Selamat Datang Di Website Resmi Paroki Singkawang - Terima Kasih Atas Kunjungan Anda

2 Jul 2015

PEMBEKALAN GURU BINA IMAN ANAK MENJADI GURU BIA YANG KREATIF DAN MENYENANGKAN

PEMBEKALAN GURU BINA IMAN ANAK MENJADI GURU BIA YANG KREATIF DAN MENYENANGKAN




“Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah.” (Mrk 10:14). Ayat ini sering dijadikan alasan kuat bagi gereja untuk memperhatikan iman anak-anak. Tentu sangat berbeda konteksnya anak-anak pada zaman Yesus dengan anak-anak sekarang. Jika dahulu anak-anak antusias datang kepada Yesus, apakah sekarang anak-anak juga antusias datang pada Yesus melalui Sekolah Minggu? Tidak bisa dimungkiri, gereja zaman sekarang berada di antara dua ketegangan. Ketegangan pertama, sebuah kesadaran bahwa anak-anak merupakan anggota gereja yang teramat penting karena mereka adalah yang empunya kerajaan Allah dan sekaligus mereka merupakan penerus gereja ini. Ketegangan kedua, justru pelayanan kepada anak-anak dirasakan sangat kurang maksimal, dan juga kurang merata menyentuh semua anak di paroki dan stasi.  Sekolah Minggu belum sungguh mampu menjawab kebutuhan akan pem-Bina-an Iman Anak (BIA). Selain belum menyentuh semua anak paroki/stasi karena terbatasnya pembina (katekis)  BIA juga karena proses Sekolah Minggu sering kali kurang menarik bagi anak-anak. Keprihatinan inilah  yang kemudian mendorong para pegiat katekese anak Paroki Singkawang menyelenggarakan pembekalan bagi para guru Sekolah Minggu.
  
Pelatihan ini diselenggarakan selama dua hari, 15-16 Mei 2015. Frater Ferdinand, OFM.Cap sebagai fasilitator mengemas seluruh rangkaian acara dalam dua topik utama, yakni spiritualitas sebagai guru Sekolah Minggu dan teknik implementatif mengemas Sekolah Minggu yang menarik dan menyenangkan. Topik pertama menjadi teramat penting karena setiap orang yang hendak menjadi pelayan haruslah memiliki spiritualitas (dorongan roh) yang benar. Para guru Sekolah Minggu (peserta pembekalan) pada kenyataanya lebih banyak bukan dari kelompok profesional pendidik dan pengajar tetapi dari para Orang Muda Katolik (OMK) yang didorong oleh keinginan besar untuk melayani anak-anak. Justru berawal dari hati seperti inilah, Tuhan akan membentuk mereka menjadi rasul-rasul tangguh di Sekolah Minggu, sebuah sekolah Bina Iman Anak. Frater Ferdinand, OFM,Cap sadar bahwa kerelaan dan ketulusan hati untuk melayani belumlah cukup sebagai modal menjadi guru Bina Iman Anak. Mereka harus dibekali dengan pengetahuan yang cukup dan keterampilan yang memadai supaya mampu mengemas proses Sekolah Minggu menjadi menarik dan menyenangkan. Dengan cara yang sangat menarik dan kreatif, Frater memberikan trik-trik bagaimana mengajar sekolah minggu yang menarik dan menyenangkan. Berbagai model dan metode ditampilkan, seperti mendongeng, mewarnai gambar, aktivitas “Hasta Karya”, pujian dan permainan dan sejenisnya mampu membuat proses Sekolah Minggu menjadi sangat menarik. Dengan proses yang menarik dan menyenangkan kita mampu membawa anak-anak lebih dekat pada Yesus, Sang Juru Selamat. Dengan cara seperti ini pula para guru Sekolah Minggu akan mengalami bahwa hidup mereka sungguh akan diubah oleh Tuhan karena mereka akan sangat kreatif dan inovatif yang tergerak oleh hati yang tulus dan cinta kepada anak-anak.

Sekolah Minggu bukan hanya sebagai sebuah komunitas anak yang diwarnai dengan bermain dan bernyanyi melainkan juga sebagai komunitas yang berorientasi pada pendidikan rohani dan iman kepada Yesus. Oleh karena ini, anak-anak sejak dini telah dikenalkan dengan liturgi peribadatan dan Ekaristi. Pada kesempatan ini, Frater Ferdinand, OFM.Cap memberikan pembekalan bagaimana mengemas peribadatan yang sesuai dengan tata  cara peribadatan gereja tetapi sekaligus menarik dan sesuai dengan karakteristik dunia anak. Dengan ini dimaksudkan agar warta kitab suci dapat masuk dan diterima oleh anak-anak sesuai dengan usia mereka (kontekstual).

Kita menyadari betapa pentingnya pewartaan kabar gembira kepada anak-anak melalui Sekolah Minggu. Kita pun sadar bahwa para katekis Sekolah Minggu masih jauh dari cukup, baik itu jumlah maupun kemampuan dan ketrampilan. Akan tetapi, kesiapsediaan hati untuk melayani dan belajar kepada Bunda Maria yang berucap “Sungguh aku ini hamba Tuhan” (Luk 1:38a) kita berharap para guru Sekolah Minggu Paroki Singkawang menjadi rasul-rasul yang militan dan nabi-nabi cinta kasih di antara anak-anak. Tuhan Memberkati. (SHe)