saudara Dina). Ordo tersebut meneladani hidup dari Santo Fransiskus Asisi yakni menjalankan injil, setia kepada Gereja Katolik Roma, dan melaksanakan cinta kasih persaudaraan universal.

Pada tanggal 24 September 2015, umat Katolik Paroki Singkawang mengikuti misa Novena Santo Fransiskus Assisi selama 9 hari berturut-turut. Novena ini dipersiapkan untuk merayakan “Transitus” (tanggal 3 Oktober 2015). Transitus merupakan peringatan akan perjalanan iman dari Santo Fransiskus Assisi, peralihan kehidupan dunia lewat kematian menuju kehidupan yang kekal.  Semasa hidup merasul, ia mengalami banyak ujian sebagai konsekuensi dari pilihan atas hidupnya. Mengalami siksaan fisik dan batin serta penolakan dari keluarga sendiri maupun dari orang-orang yang seiman bahkan secara hirarki menempa jiwa dan raganya. Ini bukan tanpa tujuan, kenyataannya ia menjadi sosok yang penuh  cinta kasih, memberikan hidupnya pada kemiskinan dan penderitaan sesamanya. Mengambil penderitaan orang lain secara total meleburkan diri pada kasih tanpa keluhan. Santo Fransiskus Assisi  sangat khusyuk mencintai Allah dengan segenap hati dan jiwa raga hingga akhir hayatnya. 

Transitus dihadiri oleh saudara-saudari dari Komunitas OFS, MTB, OFM.Cap, SFIC, OSCCap,  dan umat ikut pula mengenang wafatnya Sang Pembawa Damai. ‘Transitus’ dikemas layaknya ibadat perenungan. Kisah perenungan hidup Santo Fransiskus dibacakan oleh Bruder Flavianus MTB, Suster Benedikta SFIC, dan Suster Lidwina, OSCCap sambil diiringi alunan merdu paduan suara KEFAS (Keluarga Besar Fransiskan-Fransiskanes Singkawang).

Perenungan yang sangat mendalam di saat Santo Fransiskus mengalami masa sekarat. Ia mendapatkan anugerah yang teristimewa sebagai upah dari jiwa militannya. Ia mengalami 5 luka suci Yesus (Stigmata).  Ini adalah penderitaan suci yang hanya dianugerahkan pada orang pilihan atau manusia unggul dari Allah. Di ambang saudara maut badani datang menjemput, Ia melepaskan jubah miliknya dan menggantinya dengan milik saudaranya seordo. Ia tak ingin memiliki apapun dan tak terikat oleh kemelekatan apapun di dunia, hanya merasakan cinta Allah yang Maha Besar kepada dirinya. Pada detik-detik terakhir nafas yang tersisa, ia melakukan perjamuan malam terakhir dengan saudara-saudaranya membagi-bagikan roti, memberkati semua saudaranya. Lalu, sambil mendaraskan mazmur, Ia menyerahkan nyawanya kepada Allah. 

Akhir kisah Santo Fransiskus ini sangat memesona dan mengharukan. Ia telah menjadi teladan akan ‘kedamaian hati’ ketika menghadapi kematian, menyerahkan dan melepaskan penderitaan-penderitaannya kepada Allah hingga dapat menyatu dengan pribadi kudus-Nya. Salah seorang sahabat seordonya melihat jiwa Sang Santo menjadi sebuah bintang sebesar bulan, terbawa awan putih di langit yang luas. Pesan inilah yang disampaikkan kepada kita semua, bahwa kematian badani bukan akhir dari segalanya. Kematian itu membawa kita kepada janji akan kehidupan kekal bersama-Nya.

Pada penghujung perayaan ‘Transitus’, Ordo Fransiskan-Fransiskanes melakukan prosesi memegang lilin menyala. Memperbaharui kesetiaan pada wasiat Santo Fransiskus Assisi dan mengucapkan janji kaul-kaul mereka agar menjadi pembawa terang dan damai semasa penziarahan hidup di dunia ini. Dikumandangkan pula lagu “GITA SANG SURYA” dari paduan suara KEFAS mengiringi peletakan lilin penghormatan di Patung Santo Fransiskus Assisi.  Berkat bagi kita umat yang hadir adalah memeroleh roti Santo Fransiskus Assisi pada bagian tengah roti terlukisan tanda salib bewarna merah. Rangkaian perayaan Transitus ini kiranya menguatkan iman dan kepercayaan kita akan kehidupan yang kekal setelah kematian. Ikut serta mengambil bagian dalam pewartaan kasih Allah menurut teladan Sang Duta Damai Santo Fransiskus Assisi. (SHe)

 








SEPTEMBER CERIA, ‘KELUARGA MELAYANI SETURUT SABDA’

SEPTEMBER CERIA, ‘KELUARGA MELAYANI SETURUT SABDA’

September Ceria. Sengaja mengutip salah satu judul lagu yang sempat populer di era 80-an, di bulan September ini Gereja Katolik se-Indonesia ternyata benar-benar dihampiri  keceriaan yang bersumber dari perayaan Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN) 2015. 

Mengangkat tema Keluarga Melayani Seturut Sabda, yang masih merupakan kelanjutan tema BKSN 2014, Keluarga Beribadah dalam Sabda, umat Katolik diajak untuk lebih akrab dengan Kitab Suci melalui berbagai perlombaan yang dirancang  dan digelar oleh panitia dalam kesempatan yang akhirnya digagas sebagai kegiatan tahunan. 

Di Paroki Singkawang sendiri  kegiatan BKSN 2015 resmi dibuka oleh Pastor Stephanus Gathot, OFMCap selaku pastor paroki.  Pada Minggu (6/9/2015) di misa ke dua, pastor yang saat itu menggenakan jubah hijau didampingi oleh putra putri altar dan enam orang dewasa yang masing-masing menggenakan pakaian adat mewakili suku Jawa, Tionghoa, Manggarai, Dayak, dan Batak serta membawa Kitab Suci melakukan perarakan dari halaman gereja menuju altar. Di kesempatan yang sama, Suster Monika dari Kongregasi SFIC telah lebih dulu berada di mimbar untuk membacakan sejarah dan tujuan digelarnya BKSN. Setibanya di depan altar, satu persatu orang dewasa yang mewakili berbagai suku di Indonesia ini membacakan kutipan Injil Yohanes dengan bahasa daerah masing-masing. Bukan tanpa maksud kutipan Injil Yohanes dibacakan dengan menggunakan bahasa daerah masing-masing, melalui cara yang terkesan unik ini, pastor menegaskan bahwa KItab Suci merupakan kitab paling populer karena diterjemahkan dalam berbagai bahasa, namun pada kenyataannya Kitab Suci yang telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa guna memudahkan pemahaman pembacanya seringkali hanya dijadikan sebagai pajangan, padahal sedianya ayat-ayat dalam Kitab Suci merupakan pedoman penuntun hidup dalam iman. 

Dalam homilinya, pastor menggaribawahi alasan dipilihnya tema yang masih mengetengahkan keluarga sebagai objek utamanya. Berangkat dari keprihatinan Sri Paus terhadap iman umat Gereja Katolik, maka tak dapat dimungkiri keluarga adalah lahan paling penting untuk ‘digarap’. Melalui pendekatan terhadap keluarga yang merupakan ‘gereja mini’, maka diharapkan mampu menghadirkan Allah dalam keluarga hingga militansi iman anak-anak dapat lebih dikokohkan. Di samping itu dua poin penting  lain yang juga menjadi sorotan dalam homili pastor berwajah teduh ini adalah ajakan untuk lebih  peka terhadap ‘suara Allah’ yang dapat ditemukan dalam Kitab Suci, juga himbauan mengenai wujud pelayanan yang tak hanya sekadar berhenti pada ucapan namun lebih pada tindakan nyata dalam melayani sesama. 

Semoga dengan digelarnya BKSN 2015 menjadi salah satu titik tolak tumbuhnya benih-benih iman yang meski awalnya hanya sebesar biji sesawi namun sanggup menghasilkan buah melimpah bagi kerajaan surgawi. (Hes)      


   

SATU MALAM BERSAMA OMK

SATU MALAM BERSAMA OMK


Sabtu, 19 September 2015 pukul 19.00 WIB, 50 Orang Muda Katolik (OMK) berkumpul di depan Gereja St. Fransiskus Assisi Singkawang dalam  suasana gembira khas orang muda. Malam Minggu bagi kebanyakan orang muda adalah malam spesial untuknya, mereka biasa menghabiskan waktunya untuk nongkrong bersama teman-temannya di kafetaria, warung kopi, mall, berpacaran dan  mungkin ke bioskop serta tempat-tempat lain yang dipercaya menjadi barometer eksistensi kaula muda, namun sekelompok anak muda ini memilih kegiatan yg unik dan elegan. Malam itu OMK Paroki St. Fransiskus Assisi Singkawang menggelar gladi rohani persiapan BKSN 2015.

Canda ria terdengar begitu dominan saat mereka menjalani sesi ice breaking. Momen ini sangat penting untuk menciptakan semangat egaliter di antara mereka melalui permainan atau games yang ternyata sangat berkenan di hati orang muda. Dalam waktu singkat mereka terlihat kompak dan bisa bergurau satu sama lain oleh karena keterikatan batin rohani mereka yaitu satu visi dan misi mengembangkan pewartaan Yesus Kristus.

Malam itu mereka dipersiapkan secara mental, pengetahuan, spiritual dalam rangka mengikuti kegiatan Bulan Kitab Suci Nasional  (BKSN) yang akan diselenggarakan di Paroki Sanggau Ledo  dari tanggal 23 sampai 27 September 2015. Maka sebelum mereka tampil  diawali temu akrab dengan materi  motivasi dalam berorganisasi, menciptakan kekompakan dalam satu team work, tujuanya adalah agar pada saat mengikuti kegiatan di Sanggau Ledo, mereka memiliki kesadaran bahwa mereka bukan lagi membawa nama diri, stasi atau lingkungan namun OMK Paroki. Inilah alasan mendasar dari makrab OMK saat itu.

Malam minggu yang sarat dengan berbagai games  dan motivasi  dalam berorganisasi dipandu langsung  oleh  para pendamping OMK di antaranya Br. Greg, MTB, Om Willy dan Frater Hendri, OFMCap. Materi yang mereka siapkan dalam kegiatan BKSN 2015 meliputi lomba lektor, mazmur dan outbond juga seminar yang telah dipersiapkan untuk digelar oleh panitia Paroki Sanggau Ledo.

Semoga OMK St. Fransisikus Assisi Singkawang tetap semangat dalam melaksanakan kegiatan tersebut, sebab mereka adalah delegatus dari lintas stasi yang ada di wilayah Paroki Singkawang. Mereka terpilih karena ada kemauan dan tekad serta kemampuan untuk belajar saling melayani tulus dalam kegiatan OMK. Bravo OMK St. Fransiskus Assisi.  Kini  saatnya pintu gereja ada di pundakmu. Kamulah garam dan terang dunia.  Kamu menginjili orang muda lain yang belum bergabung bersama Yesus melalui kegiatan OMK. Tak heran jika kata-kata ‘Wow’ yang muncul pada saat makrab OMK St. Fransiskus  Assisi Singkawang itu berlangsung, sangat elegan dan menjadi sensasi tersendiri di bulan September 2015. (Bruf)

26 Okt 2015

PENUTUPAN BULAN KITAB SUCI NASIONAL (BKSN) DAN PEMBUKAAN OMK FA CUP 2015

PENUTUPAN BULAN KITAB SUCI NASIONAL (BKSN) DAN PEMBUKAAN OMK  FA CUP 2015

Mingggu, 4 Oktober 2015 menjadi hari yang penuh semangat dan sukacita. Pada hari itu, acara Bulan Kitab Nasional (BKSN) 2015 resmi ditutup. Acara BKSN yang menjadi agenda tahunan ini menyuguhkan berbagai macam perlombaan yang diikuti oleh seluruh umat se-Paroki Singkawang meliputi kring, stasi, OMK (Orang Muda Katolik), PPA (Putra Putri Altar) dan sekolah Katolik di Kota Singkawang.    

Acara penutupan BKSN ini dimeriahkan dengan panggung gembira serta pembagian hadiah bagi para pemenang perlombaan. Acara dimulai sesudah misa kedua di halaman gereja diawali dengan doa dan pemberkatan oleh pastor paroki, Pastor Stephanus Gathot, OFMCap. Acarapun dilanjutkan dengan pembacaaan dan penyerahan hadiah kepada para pemenang lomba. Berikut adalah daftar pemenang lomba yang digelar:         
                              
1. Lomba mewarnai tingkat PAUD dan TK A 
    Juara I dan harapan II dimenangkan oleh peserta dari TK Maria
    Juara II dan dari TK Epiphania
    Juara III, harapan I dan II dari TK Bruder
2. Lomba mewarnai tingkat TK B
   Juara I dimenangkan oleh peserta dari TK Flora
   Juara I, II harapan II dan III dari TK Bruder
   Juara harapan I dari TK Epiphania
3. Lomba mewarnai tingkat SD kls 1
    Juara I, II, III harapan I dan III dimenangkan oleh peserta dari SD Bruder
    Juara harapan II dari SD Cahaya
4. Lomba mewarnai tingkat SD kls 2
    Juara I, II harapan I dan III dimenangkan oleh peserta dari SD Suster
    Juara III dari SD Cahaya
    Juara harapan II dari SD Bruder
5. Lomba melukis tingkat SD kls 3 dan 4
    Juara I, III harapan I,II, III dimenangkan oleh peserta dari SD Suster
    Juara II dari SD Bruder
6. Lomba cerdas tangkas Kitab Suci tingkat SD
    Juara I dimenangkan oleh peserta dari kring Santa Maria
    Juara II dari SD Suster
7. Lomba cerdas tangkas Kitab Suci tingkat SMP
    Juara I dimenangkan oleh peserta dari Putra Putri Altar
    Juara II dari SMP Pengabdi
    Juara III dan Harapan III dari Asrama Putra St.Maria Goretti 2 dan 1
8. Lomba cerdas tanngkas Kitab Suci tingkat umum
     Juara I dimenangkan oleh Putra Putri Altar
     Juara II dan III dari SMA Ignatius A dan B
     Juara harapan I dari Kring St. Fransiskus
9. Lomba Lektor tingkat remaja
     Juara I dan II dimenangkan oleh peserta dari SMP Bruder
     Juara III dari Kring Elisabeth
     Juara harapan I dan III dari SMP Pengabdi
     Juara harapan II dari Putra Putri Altar
10. Lomba Lektor Tingkat dewasa
     Juara I dimenangkan oleh peserta dari Kring Leo Agung
     Juara II dari Kring St. Fransiskus
     Juara III  dari OMK Pangmilang
     Juara harapan I dari OMK Singkawang
     Juara harapan II dari Kring St. Maria
     Juara harapan III dari Stasi Sagatani
11. Lomba mendaraskan Mazmur tingkat remaja
     Juara I dan III dimenangkan oleh peserta dari SMP Pengabdi
     Juara II dari SMP St. Tarsisius
     Juara harapan I dari SMAN 1
     Juara harapan II dari SMA Ignatius
     Juara harapan III dari SD Bruder
12. Lomba mendaraskan Mazmur tingkat dewasa
     Juara I dan harapan II dimenangkan oleh peserta dari SMA St. Ignatius
     Juara II dan III dari Asrama Putri
     Juara harapan I dari Kring St. Maria
13. Lomba Outbond
      Juara I dimenangkan oleh peserta dari Putra Putri Altar
      Juara II dari Kring St. Elisabeth
      Juara III dari Asrama Ptra St. Maria Goretti
     Juara  harapan I dari SMA St. Ignatius
     Juara harapan II dari OMK
     Juara harapan III dari Kring St.Maria
14. Lomba paduan suara
     Juara I dimenangkan oleh peserta dari koor St. Klemen
     Juara II dari koor Asrama B
     Juara III dari koor Asrama A
     Juara harapan I koor OMK
     Juara harapan II koor SMP Pengabdi
     Juara harapan III koor St. Yohanes
15.Penghargaan Teristimewa : Kring Santa Maria (peserta kring yang terbanyak berpartisipasi mengikuti lomba)  
  
Rona bahagia, ceria dan bersemangat terpancar dari wajah-wajah para pemenang lomba acara BKSN 2015 saat menerima hadiah. Bukan hadiah yang menjadi tolok ukur dalam perlombaan ini, namun ikut ambil bagian mendukung penyelenggaraan acara gereja St. Fransiskus Assisi, menjadi warga gereja aktif dan antusias. Setelah pembagian hadiah, acara diselingi dengan tarian dan nyanyian  Dalam penutupan acara BKSN 2015, bertepatan pula dengan pembukaan OMK FA Cup 2015.

OMK FA Cup adalah kegiatan bertema “Olahraga”. Maksud diadakannya OMK FA Cup ini adalah untuk mencari bibit yang berprestasi di bidang olahraga sekaligus mempererat persaudaraan antar umat Katolik separoki Singkawang. OMK FA Cup ini dilangsungkan pada bulan Oktober dengan berbagai perlombaan olahraga di antaranya badminton, futsal, volly dan catur. Kegiatan ini dipanitiai oleh OMK Paroki Singkawang. Mari kita turut berpartisipasi memeriahkan acara OMK FA Cup sehingga dapat menumbuhkan suasana keakraban dan kekompakan umat menjadi modal melaksanakan kegiatan menggereja dan meneguhkan iman. (wv_na) 

MEMUPUK KEBERSAMAAN MELALUI KEGIATAN BKSN

MEMUPUK KEBERSAMAAN MELALUI KEGIATAN BKSN

Pada tanggal 24-27 September 2015, diadakan kegiatan bulan Kitab Suci Nasional tingkat Kabupaten Bengkayang ke V dan sedekanat Singkawang. Kegiatan ini diikuti oleh tujuh paroki, yaitu paroki Pemangkat, paroki Sambas, paroki Singkawang, paroki Nyarumkop, paroki Samalantan, paroki Bengkayang, dan paroki Sanggau Ledo. Ketujuh paroki tersebut, mengutus pesertanya masing-masing. Para peserta yang tergabung dalam kegiatan ini, bertemu dan berkumpul di Paroki Sanggau Ledo selaku tuan rumah. Mereka dapat dikatakan sebagai alter Kristus yang sudah siap membangun kebersamaan dan mewartakan sabda Allah melalui kegiatan BKSN. 

Tepat pukul 14.00 Wib, rombongan OMK tiba di tempat tujuan. Mereka merasa lega dan tersenyum karena sebelum kegiatan BKSN dibuka, panitia memberikan kesempatan kepada mereka  untuk mengisi perut yang sudah mulai keroncongan. Hal ini terungkap dalam ucapan mulut salah satu peserta OMK, “Asyik kita boleh makan siang sekarang.” Kata-kata ini seolah mengukuhkan betapa makanan begitu penting bagi manusia. Dengan makanan manusia dilegakan dari rasa lapar sehingga mampu memulai kembali aktivitasnya.

Seusai makan siang, panitia kegiatan BKSN mengajak OMK untuk berkumpul di salah satu tenda di depan gedung serba guna Paroki Sanggau Ledo yang sudah disiapkan. Di sana mereka diingatkan supaya membaur bersama peserta yang berbeda dengan parokinya. Hal ini bertujuan supaya dapat membantu mereka saling mengenal satu sama lain dan hasilnya sangat memuaskan. OMK dapat dengan cepat akrab dan mengenal teman-temannya yang berbeda dengan parokinya sehingga terjalin kebersamaan  di tengah-tengah mereka. Mereka tidak lagi membeda-bedakan, tetapi sudah bersatu menjadi alter Kristus yang siap untuk melayani dan menjadi generasi penerus gereja. 

Kebersamaan tersebut semakin hangat ketika mereka mengikuti pawai yang digagas oleh panitia. Walaupun mereka memiliki kepribadian yang berbeda, canda tawa tetap terpancar di wajah mereka yang bersahabat. Suasana ini membuat mereka mampu bersatu sebagai OMK. Kebersatuan itu mereka tampakan melalui nyanyian yel-yel yang telah disiapkan oleh masing-masing paroki sehingga membuat suasana pawai menjadi hidup dan menggembirakan. Sampai di depan gedung serba guna paroki Sanggau Ledo, OMK dipersilakan duduk dan suasanapun menjadi hening. OMK yang tadinya bersorak-sorai menyanyikan yel-yel kini terdiam seribu bahasa karena telah mempersiapkan diri untuk mengikuti misa yang dipimpin oleh Mgr. Agustinus Agus, Pr. Dalam kotbahnya beliau mengatakan, “OMK adalah ujung tombak gereja. Maka sebagai orang muda Katolik yang beriman, OMK mempunyai panggilan terhadap tugas mengereja sesuai dengan statusnya.” Ajakan khotbah Mgr. Agustinus Agus tersebut disambut oleh peserta dengan tepuk tangan yang mengisyaratkan bahwa mereka siap menjadi pelayan untuk gereja dan sesama. Misa tersebut ditutup dengan berkat meriah oleh Mgr. Agustinus. Setelah misa berakhir, suasana menjadi ramai. Bupati Bengkayang yang diwakili oleh wakilnya menyampaikan kata sambutan dan sekaligus membuka secara resmi kegiatan BKSN. Pembukaan tersebut ditandai dengan tujuh pukulan gong oleh wakil bupati. Para tamu undangan dan OMK menyambutnya dengan teriakan dan tepuk tangan yang meriah menandakan bahwa kegiatan BKSN secara sah dibuka.

Tanggal 25-26 september, adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh OMK. Di hari tersebut, mereka disuguhi berbagai perlombaan yang telah disiapkan oleh panitia. Adapun perlombaan-perlombaan yang digelar yaitu, vokal grup, outbond, tebak judul lagu, tebak gambar Santo-Santa, lektor, dan kuis.  Perlombaan ini sempat membuat rasa percaya diri mereka menjadi kendor, dan takut. Hal ini tampak ketika mereka mempersiapkan diri untuk ikut perlombaan, bahkan ada salah satu dari peserta OMK mengatakan “Aku takut, aku grogi ba..mau ikut perlombaan ini.” Ungkapan ketakutan ini menjadi hal yang sangat biasa dialami oleh manusia. Ketakutan tersebut menunjukkan bahwa manusia memiliki kelemahan dalam dirinya. Tetapi kebersamaan yang telah menyatu di hati setiap pribadi OMK dan juga berkat seminar yang mereka ikuti, dapat membantu memulihkan kembali rasa percaya diri mereka. Buktinya mereka dapat menyelesaikan perlombaan dengan baik dan hikmat. Perlombaan tersebut dimenangkan oleh masing-masing paroki. Tetapi paroki Singkawang dinobatkan sebagai jura umum yang mendominasi pemenang lomba.

Minggu pagi, 27 September merupakan hari yang istimewa. Di sana tidak ada lagi perlombaan, tidak ada lagi nyanyian yel-yel yang biasanya dinyanyikan oleh peserta BKSN. Ini menandakan bahwa seluruh rangkaian kegiatan dan perlombaan BKSN sudah selesai. Penutupan seluruh rangkaian kegiatan dan perlombaan BKSN tersebut ditutup dengan perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Pastor Alex Mingkar, Pr. Suasana perayaan Ekaristi berlangsung dengan khidmat. Dalam pesan kotbahnya P. Alex mengajak OMK untuk mengingat apa yang telah mereka terima dari gereja, karena gereja selama ini telah banyak memberi. Jika sudah banyak menerima, apa yang hendak saya berikan untuk gereja zaman sekarang. Ajakan kotbah P. Alex tersebut membuat OMK tertantang untuk memberikan sesuatu yang terbaik bagi gereja. Sebab mereka berpikir bahwa OMK merupakan bunga-bunga gereja yang dapat memberikan keindahan dan kesejukan bagi sesama dan terutama bagi perkembangan gereja. Karena itu, semoga kegiatan BKSN ini dapat menambah semangat kaum muda Katolik untuk semakin setia dan peka terhadap kebutuhan gereja. (HENDRY)
              

       




MELAYANI DEMI KEMULIAAN NAMANYA

MELAYANI DEMI KEMULIAAN NAMANYA


Singkawang, Kamis, 24 September 2015 pukul 10.00 Wib, bertempat di Aula Paroki Singkawang  para undangan baik dari awam maupun religius berkumpul untuk memilih ketua Dewan Pastoral Paroki (DPP) St. Fransiskus Assisi Singkawang, Keuskupan Agung Pontianak periode 2015-2018.

Peserta yang hadir terdiri dari seluruh tokoh umat Katolik Singkawang, baik pengurus DPP lama, perwakilan stasi, wilayah, lingkungan, kring, organisasi maupun utusan dan beberapa lembaga religius yang berkarya di Paroki Singkawang. Acara ini dipandu langsung oleh  Bapak Ignas Nandang, S.Kep, Ners sebagai Master of  Ceremonial (MC) dengan ramah dan humanis.

Sebelum masuk pada termin pemilihan ketua DPP baru, MC mengajak peserta yang hadir bersama-sama memohon bimbingan Roh Kudus agar yang terpilih sungguh mau melayani umat di paroki sekaligus sebagai sayap kiri pastor paroki. Doa pembukaan  dipimpin langsung oleh Br.Flavianus, MTB, kemudian diteruskan dengan pembacaan laporan pertanggungjawaban ketua DPP periode 2012-2015.

Bapak Ambrosius Kingking, SH  menyampaikan secara terbuka kegiatan-kegiatan dan program yang telah dilakukan para pengurus  DPP lama selama satu periode baik yang terprogram, terencana dengan baik dan berjalan lancar. Setelah itu lagi-lagi MC memberi kesempatan kepada narasidang untuk memberi tanggapan atas laporan tersebut. Bapak Y. Kaswin selaku seksi pastoral keluarga memberi masukan agar sekiranya dari seksi pastoral keluarga dideskripsikan secara detail yang selama ini sudah dijalankannya dengan penuh tanggungjawab di lingkungan atau wilayah kota Singkawang dan sekitarnya.

Selain itu muncul ide baru dari Bapak Drs. Titus Pramana, M.Pd agar pada kepengurusan periode berikutnya ada seksi khusus pemerhati sekolah Katolik yang ada di Paroki Singkawang. Menurut ketua koordinator pengawas Dinas Pendidikan  Kota Singkawang yang sekaligus  dipercaya oleh pemerintah sebagai tim akreditasi sekolah-sekolah yang ada di Kalbar baik tingkat kota maupun kabupaten ini, bahwa wacana untuk pemerhati dalam bidang pendidikan, paroki mempunyai hak dan kewajiban untuk membantu mutu sekolah yang ada sebagai mana telah diatur dalam kitab hukum kanonik Gereja Katolik. 

Pada Segmen selanjutnya MC mengundang semua peserta untuk memilih ketua DPP periode 2015-2018. Tidak memakan waktu lama, maka muncul nama yang tak asing lagi yaitu Ambrosius Kingking, SH yang kembali dipercaya untuk memimpin dan melayani umat untuk periode 2015-1018. Semua umat yang hadir memberi aplaus dan apresiasi atas kesanggupannya  sebagai dukungan dan penyemangat bagi Ambrosius dalam mengembangkan tugas yang dipercayakan kepadanya. “Pastor dan bapak ibu yang terkasih, sebenarnya saya belum siap melaksanakan tugas yang mulia ini, namun karena ini adalah pelayan di gereja saya bersedia untuk menerima tugas mulia ini tanpa paksaan tetapi tulus dan Iklas,” mengawali  sambutan dari ketua DPP periode 2015-2018 yang juga merupakan Lurah Sagatani ini semakin menguatkan Pastor Gathot dalam sambutan terhadap ketua DPP terpilih. “Saudara/i terkasih, sejarah Gereja Katolik membuktikan bahwa sejak Konsili Vatikan ke-2, Pintu Gereja semakin terbuka untuk menghirup udara segar, di mana peran awam sangat kuat dalam membantu dan melayani untuk keberlangsungan Gereja Katolik hingga kokoh dan kuat kepemimpinannya sampai saat ini,” ungkap penyuka sinema Humaniora ini. Lanjutnya bahwa gereja yang terkesan dengan model ‘piramid’ dirombak total menjadi gereja berbentuk ‘comunio’, di mana kita semua bersatu untuk mewartakan visi dan misi kerajaan Allah di muka bumi ini tanpa disekat oleh gelar atau jabatan semuanya saling melayani.” Tepukan tangan meriah dari semua yang hadir menutup rangkaian dalam sambutan imam yang penuh pesona ini dengan mantap.

Sebelum mengakhiri kegiatan ini ketua DPP terpilih memilih pengurus inti dan seksi-seksi untuk membantu dalam kegiatan kegiatan berikutya. Selain itu untuk memperlancar kinerja pengurus inti maka lahirlah seksi-seksi berikut ini, yaitu sejumlah 9 seksi dan 1 seksi masih dalam wacana. Adapun bidang-bidang tersebut adalah liturgi, pewartaan, pembinaan iman anak, hubungan antar agama dan kepercayaan, pastoral keluarga, sosial paroki/pengembangan sosial ekonomi (PSE), humas, kepemudaan, inventaris/asset  gereja dan satu dalam tahap penjajakan yaitu: komisi pemerhati mutu sekolah Katolik yang ada di Paroki Singkawang. Selain itu tidak luput juga perwakilan organisasi dan dari lembaga religius yaitu Pemuda Katolik (OMK), Wanita Katolik RI, ISKA, PDKK, Legio Maria, PPKS  dan dari religius regular dan sekular yakni Kongregasi Suster SFIC, MTB dan OFS.

Semoga yang terpilih dapat melaksanakan job description tugasnya sehingga semuanya berjalan dalam visi misi yang sama yaitu melayani umat demi kemuliaan nama-Nya di muka bumi dan di surga. (Bruf)


25 Okt 2015

KUTEMUKAN DIA DI DALAM KEHENINGAN HIDUP


KUTEMUKAN DIA DI DALAM KEHENINGAN HIDUP


“Aku bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, 
Karena Engkau telah menciptakan aku
dan anugerah panggilan yang aku terima dari-Mu”

Doa St. Klara di atas, menjadi spirit sang wanita sejati dari Ambawang Pontianak untuk mencari Tuhan dalam keheningan. Percikan permenungan singkat di awal hidupnya membuat Sr. Maria Serafin Daros, OSCCap bersyukur tak terhingga karena sudah mencapai target apa yang menjadi cita-cita dalam panggilan hidupnya dengan cara hidup sebagai suster slot seumur hidup.

Sabtu, 12 September 2015 pukul 10.00 Wib, Gereja St. Fransiskus Assisi menjadi sejarah bisu yang menyaksikan wanita berjubah coklat tergopoh-gopoh menuju ke depan altar saat mengucapkan kembali janji setia hidup panggilan membiaranya  atau kaul hidup membiaranya ke 60. Wanita pertama dari Indonesia yang bergabung di Biara Slot atau Klaris ini menjadi torehan sejarah bagi anggotanya dari Indonesia untuk mengikuti jejak langkahnya dalam hidup  membiara gaya kontemplatif. 

Perayaan syukur Ekaristi yang berlangsung saat itu  merupakan persembahan dari ordonya atas  kesetiaan  Sr. Serafin dalam mengikuti Yesus dengan tampil beda. “Sebagai  seorang suster Klaris, sejak muda hingga saat ini beliau sangat taat pada aturan hidup membiara, penuh semangat berkurban dan mati raga,” ungkap salah satu suster Klaris dalam memberi kesaksian  tentang suster sepuh ini. Menurut anggotanya di usia ke 82 ia tetap menjalani doa  6 waktu dan yang tak pernah absen adalah doa pukul 23.45 (tengah malam) yang memberi warna tersendiri dalam menemukan Yesus di tengah keheningan  malam hari seingga  melahirkan jiwa yang bening dan teduh.

Kesaksian dari beberapa anggota biaranya disimpulkan oleh pastor Heribertus Hermes, PR dalam wawanhati dengan pestawati sebagai ganti khotbahnya saat itu. Menurut Pastor Hermes yang  sekaligus keponakannya, bahwa tidak semua orang bertahan dan setia berdoa di tengah malam, pagi, subuh, sore hingga siang dan malam, hanya mereka yang mempunyai ruang gerak khusus oleh roh yang berkarya dalam dirinya. Menurut pastor Paroki Bengkayang ini bahwa di tengah hiruk pikuknya dunia ini, banyak godaan untuk tidak berdoa oleh karena kesibukan masing-masing yang menjadi utama dalam hidup kita.“Gaya hidup Suster Serafin sangat lurus dan lugu. Meski kadang terkesan kaku, dan keras, semangat doa tidak pernah surut. Terimakasih Sr. Serafin teladan berharga ini ingin kami ikuti,” ujar suster abdis (pemimpin) biaranya dengan lantang. “Selamat melanjutkan peziarahan panggilan ini sampai akhir hayat untuk menyongsong kebahagian kekal dalam Kristus,” tambah Suster Rosa, OSCCap dengan nada gembira.

Di akhir liputan sederhana ini penulis sedikit merekam biodata profilnya.  



Nama sebelum masuk biara: Antonia Tony.
TTL, Ambawang, 1 November 1932.
Putri ke 2 dari 8 bersaudara dari pasutri Bapak Paulus Daros dan Ibu Rufina.
Asal paroki Ambawang Pontianak.
Masuk Biara Klaris Kapusines  8-9-1951 langsung diterima sebagai postulan.
Menjadi Novis 8-9-1952.
Kaul sementara 12 -9-1955 dan kaul kekal (seumur hidup) 12-9-1956.
Beliau pernah menjadi abdis (pemimpin biara) tahun 1989-1994. Dialah wanita pertama pribumi Indonesia masuk di biara Klaris yang telah dikenal oleh umat di Singkawang  dan Kalbar umumnya sebagai biara slot (terkunci).

Ekaristi yang berlangsung dua jam saat itu tampak hadir tamu undang dan keluarga dekat pestawati. Usai Ekaristi dilanjukan ramah tamah penuh persaudaraan di Biara Zlot. Proficiat Suster Serafin, OSCCap. Semoga semangat hidupmu membawa secercah harapan bagi gereja dewasa ini. (Bruf)

KARYA ISTIMEWA DAN SETENGAH ABAD BERKARYA DI INDONESIA

KARYA ISTIMEWA DAN SETENGAH ABAD BERKARYA DI INDONESIA

 

Kamis, 1 Oktober 2015. Siang yang cukup gerah, kota Singkawang masih diliputi kabut asap tipis namun tak menyurutkan umat untuk menghadiri perayaan sederhana setengah abad Pastor Yeremias, OFMCap berpijak dan berkarya di Indonesia. Kira-kira 150 orang memadati ruang tamu pastoran, mengelilingi  ia yang memang tampak begitu istimewa dengan kulitnya yang khas Eropa. 



Kala itu seusai pastor paroki membuka acara dengan doa, Pastor Yeri dipersilakan menyampaikan kata sambutan berkenaan 50 tahun ia berkarya di juga mengenai buku-buku yang dialibahasakannya. 

Terdapat lima buku yang kala itu diperkenalkan dan diulas secara singkat di hadapan umat yang hadir. Kelima buku itu masing-masing berjudul Sejarah Kongsi Lan-Fong Mandor, Lanskap-lanskap di Pinoh-Hulu, Kronik Mampawah (dan Pontianak), Adat dan Bahasa Dayak Kendayan Kalimantan Barat, dan Kongsi-kongsi Monterado.



Usai menyampaikan sambutan singkat yang lebih didominasi penjabaran mengenai buku yang dialihbahasakannya, Pastor Yeri berkenan meniup lilin pada tart yang sengaja disiapkan oleh panitia kecil penyelenggara pesta. 

Profisiat Pastor Yeri, semoga selalu sehat dan dipenuhi berkat dalam berkarya dan memenuhi panggilan tugas melayani umat. (Hes)


AGAMA PEMBAWA KEDAMAIAN DAN KECERDASAN BUKAN TEROR

AGAMA PEMBAWA KEDAMAIAN DAN KECERDASAN BUKAN TEROR


Singkawang, 21 September 2015 bertempat di Hotel Dangau Singkawang,  tepatnya pukul 08.00-17.00 Wib, sejumlah  215 tokoh lintas agama dan etnis  mengikuti dialog  tokoh agama  dan pendidikan dengan tema Agama Pembawa Kedamaian dan Kecerdasan Bukan Teror. Peserta yang hadir berasal dari beberapa kabupaten di wilayah utara Kalimantan Barat, yakni Mempawah, Sambas,  Bengkayang dan Kota Singkawang.

Koordinator kegiatan dialog lintas agama, Pendeta Daniel Alpius menyatakan bahwa tujuan kegiatan dialog ini sebagai upaya dari masing-masing tokoh agama yang ada di wilayah utara Kalbar agar bersama-sama menciptakan situasi kondusif dari ancaman luar yang bisa memecahkan persaudaraan di antara kita. Salah satunya adalah ideologi yang bisa merusak tatanan batin terdalam umat manusia, yaitu iman yang bisa menghancurkan orang lain dan diri sendiri. 

Selama sehari pemaparan materi dari berbagai narasumber sangat membantu peserta untuk bisa membuka diri dalam berdialog dengan penuh persaudaraan. Adapun tokoh-tokoh yang menjadi pemateri adalah  Drs. M.H. Herwan Chairil  sebagai keynote speaker dengan judul Kebijakan  dan Strategi Pemerintah dalam Penanggulangan Terorisme. Ketua Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) ini membeberkan kepada peserta tentang kejadian-kejadian yang sudah terjadi di Indonesia, antaranya bom Bali, Poso dan Hotel JW Marriot Jakarta. Brigadir Jendral yang lama bertugas di Sintang ini menghimbau kepada peserta bahwa sekembali dari workshop ini kita dapat menjadi agen perubahan untuk umat dan peserta didik kita supaya ‘otak’ mereka tidak dicuci oleh orang-orang yang menghancurkan sendi-sendi persaudaraan bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke. “Bila ada pendatang yang dirasa curiga bisa saja dilaporkan ke Pak RT atau Polisi,” tegas orang nomor satu di BNPT ini dengan mantap.



Selain itu peserta dialog diajak oleh Dr.Ir Kristianus, M.Si agar kita bersama berupaya mencegah paham radikalisme dengan Kearifan Lokal. Menurut dosen Sosiologi UNTAN ini bahwa kita coba menarik diri untuk bisa menggunakan dan mengakrabkan diri dengan istilah Imagine Communities, yaitu dialog kita didasarkan pada perspektif instrumentalisme dan kolonialisme internal dan tidak menggunakan perspektif standar seperti primodialisme, etno-simbolis dan konstruksi sosial. Mendukung pernyataan tersebut dalam layar LCD narasumber menampilkan secara detail peta Kalimantan Barat. Kristianus lagi-lagi mengajak untuk meninjau  soal pemetaan kawasan perbatasan Kalbar-Serawak. Dikatakannya bahwa kita secara bersama-sama dari setiap agama yang hadir untuk perlu memahami rencana  perkebunan sawit di perbatasan sebagai sebuah rencana masa depan atau penghancuran kearifan lokal  Kalimantan secara sismatis, karena ini sangat rawan memunculkan konflik sosial baik secara horizontal maupun vertikal. Di sinilah kita sama-sama menjaga bumi pertiwi dari kekuasaan dan penjajahan pengusaha yang haus akan kekayaan alam di Kalbar.

Pada segmen tanya jawab hampir dari setiap tokoh agama puas dengan dialog tersebut. “Melalui dialog ini bukan hanya pembahasan mengenai persoalan pemahaman sejarah agama masimg-masing  supaya diterima oleh orang lain saja namun bagaimana kita saling menghargai  dan menghormati keyakinan satu sama lain  sehingga menjadi kekayaan bagi kita semua sebagai anak-anak bangsa yang yang hidup dalam bingkai pluralisme dan multikuturalisme”, demikian ungkapan dari salah satu tokoh utusan dari agama Katolik yang tidak mau disebut namanya. Hal ini didukung juga pernyataan dari bebebapa tokoh muslim bahwa pandangan teroris selama ini jangan dikaitkan dengan agama sebab itu merupakan ranah privasi seseorang untuk melakukan apa saja yang ada di dalam otaknya. Semua agama mengajarkan kedamaian dan kebaikan. Tidak ada agama yang mengajar saling membenci hingga menghilangkan harkat martabat sebagai manusia. Komentar salah satu tokoh  muslim yang cukup humanis dalam penyampaian pernyataan saat itu. 

Untuk menyimpulkan dialog ini disuguhkan teaterikal singkat dari budayawan Pontianak dengan judul Kita Berbeda Agama Tetapi Tetap Bersaudara. Akhirnya semoga melalui dialog ini, apapun agama kita,  supaya agama tidak hanya menjadi sejarah dan pengetahuan yang ditampilkan dalam realita kehidupan , namun bagaimana agama itu diwujudnyatakan untuk bisa hidup berdampingan satu sama lain. Yang terpenting bukan dialog teologis semata, tetapi dialog karya dan kehidupan untuk sama-sama membangun Kalbar menjadi maju dan sejahtera. Akhirnya kita bersaudara musafir menuju tanah terjanji yakni surgawi yang sama-sama kita gambarkan sebagai tujuan akhir dari hidup  kita di muka bumi ini. (Bruf)