Selamat Datang Di Website Resmi Paroki Singkawang - Terima Kasih Atas Kunjungan Anda
Tampilkan postingan dengan label Acara. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Acara. Tampilkan semua postingan

15 Mar 2018

JADWAL KEGIATAN MISA PARAYAAN PASKAH 2018 DI GEREJA PAROKI SINGKAWANG

JADWAL MISA PARAYAAN PASKAH 2018 DI GEREJA PAROKI SINGKAWANG 



Klik foto untuk memperbesar tulisan

14 Mar 2018

RIP Pastor Yeremias Melis, OFMCap

JADWAL MISA DAN IBADAH UNTUK PASTOR YEREMIAS MELIS, OFMCap


RIP Pastor Yeremias Melis, OFMCap 

1 Nov 2017

Transitus Santo Fransiskus dari Assisi

Transitus Santo Fransiskus dari Assisi
Reported by: Fr. Agusto Tshang, OFM Cap. dan Fr. Inigo Banyu Segara, OFM Cap.

Pada Selasa sore tanggal 3 Oktober 2017, sungguh tidak seperti sore-sore hari biasanya. Banyak orang datang, memasuki dan memenuhi gereja St. Fransiskus Asisi di Singkawang. Ini menarik dan jarang terjadi, karena hari itu bukan hari Minggu. Rupanya, saat itu Keluarga Fransiskan Singkawang (KEFAS) yang terdiri dari para saudara Kapusin, Suster-Suster Klaris Kapusines, Suster-Suster SFIC, anggota OFS (Ordo Fransiskan sekular) dan Bruder-Bruder MTB, berkumpul untuk mengadakan Ibadat Sore bersama. Usut punya usut, ternyata hari itu adalah pesta peringatan wafatnya St. Fransiskus dari Assisi. Secara umum, pesta peringatan ini dikenal sebagai Transitus.
Perayaan Transitus dipimpin oleh Pater Stepanus Gathot Purtomo,OFMCap., selaku Pastor Kepala paroki Singkawang dan diiringi oleh koor gabungan dari KEFAS serta beberapa umat paroki. Perayaan ini terbuka untuk umum, sehingga umat selain anggota KEFAS-pun boleh mengikutinya. Tahun ini para frater dari Novisiat Kapusin Gunung Poteng diminta untuk menganimasi perayaan (dalam bentuk dramatisasi dan semi-tablo) menjelang dan saat wafatnya St Fransiskus Assisi. Tujuannya, agar umat yang hadir dalam perayaan dapat mengetahui dan mengalami secara nyata gambaran saat-saat terakhir hidup Fransiskus Asisi yang dapat menginspirasi umat beriman dalam memaknai “kematian”, penghujung hidup duniawi dan jelang pintu surgawi.
 Dalam kata pengantarnya, Rm. Gathot  menjelaskan pandangan Gereja Katolik dan St. Fransiskus tentang kematian. Kematian bukan-lah sesuatu yang harus ditakuti. Kematian  dipandang sebagai syarat untuk sampai kepada penggenapan janji Allah terhadap manusia. Karena tanpanya, manusia tak dapat memperoleh kehidupan kekal sebagaimana Yesus janjikan. Setelah pengantar, Rm. Gathot kemudian mempersilahkan para Frater Novis untuk memulai drama.
***
“Ringkasan Drama dalam Transistus”
Ya, itulah rombongan Fransiskus dan para muridnya memasuki kota Assisi. Diterangi cahaya obor yang tidak begitu terang, mereka berjalan perlahan untuk sampai ke Gereja Portiuncula. Tiba-tiba, Fransiskus meminta para muridnya berhenti, katanya: “Tunggu, tunggu dulu”. Ia menanyakan kepada para muridnya, apakah mereka sudah sampai di Assisi dan setelah mengetahui secara pasti bahwa itu benar ia pun kembali berkata: “Assisi, oh, assisi ! Disanalah semua bermula . . . . Mari kita mulai, sebab kita belum berbuat apa-apa”. Bunyi lonceng kembali terdengar dan perlahan namun pasti Assisi sudah sejangkauan mata.
Di dalam Gereja Portiuncula, mereka membaringkan Fransiskus dan mengelilinginya. Raut wajah sendu menghiasi paras para saudara Fransiskus. Ketika itulah, Fransiskus mencurahkan segala yang telah ia rasakan dan alami pada awal pertobatan setelah perjumpaannya dengan Kristus yang tersalib. Setiap perkataan dari mulutnya adalah petuah dan wasiat berharga bagi para muridnya. Bagaimana ia merasa jijik kala berjumpa orang kusta namun kemudian berubah menjadi kemanisan yang tiada terkatakan. Kekayaan dan jabatan tidak lagi menggiurkannya. Laksana pria yang jatuh cinta kepada seorang gadis pada pandangan pertama, Fransiskus begitu cinta akan putri kemiskinan yang dihadiahkan Kristus kepadanya. Semua seolah diwakilkan dengan permintaannya kepada para saudara untuk menanggalkan jubahnya. Walau hal itu ditentang, ia tetap bersikukuh. Kini, kesetian terbukti dan ketaatan terjaga.
Keagungan dan kebesaran Allah selalu hadir pada orang-orang yang percaya dan taat kepadaNya. Menjelang kematiannya Fransiskus malah membaluti diri dengan kemiskinan teramat suci. Kedatangan saudari maut disambutnya dengan penuh suka cita dan damai. Kematian baginya adalah penyatuan diri kepada Allah serta puncak dan tujuan dari hidupnya yang keras dan radikal. Hal inilah yang menguatkan para muridnya untuk berbuat lebih, lebih dan lebih lagi. Sebab apa yang telah mereka perbuat saat itu belum menghasilkan apa-apa. Kesedihan yang tadinya dirasakan berubah menjadi kedamaian di hati setiap pengikut Fransiskus. Kembali dengan sunyi senyap dan tenang mereka menandu Fransiskus yang telah berpulang menuju tempat peristirahatan untuk raganya yang telah ia wasiatkan sebelumnya. Hari itu bukanlah akhir melainkan awal dari segalanya bermula. Demikian ringkasan cerita Transitus.
***
Makna singkat Transitus
Setelah drama dibawakan, menyusul renungan singkat yang dibawakan oleh Rm. Gathot. Rm. Gathot menjelaskan bahwa suasana saat terakhir hidup St. Fransiskus tidak se-sedih peristiwa kematian pada umumnya. St. Fransiskus beranggapan bahwa kematian bukan-lah akhir dari segalanya, melainkan sebuah batu pijakan untuk memperoleh hidup baru. Maka dari itu, St. Fransiskus menyambut kematian dengan bahagia dan penuh rasa syukur. Berangkat dari hal ini, umat yang hadir diajak untuk tidak merasa was-was dan takut karena kematian bukanlah hal yang menakutkan. St. Fransiskus bahkan menggelarinya “saudari maut” karena ia sadar bahwa kematian menjadi hal mutlak yang harus dilalui untuk sampai kepada kesempurnaan sebagai pengikut Kristus. St. Fransiskus dengan gembira menyambut kedatangan maut dengan sapaan: “Selamat datang saudariku maut !”Jadi, tidak ada alasan untuk mengatakan kematian adalah malapetaka dan kesia-siaan.
Di akhir acara, dibagikan roti tak beragi yang menjadi makanan favorit St. Fransiskus kala ia hidup sebagai pentobat dari Assisi. Umat berbaris rapi dan teratur maju menyambut roti itu. Layaknya pada saat hendak menerima Tubuh dan Darah Kristus.  Ya perjalanan kita, sebagai peziarah di dunia ini semesti diwarnai dalam “berbagi Roti Hidup” dan akan paripurna ketika bersatu dalan “perjamuan Anak Domba”. “Cukup sederhana namun meninggalkan kesan yang mendalam” ujar salah seorang umat yang hadir. Semoga Pesta peringatan wafatnya St. Fransiskus ini dapat membawa pada kesadaran akan pertobatan yang terus menerus untuk sampai pada kesempurnaan dan tidak lagi menganggap bahwa  kematian itu suatu yang “mengerikan”, seolah tiada pengharapan, justru sebaliknya suatu “saat” sukacita karena akan berjupa dengan sang Kehidupan itu sendiri. “Hai maut dimana sengatkahmu kini….?!”. Semoga, ya semoga, amin.


“Deus meus et omnia”

15 Apr 2017

JADWAL PEKAN SUCI DAN HARI RAYA PASKAH 2017 DI PAROKI SINGKAWANG

JADWAL MISA PEKAN SUCI DAN HARI RAYA PASKAH 2017 DI PAROKI SINGKAWANG


1. Minggu Palma
a. Sabtu, 8 April 2017. Pukul: 18.00 WIB. Imam: Pastor Gathot, OFMCap (Bahasa Mandarin)
b. Minggu, 9 April 2017. Pukul: 06.00 WIB. Imam: Pastor Agus, OFMCap
c. Minggu, 9 April 2017. Pukul: 08.00 WIB. Imam: Pastor Agus, OFMCap

2. Kamis Putih
- Kamis, 13 April 2017. Pukul: 19.00 WIB. Imam: Pastor Yeri, OFMCap

3. Jum`at Agung
a. Jalan salib: jum`at, 14 April 2017. Pukul 07.00 WIB
b. Ibadah Jum`at Agung: jum`at, 14 April 2017. Pukul 15.00 WIB. Imam: Pastor Agus, OFMCap

4. Malam Paskah
a. Sabtu, 15 April 2017. Pukul: 18.00 WIB. Imam: Pastor Gathot, OFMCap (Bahasa Mandarin)
b. Sabtu, 15 April 2017. Pukul: 20.00 WIB. Imam: Pastor Gathot, OFMCap

5. Hari Raya Paskah
a. Minggu, 16 April 2017. Pukul 06.00 WIB. Imam: Pastor Gathot, OFMCap
b. Minggu, 16 April 2017. Pukul 08.00 WIB. Imam: Pastor Gathot, OFMCap

6. Paskah ke 2
- Senin, 17 April 2017. Pukul 08.00 WIB. Imam: Pastor Pasifikus, OFMCap


17 Feb 2017

PERAYAAN PENTAHBISAN IMAM DI GEREJA KATOLIK SINGKAWANG

PERAYAAN PENTAHBISAN IMAM DI GEREJA KATOLIK SINGKAWANG


Tahun 1998 silam terakhir Gereja Katolik St Fransiskus Assisi Singkawang menggelar pesta perayaan pentahbisan imam. Kala itu euforia tergambar jelas dari antusias umat menyambut gembala baru yang akan memimpin kehidupan imannya.Berduyun-duyun umat memadati gereja yang beralamat di Jalan P. Diponegoro No 1 itu guna mengikuti misa pentahbisan imam. Kini 19 tahun kemudian, gereja Katolik Singkawang kembali bersuka cita dan siap meggelar pesta perayaan pentahbisan imam. Tidak tanggung-tanggung, tiga orang calon imam baru akan menjawab ‘panggilan Tuhan’ pada 23 Februari 2017 mendatang. Tiga calon imam baru yang akan ditahbiskan oleh Uskup Agung Keuskupan Agung Pontianak itu antara lain Josua Boston Sitinjak, OFMCap, Jeneripitus, OFMCap, dan Aloysius Anong, OFMCap. Sebanyak 3000 ribu umat digadang-gadang akan menghadiri gawe akbar ini. Dalam Ekaristi yang akan digelar pada Kamis, 23 Februari 2017 Pukul 09.00 Wib ini Mgr Agustinus Agus akan bertindak sebagai selebran utama, dan dihadiri 50-an pastor lain yang didominasi oleh imam-imam dari Ordo Kapusin.  
Pentahbisan imam kali ini terasa begitu istimewa manakala mengingat hampir menginjak kurun waktu dua dasawarsa Gereja Katolik Singkawang mengalami paceklik pentahbisan gembala. Mempertimbangkan hal tersebut, umat yang begitu rindu pada sosok pemimpin imannya lantas bahu membahu menggelar pesta pentahbisan sekaligus penyambutan imam baru. Panggung hiburan yang bertempat di  halaman Gereja Katolik St Fransiskus Assisi Singkawang  digadang dipersiapkan untuk melepas masa bebas tiga calon imam menuju kehidupan pastoralnya. 
Berbagai keceriaan siap dikemas oleh panitia dari seksi acara dalam bentuk hiburan yang diberi tajuk Coffee Night dan Golden Memories Night. Acara hiburan yang rencananya akan dimulai pada pukul 19.00 Wib ini menampilkan kaum muda di garda depan sebagai pengisi acara. Selain itu giat panggung hiburan ini juga terbuka untuk dihadiri khalayak ramai. Dalam dua malam berturut-turut pada 21-22 Februari 2017, berbagai musisi di antaranya The Igna’s, E.B team, Vantak, One Goal, Jamlock, Abstrak, Crusty Crub, dan Crabie Petty akan menyuguhkan sajian musik dengan bermacam aliran ditambah performa tarian berbasis etnikkustik akan menggenapi perayaan malam menjelang pentabisan imam. Akhirnya, selamat berpesta menyambut para calon gembala. (Hes)



16 Feb 2017

UNDANGAN PENTAHBISAN 3 PASTOR KAPUSIN DI PAROKI SINGKAWANG

UNDANGAN PENTAHBISAN 3 PASTOR KAPUSIN DI PAROKI SINGKAWANG


Warta gembira menyelimuti Ordo Fratrum Minorum Cappucinorum  (OFMCap) Santa Maria Ratu Para Malaikat Pontianak atau biasa dikenal dengan sebutan Kapusin Provinsi Pontianak.
Pastor Minister Provinsial Kapusin Pontianak Pastor Amandus, OFMCap memberitakan warta gembira itu sebagai berikut:

Acara perayaan Ekaristi pentahbisan imam untuk 3 frater diakon Kapusin Pontianak, calon imam baru.
Ketiga frater diakon calon imam itu adalah Diakon Aloysius Anong OFMCap, Diakon Jeneripitus OFMCap, dan Diakon Josua Sitinjak OFMCap.
Misa tahbisan imam akan berlangsung di Gereja Katolik Santo Fransiskus Assisi, Paroki Singkawang, pada Kamis, 23 Februari 2017 mulai pukul 09.00 WIB.
Uskup penahbis adalah Bapa Uskup Keuskupan Agung Pontianak, Mgr. Agustinus Agus Pr
Marilah kita berdoa bagi para calon imam baru Kapusin Provinsi Pontianak ini.



27 Jul 2015

Indahnya Menjadi Keluarga Besar Orang Muda Katolik

Indahnya Menjadi Keluarga Besar Orang Muda Katolik

 

17 juli 2015. Sore itu lain dari sore-sore sebelumnya. Penuh antusias, kami menunggu kedatangan teman-teman dari OMK St Paulus Rasul Sekayam, Balai Karangan, yang akan menjalani waktu bersama kami di Paroki St Fransiskus Assisi Singkawang selama lebih kurang dua hari ke depan. Kunjungan ini menjadi acara perdana bagi kepengurusan OMK St Fransiskus Assisi Singkawang periode baru yang kini diketuai Fransiska Ayu Fitriani.

Bus yang kami tunggu pun akhirnya tiba di depan Gedung Karya Kasih, yang menjadi tempat penginapan teman-teman dari OMK St Paulus Rasul Sekayam selama kegiatan berlangsung. Dengan didampingi oleh Pastor Fransiskus Forgione, OFMCap, serta merta kedatangan mereka disambut oleh ketua panitia Wilfridus Purwijayanto Sunardi. Wajah-wajah baru yang belum pernah kami tatap sebelumnya membuat kami sangat antusias dan semakin menggebu-gebu untuk berkenalan satu sama lain.  Perjalanan yang mereka tempuh pasti melelahkan karena memakan waktu lebih kurang 10 jam perjalanan. Kami selaku tuan rumah lantas mempersilakan mereka untuk rehat sejenak, dilanjutkan dengan persiapan pribadi serta makan malam. 

Tepat pukul 19.30 Wib, kami memulai acara bersama dengan malam perkenalan. Terpancar dari mata kami binar kegembiraan yang luar biasa. Lewat acara yang dikemas sederhana oleh Pararah Destimawakng Rarah dan Trifonia Afridiana, kami bisa berkenalan antarsatu sama lain. Diadakan pula sharing kegiatan antarOMK Sekayam dan OMK Singkawang yang diwakili oleh ketua OMK masing-masing. Dede Octianus selaku ketua OMK Sekayam mengutarakan kegembiraan diterima dan disambut di Paroki Singkawang yang merupakan program kerja pertamanya setelah menjabat sebagai ketua OMK Sekayam. “Saya mewakili teman-teman OMK mengucapkan ratusan bahkan ribuan trimakasih boleh diterima di sini,” ujarnya. Gayung bersambut, senada dengan yang disampaikan oleh ketua OMK Sekayam, Fransiska Ayu Fitriani ketua OMK Singkawang juga sangat berterimakasih karena akhirnya OMK Sekayam memilih Singkawang sebagai Paroki pertama yang dikunjungi. Sharing kegiatan ini kiranya dapat menjadi pijakan masing-masing OMK untuk lebih maju dan berkembang.

Keesokan harinya, setelah sarapan, kegiatan dilanjutkan dengan jalan santai menuju Sekolah SMP St Tarsisius untuk melaksanakan outbond dan games bersama. Dengan berbagai permainan yang dirancang panitia, suasana menjadi penuh derai tawa. Seusai outbond, teman-teman OMK diajak beristirahat dan makan siang bersama. Sore harinya, digelar pertandingan volley putra dan tim campuran. Kemenangan permainan kali ini diraih oleh OMK Sekayam.

Pada malam harinya, semua teman OMK, termasuk OMK Stasi dari Paroki Singkawang menggelar malam keakraban. Suasana berlangsung meriah meskipun dikemas dalam acara yang sederhana. Pengisi acara berupa tarian dari OMK Sekayam serta suguhan musik tradisional dari OMK Singkawang membuat suasana menjadi sangat hidup.  (OMK SIngkawang)