Selamat Datang Di Website Resmi Paroki Singkawang - Terima Kasih Atas Kunjungan Anda

3 Jun 2015

LANGIT DI NEGERI LANGIT

CERPEN : LANGIT DI NEGERI LANGIT
 
Google Images.Jpg

               Setiap langkah hidupnya ia meninggalkan jejak-jejak keemasan merubah kehidupan seseorang. Pemuda bernama Langit. Ia adalah seorang yang sangat rendah hati, sehigga seluruh berkat dan kasih Tuhan selalu turun atas Nya. Setiap pagi Ia selalu bersujud kepada Tuhan atas segala kebaikan dan augerah kehidupan yang diterimanya. Ucapan syukur dan terima kasih selalu disenandungkan dalam hatinya. Dalam perjalanan hidupnya Langit selalu memiliki niat dan prasangka yang baik pada setiap orang.  Pikiran dan hatinya hanya ingin selalu meringankan beban hidup orang lain sehingga tindakannya menjadi bukti nyata akan kebaikan dan ketulusan hatinya. Langit memiliki keyakinan setiap kita meringankan beban orang lain dan selalu melakukan kebajikan serta selalu berdoa bagi kebahagiaan semua makhluk hidup, hal itu akan membuat hatinya  terselimuti angin yang dingin dan sejuk yang bernama kedamaian dan perasaan sukacita yang timbul membuat tubuh, pikiran, raut wajah Langit menjadi ringan dan lembut dalam menjalani kehidupan. Langit tidak pernah menilai orang lain dalam segala bentuk dan rupanya. Ia lebih mengkedepankan hatinya karena semua orang pada dasarnya adalah baik. Ia menganggap semua orang sama dan semua memiliki hak untuk merasakan kebahagiaan. Langit dalam bersahabat tidak pernah membeda-bedakan baik seseorang dari golongan atas maupun bawah selalu dirangkulnya. 
               Pribadi Langit yang sangat mulia itu, terlihat oleh Bidadari Langit yang bernama Riayanamona. Riayanamona adalah salah satu bidadari dari Negeri Langit, Bidadari itu meminta kuda terbangnya untuk membawa Langit ke Negeri mereka. Ketika sore hari, Langit sedang akan menutup jendela kamarnya dilihat kuda putih bermata biru, dikeningnya terdapat permata kuning bersinar kemerah-merahan, bulu-bulunya sangat lebat, harum, lembut dan putih bersih. Ia meringkik kemudian berbicara kepada Langit, “Langit aku adalah Jengala Putih kendaraan kuda terbang milik Bidadari Langit, ia sangat ingin bertemu denganmu. Maukah kau kuajak terbang menuju kediaman Bidadari berada?”. Langit menjawab,”Dengan senang hati Jengala Putih”. Langit naik kepunggung Jengala Putih itu, kemudian kuda itu mengepakan sayap keemasannya menuju Negeri mereka melewati berlapis-lapis Negeri Awan, Negeri Pelangi dan akhirnya mereka sampai di Negeri langit yang sangat indah, banyak para Bidadari Langit dan Kesatria Langit yang tinggal disana. Mereka berpakaian sangat anggun dan megah laksana putri dan pangeran dari Kerajaan Langit. Langit sangat takjup dan senang. Ia bisa merasakan semua menyambut kehadiran nya dengan sukacita. Banyak hewan, tumbuhan, bunga-bunga, pemandangan yang indah di Negeri Langit itu semuanya teratur, rapi, sejuk dan ada nuansa kedamaian menyelimuti tempat yang dipijaknya. Kicauan burung yang bertengger rapi dibatang pohon menyiul-nyiulkan nama Langit, suara segala pohon dan bunga mengatakan selamat datang Langit secara serempak.  Para Kesatria dan Bidadari berbaris menyambut Langit dengan melakukan penghormatan khusus memberikan sorak sorai dan tepuk tangan yang meriah.  Mereka para penjaga awan dan pelangi juga diundang datang menyambut Langit dengan memberikan sambutan dengan meniupkan terompet dan seruling yang bergemuruh merdu, serta tarian ala khas dari Para Bidadari Negeri Pelangi.
                    Kemudian diantara mereka, keluarlah Bidadari Riayanamona yang cantik jelita, anggun dan penuh pesona. Suaranya lembut dan merdu yang membuat Langit tercengang kagum. Riayanamona mengeluarkan toples-toples miliknya. Katanya,” Langit selama Engkau di Bumi Engkau adalah seseorang yang telah banyak membuat perubahan terhadap kehidupan orang lain. Dari mereka yang sedih, tepuruk, putus asa, kesakitan dan kesusahan. Engkau yang selalu hadir dan menolong mereka. Engkau pula yang selalu mendoakan mereka baik mereka yang masih tinggal di Bumi dan yang telah tiada serta selalu berucap syukur atas kehidupan yang Engkau miliki hingga sekarang. Kami para Bidadari  Negeri Langit mengumpulkan doa-doa orang yang tulus dan ditoples-toples ini doa-doa yang membaikan dan mendamaikan semua makhluk kami tampung hingga kemudian kami mengolahnya menjadi benih-benih cinta dan kesembuhan bagi mereka yang Engkau doakan sehingga kami dapat pula menebarkannya kembali ke Bumi. Itu sangat meringankan beban dan membuat hati mereka sedikit lega, karena cinta kasih tanpa syarat yang benar-benar Engkau berikan Langit kepada mereka. Kami sangat senang dengan apa yang kamu perbuat di Bumi. Untuk itu kami, memanggil dan menjamu Langit untuk merayakan keberhasilan usahamu dalam membantu para manusia di Bumi.  Langit kemudian diajak bersantap ria menikmati hidangan yang dipersiapkan khusus baginya. Suatu kebahagiaan yang luar biasa bagi Langit dapat berada di sana. Setelah selesai menikmati jamuan, Langit berpamitan pulang kepada Para Kesatria dan Bidadari di Negeri itu. Bersama Jengala Putih, ia kembali diantarkan turun ke Bumi. Pesan terakhir yang masih tergiang dan meresap dalam hatinya adalah Riayanamona berkata,” Terima kasih telah menjadi bagian dari kami untuk menjalankan misi kami di Bumi, tetaplah menjadi Langit yang rendah hati dan selalu mengutamakan orang lain.” Dengan perasaan yang tak dapat terlukiskan Langit berkata dalam hatinya terima kasih Tuhan dan Para Penghuni Langit, Bidadari Riayanamona atas pengalaman yang sangat ajaib yang belum pernah dialaminya selama ini. Langit kembali kehidupan alaminya di Bumi. Dia merasa sangat bahagia dan selalu gembira dalam menjalankan kehidupannya karena ia tahu apapun yang Dia kerjakan akan selalu terlihat dan diawasi oleh Para Kesatria dan Bidadari di Negeri Langit yang menjadi sahabat dalam mewujudkan kebahagiaan di Bumi. (SHe)