Gereja Katolik St. Fransiskus Assisi Singkawang
Jl. P. Diponegoro No. 1 Singkawang
28 Mar 2020
PENGUMUMAN HARI MINGGU PRAPASKAH V 29 Maret 2020
16 Mar 2016
SAAT SUARA DARI TIMUR MENYAPA KOTA AMOI
SAAT SUARA DARI TIMUR MENYAPA KOTA AMOI
Suatu kegembiraan bagi Kota Singkawang dan khususnya warga paroki St Fransiskus Assisi (PSFA) atas kedatangan para imam dari berbagai keuskupan di Indonesia serta dua uskup dalam perayaaan Ekaristi Minggu, 21 Februari 2016. Bertepatan dengan penutupan perayaan Imlek, rangkaian acara diawali pawai lampion dan puncaknya adalah digelarnya festival Cap Go Meh. Kaum berjubah yang hadir tak menyiakan kesempatan untuk turut menyaksikan rangkaian aktrasi perayaan Imlek 2016 di Kota Singkawang yang merupakan ritual memikat bagi para wisatawan baik dari lokal maupun mancanegara.
Aset Wisata
Misa pada Minggu itu dipimpin oleh dua uskup yaitu Mrg. Agustinus Agus, Pr dari Keuskupan Agung Pontianak dan Mgr. Dominikus Saku, Pr dari Keuskupan Atambua NTT sebagai selebran utama serta didampingi 14 imam sebagai konselebran, memberi warna tersendiri di dalam gereja saat itu. Perayaan masa Prapaskah kedua ini, semakin semarak oleh paduan suara dari koor St. Elisabet dengan dominasi lagu berbahasa latin.
Dalam pengantar kotbah yang disampaikan Oleh Mgr. Dominikus, bahwa Kota Singkawang merupakan aset wisata yang sudah dikenal di dunia internasional dalam perayaan Imlek. “Saya sangat senang karena boleh melihat langsung Kota Singkawang dan bisa ikut pawai lampion bersama warga, berkat Mgr. Agus yang dengan segala kebaikannya memberi waktu saya untuk bertamu di tanah Borneo tercinta ini.” Tepukan tangan meriah dari umat semakin menggema saat itu ketika uskup memberi contoh bagaimana upaya umat Katolik dalam menghayati wajah Allah Yang Maha Rahim dalam segala dinamika hidup di PSFA tercinta ini.
Usai perayaan ekaristi, uskup agung Pontianak memberi kesempatan kepada para pastor untuk memperkenalkan diri kepada umat sekaligus tujuan kedatangan tamu agung ini ke Kota Seribu Kelenteng. Delegatus imam dari aneka keuskupan ini ternyata ketua-ketua Komisi Keadilan dan Perdamaian Pastoral Buruh Migran Perantau (KKPPBMP) di Gereja Katolik Indonesia. Merekalah sebagai tempat pelindung bagi keadilan kaum buruh, TKI, TKW hingga mereka yang di hukum mati di penjara pun kaum egaliter putih ini ikut berjuang bertapa mahal harga nyawa seseorang di hadapan sesama di muka bumi ini.
Aneka Kuliner Orisinil
Situasi keakraban para tamu berjubah semakin asyik karena mereka berkesempatan menikmati kuliner dari aneka bina ciptaan masakan kue/kudapan hasil karya orisinil umat pelbagai lingkungan yang ada di PSFA Singkawang.
Uskup dan kaum berjubah (rohaniwan, biarawan dan biarawati) menikmati berbagai sajian makanan dan minuman yang lezat dan bergizi ditambah suguhan hiburan lagu-lagu rohani dari panitia yang sangat fantatis di siang itu semakin menyemarakkan suasana di depan halaman gereja. Rintik hujan pun seakan lenyap seketika karena suasana istimewa di bulan Februari 2016 ini.
Bapak Leonardus, Ketua Kring St Maria Singkawang, mengungkapkan kegembiraanya karena keterlibatan umat dalam hidup menggereja sangat nyata bukan hanya seputar kegiatan rohani tetapi juga kegiatan mengadakan stand kuliner dari berbagai lingkungan yang ada. “Saya merasa juga bahwa hari ini umat sungguh menyatu dan bersatu untuk melihat karya nyata Allah dalam melayani dan menjamu tamu kehormatan dan umat yang hadir saat ini mau menikmati sajian kami dengan penuh gembira,” Komentar ketua panitia Open House sekaligus seksi penyambutan tamu agung ini dengan nada syukur.
Apa kata Mereka
Romo Koko, Pr tidak dapat membendung kegembiraanya mengungkapkan, “Sangat senang dengan situasi gereja yang hidup. Umat di sini sangat aktif dan terlibat penuh bukan hanya di seputar altar tetapi juga di dalam karya yang nyata. Tidak mudah mengajak umat di lingkungan kota ini lho, untuk mau partisipatif tetapi di sini enak banget rasanya dech,” papar sekretaris eksekutif KKPPBMP yang berdomisili di Kota Jakarta ini dengan logat Jakarta sembari dibarengi senyum merekah.
Uskup Dominikus tidak henti-hentinya memuji keramahtamahan umat di Singkawang dan sangat menikmati sajian di berbagi stand yang tersedia. Menurut Ketua KKPPBMP ini bahwa hidup menggereja di Singkawang sudah jauh berubah dari gaya gereja piramidal menjadi gereja komunio. “Prinsip belarasa tahun kerahiman Allah sepertinya diawali dari kebersamaan umat untuk bersama mengarungi langkah bersama Allah menuju tahta Allah di surga,” imbuh uskup yang penuh senyum ini sembari berbagi rasa pengalaman hidupnya dengan para pengungsi di perbatasan Timor Leste yang sampai saat ini masih menangani dengan ikhlas umat kegembalaanya di Atambua, NTT.
Bagaimana tanggapan Uskup Agung Pontianak?
Beliau sengat senang sekali karena sudah sekian kali mengunjungi PSFA selalu menemukan suasana gembira. Ia berharap, “Semoga PSFA sebagai barometer bagi paroki lain di Keuskupan Agung Pontianak dalam menyambut Tahun Kerahiman,” ungkap Bapa Uskup Agung ini penuh ramah.
Pastor Paroki juga tidak ketinggalan untuk mengungkapkan rasa kegembiraanya. Gathot yang tidak pernah berhenti berkreasi dalam menggembalakan umatnya dengan spontan menyatakan bahwa, “Seturut wejangan Paus Fransiskus sebagai gembala harus dekat dengan dombanya,” ujar pastor yang seringkali ber-stand up comedy dalam homili guna melayani kebutuhan siraman rohani umat ini.
Mengakhiri open house yang meriah Bapa Uskup bersama kaum berjubah dan umat sama-sama menari kondan sebagai bentuk kebersamaan dari khas sang gembala dalam menikmati suasana gereja yang selalu gembira. Semoga momen ini menjadi kenangan manis dalam peziarahan hidup di muka bumi ini. *(Bruf)
1 Jun 2015
LEBIH DEKAT DENGAN SANG GEMBALA UMAT
LEBIH DEKAT DENGAN SANG GEMBALA UMAT
3 Nov 2022
Terima kasih atas 75.000 Likes di Tiktok Paroki Singkawang
Terima kasih atas 75.000 Likes di Tiktok Paroki Singkawang yang menjadikan Paroki kita sebagai Paroki dgn jumlah like Tiktok terbanyak di Keuskupan Agung Pontianak.
6 Jun 2015
BLOOD FOR LIFE : Siapapun Bisa Berbagi Kehidupan
Kemanusiaan adalah hal yang terpenting yang harus didahulukan dibandingkan apapun juga. Apalagi jika itu menyangkut kehidupan seseorang. Menyumbangkan darah adalah menyambung nyawa, memberi kehidupan. Blood For Life, sebuah misi yang mengusung penyelamatan manusia. Kegiatan ini digerakkan Ibu Emiliana Karsiah, dengan melibatkan orang muda katolik (OMK) Paroki kita yang diketuai Trifonia. Penyelenggaraan Blood For Life kali ini merupakan tindaklanjut dari aksi kemanusiaan Seksi Sosial Paroki yang diselenggarakan dalam rangka merayakan HUT pertama Santa Monika yang jatuh pada tanggal 11 Agustus 2014 lalu. Kegiatan ini terselenggara berkat kerja sama dengan PMI Kota Singkawang.
Kegiatan Blood For Life pada tanggal 7 Desember 2014 setelah misa kedua diharapkan umat semakin menyadari betapa setetes darah yang disumbangkan adalah bentuk ambil bagian dalam karya penyelamatan Allah bagi saudara kita yang membutuhkan darah. Inilah saatnya umat Singkawang khususnya Paroki Singkawang meneteskan darah untuk saudara kita yang sedang dalam kesakitan seperti Yesus meneteskan darah di kayu salib untuk menyelamatkan manusia.
Kegiatan kali menjadi sangat menarik ketika para pendonor bukan hanya umat Paroki Singkawang. Para Imam pun antusias memberikan darahnya untuk disumbangkan. Terlihat saudara Kapusin yang tinggal di Rumah Novisiat Kapusin Pontianak di Poteng, Singkawang. Mereka berjumlah empat orang. Pastor Cahyo, OFM.Cap (Pimpinan Novisiat Poteng) dan bersama 3 orang Frater. Setelah donor Pastor Cahyo, OFM.Cap berujar “tidak ada perubahan yang terlalu drastis, biasa saja, tambah sehat sepertinya.
Kegiatan Blood for Life ini merupakan ungkapan Natal berupa pemberian diri kepada Allah. Semangat solidaritas hendaknya dibagikan kepada sesama. Natal akan memberikan kegembiraan bagi pendonor karena darah kita bisa bermanfaat untuk menolong orang lain.”
Kita dapat memaknai kegiatan Blood For Life sebagai bentuk terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas anugerah kehidupan dan kesehatan yang kita terima dan kita diutus untuk berbagi kepada mereka yang membutuhkan. Terimakasih untuk para panitia, penanggungjawab, pendonor, dan PMI atas kebaikan dan ketulusan hatinya sehingga kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik. Setetes darah yang kita sumbangkan, adalah kado terindah bagi bayi Yesus, yang akan memberi kehangatan bagi saudara kita yang kedinginan karena sakit dan derita. Hidup terindah adalah hidup yang terus berbagi. SELAMAT NATAL, TUHAN MEMBERKATI.(SHe)
11 Jan 2016
PEMBUKAAN TAHUN KERAHIMAN DAN PERAYAAN 110 TAHUN KAPUSIN
Senin, 23 November 2015. Gerimis tipis mengiringi dentang lonceng gereja memanggil umat Paroki Singkawang untuk datang dan khusyuk dalam doa singkat pembuka Tahun Kerahiman Ilahi yang digagas oleh pusat Gereja Katolik di Vatikan. Doa yang memakan waktu sekitar 15 menit ini secara berkala akan terus didoakan selama seminggu ke depan. Hampir separuh bangku gereja dipenuhi oleh umat yang sengaja datang dan melibatkan diri dalam doa.
Sementara usai doa pembuka Tahun Kerahiman Ilahi dilaksanakan, di sayap kanan gereja kemeriahan lain telah siap menyambut umat. Petikan sapek, alat musik tradisional Dayak mengiring para penyumpit yang dengan apik memeragakan gerakan tarian teatrikal berburu sekaligus menyambut Propinsial Ordo Kapusin Pontianak, Pastor Amandus Ambot, OFMCap, Pastor Paroki Singkawang, Stephanus Gathot Purtomo, OFMCap, Suster Rosa Arel, OSCCap, Ketua Dewan Pastoral Paroki yang baru terpilih, Ambrosius Kingking, S.H., dan ketua panitia perayaan Tahun Kerahiman Ilahi sekaligus perayaan 110 Tahun Kapusin berkarya di Singkawang, Frumentius, S.E, untuk menyumpit balon tanda dibukanya tahun kerahiman sekaligus rangkaian acara perayaan 110 tahun Kapusin berkarya di Singkawang. Rangkaian acara pembukaan Tahun Kerahiman Ilahi dan 110 tahun Kapusin berkarya di Singkawang digelar meriah dengan menampilkan persembahan pentas seni yang melibatkan persekolahan Katolik di Singkawang, juga pameran berbagai stand, antara lain Kapusin, SFIC, OSCCap, Buletin Likes, OMK, PPA/Misdinar, RSU St. Antonius, RSJ, dan berbagai sanggar seni.
Usai penyumpitan balon dilakukan, kemeriahan terus berlanjut dengan atraksi Barongsai yang dipersembahkan oleh STIE Mulia Singkawang. Tibalah yang paling dinantikan, Pastor Ambot selaku Propinsial Kapusin dan pastor paroki melepaskan dua ekor burung dari sangkarnya. Hal ini dilakukan seturut teladan Santo Fransiskus Assisi yang begitu dekat dengan kehidupan segala makhluk hidup termasuk fauna. Usai proses pelepasan burung-burung itu Pastor Ambot menggunting pita dan membuka pintu tempat pameran digelar sebagai simbol rangkaian acara Tahun Kerahiman Ilahi dan perayaan 110 Tahun Kapusin berkarya di Singkawang dimulai. (Hes)
9 Mar 2019
Pra HOMKKAP 2 tahun 2019 di Paroki St Fransiskus Assisi Paroki Singkawang
Pra HOMKKAP 2 tahun 2019 di Paroki St Fransiskus Assisi Paroki Singkawang
Penyelenggaraan HOMKKAP (Hari Orang Muda Katolik Keuskupan Agung Pontianak) pada hari Kamis, 7 Maret 2019 di halaman Gereja Katolik St Fransiskus Assisi Singkawang
15 Jan 2016
41 TAHUN LEO AGUNG; MENJADI BAGIAN DARI PAROKI
16 Mei 2016
Seminar dan Misa Adorasi Oleh Romo Jost Kokoh
Seminar dan Misa Adorasi Oleh Romo Jost Kokoh
Seminar yang digelar pada Kamis, 10 Maret 2016 dan bertempat di Gereja St Fransiskus Assisi ini menyoroti berbagai hal yang menjelma menjadi ‘vitamin iman’ dalam kehidupan Kristiani. Eat, pray, love. Demikian tiga hal utama yang menjadi pondasi iman Kristiani yang secara komunikatif dipaparkan oleh romo yang dalam kesehariannya bertugas sebagai pastor rekan di Paroki Bellarminus, Cililitan, Jakarta ini juga menggaet artis lagu-lagu rohani Edward Chen sebagai duet pewartaannya itu.
Seminar yang dimulai pukul 19.30 itu sebelumnya diawali dengan Misa Adorasi yang juga mendaulat Romo Jost sebagai selebran utama, didampingi Pastor Paroki, Stephanus Gathot Purtomo sebagai konselebran. Hampir seluruh bangku dipenuhi umat yang antusias ingin mengikuti dua momen penting tersebut, Misa Adorasi maupun seminar.
8 Nov 2021
Open Recruitment Anggota Komsos Paroki Singkawang
Shalom Aleichem, umat sekalian yang
terkasih. Sie. Komunikasi Sosial (KOMSOS) Paroki Singkawang membuka
pendaftaran baru bagi umat yang berminat untuk ikut bergabung bersama
kami untuk menjadi salah satu bagian dari media pewartaan Paroki
Singkawang.
Adapun divisi yang diutamakan kali ini juga lebih banyak!
Pendaftaran dibuka mulai Minggu, 07 November - 14 November 2021.
Untuk
link informasi pendaftaran dapat diakses melalui tautan terlampir. Mari
Bergabung Bersama Kami, Melayani Bapa dengan Talenta yang Kita Punya!
😍😍
.
.
Tautan Pendaftaran : http://bit.ly/3BHa8DK
Untuk informasi pendaftaran dapat menghubungi CP Admin KOMSOS (0821-5388-3415)
.
.
Tertanda,
Ketua Sie. Komunikasi Sosial Paroki Singkawang.
Natalia Hesty T.H., M.Pd.
.
.
#parokisingkawang #keuskupanagungpontianak #komsos
30 Jun 2015
TENDA CINTA OMK DALAM KEMPING ROHANI
Momen pertama 13 Mei 2015, langkah kaki kompak penuh semangat menuju gereja Paroki St. Fransiskus Asisi Singkawang dengan penuh suka cita. Tepat pukul 15.00 Wib, semua anggota Orang Muda Katolik (OMK) yang hadir untuk mengikuti Kemping Rohani bersiap-siap untuk berangkat ke Pantai Cemara (Fa Jie Land). Suasana menjadi sunyi ketika Pastor Gathot memimpin doa sebelum keberangkatan, namun di balik kesunyian tersebut tersemat senyum semangat dan hati penuh harapan dari setiap titik aura yang berdoa. Setelah berdoa kami pun berkonvoi menuju ‘pantai OMK penuh harapan’, ucap salah satu anggota OMK yang antusias untuk segera sampai ke tempat tujuan.
Setelah menempuh perjalanan selama lebih kurang 45 menit dengan kecepatan rata-rata 40 km/jam, maka tiba saatnya rombongan OMK menderai tawa dan semangat untuk menikmati suasana pantai. Banyak acara yang telah disiapkan oleh panitia, setelah bersenang-senang dengan beberapa permainan yang digagas oleh panitia. Tepat pukul 18.00 Wib teman-teman OMK bergegas untuk mandi dan makan bersama. Seusai makan, tiba saatnya a melanjutkan permainan yang dipandu oleh Bruder Flavianus MTB, Frater Ferdinand OFMCap, Trifonia Tili, Yudhistira dan Santo Satriawan.
Acara Kemping Rohani tersebut membuka cakrawala OMK untuk tersenyum hangat melihat gereja-Nya penuh sukacita karena Kasih Persaudaraan, terbukti malam itu cuaca sangat mendukung dan bersahabat. Senyum dan kehangatan melawat setiap pribadi yang mengikuti permainan tersebut. Tawa suka-cita terpancar saat mata saling bertatapan menyapa antara satu dan lainnya dalam permainan ‘Mengungkapkan Cinta’ dan masih banyak lagi permainan yang tidak kalah serunya. Memang perlu kita sadari bahwa begitu besar dan kuat peran semangat OMK untuk membangun Gereja yang pasif menjadi aktif. Kekompakan dan semangat tersebut dapat kita lihat dari peran OMK dalam liturgi gereja maupun kegiatan-kegiatan lain yang mendukung aktifnya gereja. Kini OMK bukan hanya membangun semangat dalam gereja (bangunan secara fisik) tapi di luar dan lapangan terbuka pun OMK membuktikan bisa membangun gereja (anak Allah/umat Allah) yang aktif. Setelah acara permainan selesai, tepat pukul 24.00 WIB semua diwajibkan masuk ke dalam tenda untuk istirahat.
Momen kedua 14 Mei 2015 juga menjadi sejarah bagi OMK karena hari ini akan ada pemilihan ketua OMK yang baru. Pukul 04.00 WIB semua OMK membuka mata dan hatinya untuk bersiap-siap mandi dan merayakan Misa Ekaristi Kenaikan Yesus Kristus yang di pimpin oleh Pastor Stephanus Gathot Purtomo, OFMCap. Dalam suasana misa di alam terbuka tepatnya di pinggir pantai, OMK dapat melihat dan merasakan sosok seorang pastor paroki yang familiar dan penuh hangat kedamaian yang kerap disapa Pastor Gathot dan seorang frater yang tidak asing lagi dengan penampilan dan gaya kocaknya, Frater Ferdinand OFMCap serta Bruder Flavianus MTB yang selalu tampak ceria menjadi inspirator dan motivator bagi kaum muda untuk selalu semangat dalam berkarya dan bertindak demi gereja tercinta.
Mudah-mudahan ada OMK yang terpanggil mengikuti jejak dalam kehidupan membiara. Selesai misa dan makan pagi tampak kegembiraan OMK muncul ketika sesi permainan dimulai kembali, “Saat itulah kami mulai saling mengenal antara satu dan yang lainnya dan membangun keakraban,” komentar salah satu anggota OMK dari Stasi Sagatani saat diwawancarai.
Sekitar 40’an OMK menggegapgempitakan semangat muda untuk bersama-sama saling menyemangati dan mengenal saudara seiman yang dihadiri oleh beberapa OMK dari berbagai Kring dan Stasi antara lain Stasi Sagatani, Sijangkung, Roban serta OMK dari pusat Paroki St. Fransiskus Asisi Singkawang sendiri. Setelah bersenang-senang, kini saatnya dilangsungkan pemilihan Ketua OMK Paroki St. Fransiskus Asisi Singkawang yang baru, menggantikan Saudari Tili. Pemilihan dimulai dengan kandidat yang telah dipilih menjadi calon ketua OMK dan akhirnya nama Ayu terpilih menjadi pemenang dalam pemilihan demokrasi OMK. Terima kasih kepada Trifonia Tili yang sudah berkarya baik untuk membangun organisasi OMK selama tiga tahun silam. Sungguh momen dan sejarah yang tak bisa dilupakan. Semoga semangat dan persatuan persaudaraan dan Cinta Orang Muda Katolik selalu hidup dan menjadi citra yang baik untuk gereja dan lingkungan masyarakat. Amin. Selamat kepada Ayu. Selamat berkarya. Salam OMK! (SS)
17 Agu 2019
PETANG BENDERANG HARI KEMERDEKAAN DI GEREJA KATOLIK PAROKI SINGKAWANG
Bertindak sebagai inspektur upacara adalah pastor paroki, Stephanus Gathot Purtomo, OFM.Cap, sementara komandan upacara tahun ini mendapuk Serma Matius yang dalam kesehariannya bertugas di Rindam XII Tanjungpura. Untuk petugas upacara maupun Ekaristi sendiri dipercayakan pada SMA Santo Ignasius Singkawang.
Upacara penurunan bendera yang digelar tepat pukul 17.30 ini berjalan lancar dan khidmat, dilanjutkan dengan misa Ekaristi yang juga dipimpin oleh Pastor Gathot selaku selebran utama. Selama misa berlangsung tak putus lagu-lagu wajib nasional dinyanyikan menambah kental astmosfer nasionalisme dalam gereja yang berusia lebih dari seabad ini.
Dalam homilinya, Pastor Gathot mengajak untuk mensyukuri karunia kemerdekaan yang telah dianugrahkan bagi bangsa ini. Tak lupa Pastor Gathot juga mengajak seluruh umat yang hadir untuk mengisi kemerdekaan dengan karya-karya yang berdampak positif bagi bangsa ini, hal ini sesuai dengan tema kemerdekaan RI ke-74 yang dicanangkan pemerintah yaitu, "SDM Unggul Indonesia Maju"
Terpantau gereja berkapasitas 1200 orang ini hampir seluruhnya penuh. Hal ini menandakan bahwa umat Katolik Paroki Singkawang memiliki jiwa nasionalisme yang sungguh tak perlu diragukan. (Hes)
12 Sep 2016
Misdinar Singkawang Goes To Pontianak!
Misdinar Singkawang Goes To Pontianak!
· Bonifacius Ivan Wiranata (14 Suara) (Wakil Ketua)
· Cinda Leo Morgan (11 Suara) (Sekretaris)
· Nominasi Misdinar Paling Rajin diterima oleh Mechtildis, Bonifacius dan Georgia
· Nominasi King and Queen Misdinar diterima oleh Nicolas dan Skolastika
· Nominasi Misdinar Pemberi contoh diterima oleh Albert, Christoforus dan Georgia.
12 Apr 2021
PENGALAMAN MENARIK MISA DI GEREJA CAHAYA KRISTUS STASI SARANGAN PAROKI SINGKAWANG
Paroki Singkawang. Hari ini, Minggu, 11 April 2021, penulis berkesempatan merayakan Misa di Gereja Katolik Cahaya Kristus Stasi Sarangan. Penulis belum pernah datang ke tempat ini. Penulis hanya mengandalkan google map untuk menuju ke lokasi ini. Setelah penulis masuk sekitar 2 km dari jalan raya Pontianak - Bengkayang, ternyata tidak ada sinyal seluler. Penduduk di jalan tersebut juga sangat jarang. Dengan berbekal tekad yang kuat, dan usaha untuk bertanya pada penduduk, akhirnya penulis bisa sampai di Stasi sarangan dalam kondisi baik dan selamat. Saat melewati jalan perkampungan, sebagian besar jalan rusak berat. Aspal banyak terkelupas. Perlu ekstra hati-hari saat melewati jalan tersebut. Penulis menempuh waktu 2,5 jam perjalanan.
Gereja Cahaya Kristus ini masuk wilayah kabupaten Bengkayang. Tetapi, secara administrasi Gereja Katolik, masuk Paroki Fransiskus Assisi Singkawang. Jarak dari Paroki Singkawang ke Stasi Sarangan adalah 60 km. Dapat ditempuh dalam 2 jam perjalanan dengan kendaraan.
Pagi ini, Misa di Stasi Sarangan dimulai sekitar pukul 09.45. Pada minggu ini, Gereja Katolik merayakan Hari Raya Kerahiman Ilahi. Perayaan ini biasanya dirayakan tiap minggu ke 2 masa Paskah. Di tempat ini, juga sekaligus dilangsungkan penerimaan Sakramen Perkawinan untuk 2 pasang. Misa ini dipersembahkan oleh Pastor Samri, OFMCap. Umat yang hadir dalam perayaan Ekaristi ini, ada lebih dari 100 orang. Umat sangat antusias mengikut Misa pagi ini. Sedangkan, jumlah umat Katolik di Stasi Sarangan adalah 200 orang lebih. (EHN)
27 Jul 2015
Indahnya Menjadi Keluarga Besar Orang Muda Katolik
Indahnya Menjadi Keluarga Besar Orang Muda Katolik
Bus yang kami tunggu pun akhirnya tiba di depan Gedung Karya Kasih, yang menjadi tempat penginapan teman-teman dari OMK St Paulus Rasul Sekayam selama kegiatan berlangsung. Dengan didampingi oleh Pastor Fransiskus Forgione, OFMCap, serta merta kedatangan mereka disambut oleh ketua panitia Wilfridus Purwijayanto Sunardi. Wajah-wajah baru yang belum pernah kami tatap sebelumnya membuat kami sangat antusias dan semakin menggebu-gebu untuk berkenalan satu sama lain. Perjalanan yang mereka tempuh pasti melelahkan karena memakan waktu lebih kurang 10 jam perjalanan. Kami selaku tuan rumah lantas mempersilakan mereka untuk rehat sejenak, dilanjutkan dengan persiapan pribadi serta makan malam.
Tepat pukul 19.30 Wib, kami memulai acara bersama dengan malam perkenalan. Terpancar dari mata kami binar kegembiraan yang luar biasa. Lewat acara yang dikemas sederhana oleh Pararah Destimawakng Rarah dan Trifonia Afridiana, kami bisa berkenalan antarsatu sama lain. Diadakan pula sharing kegiatan antarOMK Sekayam dan OMK Singkawang yang diwakili oleh ketua OMK masing-masing. Dede Octianus selaku ketua OMK Sekayam mengutarakan kegembiraan diterima dan disambut di Paroki Singkawang yang merupakan program kerja pertamanya setelah menjabat sebagai ketua OMK Sekayam. “Saya mewakili teman-teman OMK mengucapkan ratusan bahkan ribuan trimakasih boleh diterima di sini,” ujarnya. Gayung bersambut, senada dengan yang disampaikan oleh ketua OMK Sekayam, Fransiska Ayu Fitriani ketua OMK Singkawang juga sangat berterimakasih karena akhirnya OMK Sekayam memilih Singkawang sebagai Paroki pertama yang dikunjungi. Sharing kegiatan ini kiranya dapat menjadi pijakan masing-masing OMK untuk lebih maju dan berkembang.
Keesokan harinya, setelah sarapan, kegiatan dilanjutkan dengan jalan santai menuju Sekolah SMP St Tarsisius untuk melaksanakan outbond dan games bersama. Dengan berbagai permainan yang dirancang panitia, suasana menjadi penuh derai tawa. Seusai outbond, teman-teman OMK diajak beristirahat dan makan siang bersama. Sore harinya, digelar pertandingan volley putra dan tim campuran. Kemenangan permainan kali ini diraih oleh OMK Sekayam.
2 Jul 2015
PEMBEKALAN GURU BINA IMAN ANAK MENJADI GURU BIA YANG KREATIF DAN MENYENANGKAN
“Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah.” (Mrk 10:14). Ayat ini sering dijadikan alasan kuat bagi gereja untuk memperhatikan iman anak-anak. Tentu sangat berbeda konteksnya anak-anak pada zaman Yesus dengan anak-anak sekarang. Jika dahulu anak-anak antusias datang kepada Yesus, apakah sekarang anak-anak juga antusias datang pada Yesus melalui Sekolah Minggu? Tidak bisa dimungkiri, gereja zaman sekarang berada di antara dua ketegangan. Ketegangan pertama, sebuah kesadaran bahwa anak-anak merupakan anggota gereja yang teramat penting karena mereka adalah yang empunya kerajaan Allah dan sekaligus mereka merupakan penerus gereja ini. Ketegangan kedua, justru pelayanan kepada anak-anak dirasakan sangat kurang maksimal, dan juga kurang merata menyentuh semua anak di paroki dan stasi. Sekolah Minggu belum sungguh mampu menjawab kebutuhan akan pem-Bina-an Iman Anak (BIA). Selain belum menyentuh semua anak paroki/stasi karena terbatasnya pembina (katekis) BIA juga karena proses Sekolah Minggu sering kali kurang menarik bagi anak-anak. Keprihatinan inilah yang kemudian mendorong para pegiat katekese anak Paroki Singkawang menyelenggarakan pembekalan bagi para guru Sekolah Minggu.
Pelatihan ini diselenggarakan selama dua hari, 15-16 Mei 2015. Frater Ferdinand, OFM.Cap sebagai fasilitator mengemas seluruh rangkaian acara dalam dua topik utama, yakni spiritualitas sebagai guru Sekolah Minggu dan teknik implementatif mengemas Sekolah Minggu yang menarik dan menyenangkan. Topik pertama menjadi teramat penting karena setiap orang yang hendak menjadi pelayan haruslah memiliki spiritualitas (dorongan roh) yang benar. Para guru Sekolah Minggu (peserta pembekalan) pada kenyataanya lebih banyak bukan dari kelompok profesional pendidik dan pengajar tetapi dari para Orang Muda Katolik (OMK) yang didorong oleh keinginan besar untuk melayani anak-anak. Justru berawal dari hati seperti inilah, Tuhan akan membentuk mereka menjadi rasul-rasul tangguh di Sekolah Minggu, sebuah sekolah Bina Iman Anak. Frater Ferdinand, OFM,Cap sadar bahwa kerelaan dan ketulusan hati untuk melayani belumlah cukup sebagai modal menjadi guru Bina Iman Anak. Mereka harus dibekali dengan pengetahuan yang cukup dan keterampilan yang memadai supaya mampu mengemas proses Sekolah Minggu menjadi menarik dan menyenangkan. Dengan cara yang sangat menarik dan kreatif, Frater memberikan trik-trik bagaimana mengajar sekolah minggu yang menarik dan menyenangkan. Berbagai model dan metode ditampilkan, seperti mendongeng, mewarnai gambar, aktivitas “Hasta Karya”, pujian dan permainan dan sejenisnya mampu membuat proses Sekolah Minggu menjadi sangat menarik. Dengan proses yang menarik dan menyenangkan kita mampu membawa anak-anak lebih dekat pada Yesus, Sang Juru Selamat. Dengan cara seperti ini pula para guru Sekolah Minggu akan mengalami bahwa hidup mereka sungguh akan diubah oleh Tuhan karena mereka akan sangat kreatif dan inovatif yang tergerak oleh hati yang tulus dan cinta kepada anak-anak.
Sekolah Minggu bukan hanya sebagai sebuah komunitas anak yang diwarnai dengan bermain dan bernyanyi melainkan juga sebagai komunitas yang berorientasi pada pendidikan rohani dan iman kepada Yesus. Oleh karena ini, anak-anak sejak dini telah dikenalkan dengan liturgi peribadatan dan Ekaristi. Pada kesempatan ini, Frater Ferdinand, OFM.Cap memberikan pembekalan bagaimana mengemas peribadatan yang sesuai dengan tata cara peribadatan gereja tetapi sekaligus menarik dan sesuai dengan karakteristik dunia anak. Dengan ini dimaksudkan agar warta kitab suci dapat masuk dan diterima oleh anak-anak sesuai dengan usia mereka (kontekstual).
Kita menyadari betapa pentingnya pewartaan kabar gembira kepada anak-anak melalui Sekolah Minggu. Kita pun sadar bahwa para katekis Sekolah Minggu masih jauh dari cukup, baik itu jumlah maupun kemampuan dan ketrampilan. Akan tetapi, kesiapsediaan hati untuk melayani dan belajar kepada Bunda Maria yang berucap “Sungguh aku ini hamba Tuhan” (Luk 1:38a) kita berharap para guru Sekolah Minggu Paroki Singkawang menjadi rasul-rasul yang militan dan nabi-nabi cinta kasih di antara anak-anak. Tuhan Memberkati. (SHe)