Selamat Datang Di Website Resmi Paroki Singkawang - Terima Kasih Atas Kunjungan Anda

13 Mei 2017

PERAYAAN 100 TAHUN PENAMPAKAN BUNDA MARIA DI FATIMA PORTUGAL

PERAYAAN 100 TAHUN PENAMPAKAN BUNDA MARIA DI FATIMA PORTUGAL


Hari ini, 13 Mei 2017, Gereja Katolik memperingati 100 tahun penampakan Bunda Maria kepada 3 gembala cilik di Fatima, Portugal. Dalam penampakannya di tahun 1917, Bunda Maria menyampaikan banyak sekali pesan dari Tuhan sambil mengajak kita semua untuk bertobat dan berbuat silih bagi dunia.
"Setiap orang, mulai dari dirinya sendiri, harus berdoa rosario dengan lebih khidmat .....
dan benar-benar mempraktekkan yang kuanjurkan yaitu devosi Sabtu Pertama setiap bulan."
Pesan Bunda Maria kepada Lucia di Fatima 1 Mei 1917
Fatima adalah sebuah kota kecil sebelah utara kota Lisbon di Portugal. Pada tahun 1917 Bunda Maria menampakkan diri di Fatima kepada tiga orang anak gembala. Mereka adalah Lucia dos Santos berumur 10 tahun, sepupunya bernama Fransisco Marto berumur 9 tahun dan Jacinta Marto berumur 7 tahun.
Penampakan Maria didahului tiga penampakan Malaikat setahun sebelumnya yang mempersiapkan anak-anak ini untuk penampakan Bunda Maria. Malaikat mengajarkan kepada anak-anak, dua doa penyilihan yang harus didoakan dengan hormat yang besar. Pada penampakan terakhir di musim gugur 1916, Malaikat memegang sebuah piala. Ke dalam piala ini meneteslah darah dari sebuah Hosti yang tergantung di atasnya. Malaikat memberi ketiga anak itu Hosti sebagai Komuni Pertama mereka dari piala itu. Anak-anak tidak menceritakan penampakan ini kepada orang lain. Mereka melewatkan waktu yang lama dalam doa dan keheningan.
13 Mei 1917 Pesta Bunda Maria dari Sakramen Mahakudus. Ketiga anak itu sedang menggembalakan ternaknya di Cova da Iria, sebuah padang alam yang amat luas, kira-kira satu mil dari desa mereka. Tiba-tiba mereka melihat sebuah kilatan cahaya dan setelah kilatan yang kedua, muncul seorang perempuan yang amat cantik. Pakaiannya putih berkilauan. Perempuan yang bersinar bagaikan matahari itu berdiri di atas sebuah pohon oak kecil dan menyapa anak-anak:
"Janganlah takut, aku tidak akan menyusahkan kalian. Aku datang dari surga. Allah mengutus aku kepada kalian. Bersediakah kalian membawa setiap korban dan derita yang akan dikirim Allah kepada kalian sebagai silih atas banyak dosa -sebab besarlah penghinaan terhadap yang Mahakuasa- bagi pertobatan orang berdosa dan bagi pemulihan atas hujatan serta segala penghinaan lain yang dilontarkan kepada Hati Maria yang Tak Bernoda?"
"Ya, kami mau," jawab Lucia mewakili ketiganya. Dalam setiap penampakan, hanya Lucia saja yang berbicara kepada Bunda Maria. Jacinta dapat melihat dan mendengarnya, tetapi Fransisco hanya dapat melihatnya saja.
Perempuan itu juga meminta anak-anak untuk datang ke Cova setiap tanggal 13 selama 6 bulan berturut-turut dan berdoa rosario setiap hari.
13 Juni 1917 ketiga anak itu pergi ke Cova. Pada kesempatan itu Bunda Maria mengatakan bahwa ia akan segera membawa Jacinta dan Fransisco ke surga. Sedangkan Lucia diminta tetap tinggal untuk memulai devosi kepada Hati Maria Yang Tak Bernoda. Ketika mengucapkan kata-kata ini, muncullah dari kedua tangan Maria sebuah cahaya. Di telapak tangan kanannya nampak sebuah hati yang dilingkari duri, Hati Maria Yang Tak Bernoda yang terhina oleh dosa manusia.
"Yesus ingin agar dunia memberikan penghormatan kepada Hatiku yang Tak Bernoda. Siapa yang mempraktekkannya, kujanjikan keselamatan. Jiwa-jiwa ini lebih disukai Tuhan, dan sebagai bunga-bunga akan kubawa ke hadapan takhta-Nya."
"Janganlah padam keberanianmu. Aku tidak akan membiarkan kalian. Hatiku yang Tak Bernoda ini akan menjadi perlindungan dalam perjalananmu menuju Tuhan."
13 Juli 1917 "Berkurbanlah untuk orang berdosa. Tetapi teristimewa bila kalian membawa suatu persembahan, ucapkanlah seringkali doa ini: Ya Yesus, aku mempersembahkannya karena cintaku kepada-Mu dan bagi pertobatan orang-orang berdosa serta bagi pemulihan atas segala penghinaan yang diderita Hati Maria yang Tak Bernoda."
Kemudian Bunda Maria memperlihatkan neraka yang sangat mengerikan. Begitu ngeri sampai anak-anak itu gemetar ketakutan.
"Bila kelak, pada suatu malam kalian melihat suatu terang yang tak dikenal, ketahuilah bahwa itu adalah 'Tanda' dari Tuhan untuk menghukum dunia, karena banyaklah kejahatan yang telah kalian lakukan. Akan terjadi peperangan, kelaparan dan penganiayaan terhadap Gereja dan Bapa Suci."
"Untuk menghindari hal itu, aku mohon, persembahkanlah negara Rusia kepada Hatiku yang Tak Bernoda serta komuni pemulihan pada Sabtu pertama setiap bulan."
"Bila kalian berdoa Rosario, ucapkanlah pada akhir setiap peristiwa: Ya Yesus yang baik, ampunilah dosa-dosa kami. Selamatkanlah kami dari api neraka dan hantarlah jiwa-jiwa ke surga, teristimewa jiwa-jiwa yang sangat membutuhkan kerahiman-Mu. Amin."
13 Agustus 1917 anak-anak tidak bisa datang ke Cova karena mereka semua digiring ke pengadilan oleh penguasa daerah setempat. Mereka diancam akan dimasukkan ke dalam minyak panas. Anak-anak dijebloskan ke dalam penjara selama 2 hari. Pada tanggal 19 Agustus Bunda Maria menampakkan diri pada saat anak-anak sedang menggembalakan ternak mereka di Valinhos.
"Berdoalah, berdoalah dan bawalah banyak korban bagi orang berdosa. Sebab betapa banyak yang masuk api neraka karena tidak ada yang berdoa dan berkorban bagi mereka."
13 September 1917 Bunda Maria mendesak lagi tentang betapa pentingnya doa dan kurban. Ia juga berjanji akan datang bersama St. Yusuf dan Kanak-kanak Yesus pada bulan Oktober nanti.
"Dalam bulan Oktober aku akan membuat suatu tanda heran, agar semua orang percaya."
13 Oktober 1917 Bersama anak-anak, sekitar 70.000 orang datang ke Cova untuk menyaksikan mukjizat yang dijanjikan Bunda Maria. Pagi itu hujan deras turun seperti dicurahkan dari langit. Ladang-ladang tergenang air dan semua orang basah kuyub. Menjelang siang, Lucia berteriak agar orang banyak menutup payung-payung mereka karena Bunda Maria datang.
Lucia mengulangi pertanyaannya pada penampakan terakhir ini, "Siapakah engkau dan apakah yang kau kehendaki daripadaku?" Bunda Maria menjawab bahwa dialah Ratu Rosario dan ia ingin agar di tempat tersebut didirikan sebuah kapel untuk menghormatinya. Ia berpesan lagi untuk keenam kalinya bahwa orang harus mulai berdoa Rosario setiap hari.
"Manusia harus memperbaiki kelakuannya serta memohon ampun atas dosa-dosanya."
Kemudian dengan wajah yang amat sedih Bunda Maria berbicara dengan suara yang mengiba:
"MEREKA TIDAK BOLEH LAGI MENGHINA TUHAN YANG SUDAH BEGITU BANYAK KALI DIHINAKAN."
Bunda Maria kemudian pergi ke pohon oak sebagai tanda penampakan berakhir. Awan hitam yang tadinya bagaikan gorden hitam menyingkir ke samping memberi jalan matahari untuk bersinar. Kemudian matahari mulai berputar, gemerlapan berwarna-warni, berhenti sejenak dan mulai berputar-putar menuju bumi. Orang banyak jatuh berlutut dan memohon ampun. Sementara fenomena matahari terjadi, ketiga anak melihat suatu tablo Keluarga Kudus di langit. Di sebelah kanan tampak Ratu Rosario. Di sebelah kirinya St. Yosef menggandeng tangan Kanak-kanak Yesus dan membuat tanda salib tiga kali bagi umatnya. Menyusul visiun yang hanya tampak oleh Lucia seorang diri: Bunda Dukacita bersama Tuhan berdiri di sampingnya dan Bunda Maria dari Gunung Karmel dengan Kanak-kanak Yesus di pangkuannya. Matahari meluncur seolah-olah akan menimpa orang banyak, tiba-tiba ia berhenti dan naik kembali ke tempatnya semula di langit. 70,000 orang yang berkerumun di Cova itu menyadari bahwa pakaian mereka yang tadinya basah kuyub oleh hujan lebat, tiba-tiba menjadi kering. Demikian pula tanah yang tadinya becek dan berlumpur akibat hujan tiba-tiba menjadi kering. Mukjizat matahari selama 15 menit itu disaksikan bukan hanya oleh orang-orang di Cova da Iria saja, tetapi juga oleh banyak orang di sekitar wilayah itu sampai sejauh 30 mil.

TAHUKAH ANDA? INI DIA 5 DOA FATIMA YANG HARUS ANDA KETAHUI!
Salah satu warisan terbesarnya adalah 5 Doa Fatima yang diberikan selama penampakan berlangsung. Mau tahu apa saja? Yuk kita simak!
1. DOA FATIMA / YA YESUS
"Ya Yesus yang baik, ampunilah dosa-dosa kami. Selamatkanlah kami dari api neraka dan hantarkanlah jiwa-jiwa ke dalam surga, terutama mereka yang sangat membutuhkan kerahiman-Mu. Amin."
Doa ini diberikan Bunda Maria sendiri kepada para gembala cilik. Dalam pesannya, Bunda Maria meminta mereka mendoakan doa ini setiap selesai mendaraskan 10x doa Salam Maria dan Kemuliaan.
2. DOA MOHON PENGAMPUNAN
"Ya Allahku, aku percaya, aku menyembah, aku berharap, dan aku mengasihi-Mu! Aku mohonkan ampun bagi mereka yang tidak percaya, tidak menyembah, tidak menyerahkan diri, dan tidak mengasihi-Mu."
Doa ini diberikan Malaikat kepada para gembala cilik di tahun 1916, tepat setahun sebelum Bunda Maria menampakkan diri.
3. DOA MALAIKAT
"Oh Tritunggal Mahakudus, Bapa, Putra, Roh Kudus, aku menyembah-Mu dengan khusyuk dan mempersembahkan kepada-Mu Tubuh, Darah, Jiwa, dan Keilahian Yesus Kristus, yang sungguh hadir di semua tabernakel di muka bumi, demi penebusan atas semua kekejaman, pencemaran, dan sikap masa bodoh yang melukai Diri-Nya. Melalui jasa-jasa tak terhingga dari Hati-Nya Yang Maha Kudus dan Hati Ibu Maria Yang Tak Berdosa, aku memohonkan pertobatan bagi semua orang berdosa yang malang."
Doa ini juga diberikan malaikat kepada para gembala cilik. Pada penampakan terakhir di musim gugur 1916, Malaikat memegang sebuah piala. Ke dalam piala ini meneteslah Darah dari sebuah Hosti yang tergantung di atasnya. Malaikat memberi ketiga anak itu Hosti sebagai Komuni Pertama mereka dari piala itu.
4. DOA EKARISTI
"Tritunggal Maha Kudus, aku menyembah-Mu! Ya Tuhanku, ya Tuhanku, aku mengasihi-Mu dalam Sakramen Maha Kudus."
Ketika Bunda Maria menampakkan diri kepada mereka untuk pertama kalinya pada 13 Mei 1917, ia berkata, "Kalian akan mengalami banyak sekali penderitaan, tapi hanya dalam rahmat Tuhanlah kalian akan menemukan ketenangan". Berdasar kesaksian Lucia, salah seorang dari gembala cilik, sebuah cahaya yang amat terang datang dan menyinari mereka semua, dan tanpa berpikir panjang, mereka langsung mendaraskan doa ini.
5. DOA SILIH / PENGORBANAN DIRI
"Ya Yesus, aku mempersembahkan semua ini demi cintaku kepada-Mu dan bagi pertobatan orang-orang berdosa serta bagi pemulihan atas segala penghinaan yang diderita Hati Maria yang Tak Bernoda."
Bunda Maria memberikan doa ini kepada para gembala cilik pada tanggal 13 Juli 1917, bersamaan dengan Doa Fatima/Ya Yesus. Doa ini didaraskan ketika kita mau mempersembahkan seluruh penderitaan kita kepada Tuhan.
Mari kita semarakkan perayaan agung ini dengan berdoa bersama Bunda Maria demi perdamaian dunia dan pertobatan jiwa-jiwa malang!

Sumber:
http://www.catholicnewsagency.com
http://yesaya.indocell.net

15 Apr 2017

JADWAL PEKAN SUCI DAN HARI RAYA PASKAH 2017 DI PAROKI SINGKAWANG

JADWAL MISA PEKAN SUCI DAN HARI RAYA PASKAH 2017 DI PAROKI SINGKAWANG


1. Minggu Palma
a. Sabtu, 8 April 2017. Pukul: 18.00 WIB. Imam: Pastor Gathot, OFMCap (Bahasa Mandarin)
b. Minggu, 9 April 2017. Pukul: 06.00 WIB. Imam: Pastor Agus, OFMCap
c. Minggu, 9 April 2017. Pukul: 08.00 WIB. Imam: Pastor Agus, OFMCap

2. Kamis Putih
- Kamis, 13 April 2017. Pukul: 19.00 WIB. Imam: Pastor Yeri, OFMCap

3. Jum`at Agung
a. Jalan salib: jum`at, 14 April 2017. Pukul 07.00 WIB
b. Ibadah Jum`at Agung: jum`at, 14 April 2017. Pukul 15.00 WIB. Imam: Pastor Agus, OFMCap

4. Malam Paskah
a. Sabtu, 15 April 2017. Pukul: 18.00 WIB. Imam: Pastor Gathot, OFMCap (Bahasa Mandarin)
b. Sabtu, 15 April 2017. Pukul: 20.00 WIB. Imam: Pastor Gathot, OFMCap

5. Hari Raya Paskah
a. Minggu, 16 April 2017. Pukul 06.00 WIB. Imam: Pastor Gathot, OFMCap
b. Minggu, 16 April 2017. Pukul 08.00 WIB. Imam: Pastor Gathot, OFMCap

6. Paskah ke 2
- Senin, 17 April 2017. Pukul 08.00 WIB. Imam: Pastor Pasifikus, OFMCap


1 Apr 2017

LOMBA MENULIS SURAT UNTUK SAHABAT

Buat yg punya anak usia remaja sampai dewasa muda blm menikah (OMK)

*ROAD TO*
*ASIAN YOUTH DAY*

Buat Orang Muda Katolik OMK Indonesia dimanapun berada ..ikuti :

*LOMBA MENULIS SURAT UNTUK SAHABAT*

Tema : Multikultur Indonesia - Max. 1000 kata

Email ke :
suratuntuksahabatku@gmail.com

Atau melalui Pos ke :
Komisi Kepemudaan (KOMKEP) KWI
Gedung KWI
Jl. Cikini 2 No. 10
Jakarta Pusat

Keterangan Pos / Subject Email : Surat Untuk Sahabat

Dapatkan Hadiah Jutaan Rupiah & Merchandise

Terimakasih

Naskah diterima paling lambat 22 Mei 2017 cap pos
Pengumuman pemenang 5 Juni 2017

6 Mar 2017

Profil Pastor Jeneripitus, OFMCap.

Jeneripitus, OFMCap.

Motto tahbisan : ”Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal.” (Ayub 42:2).



Biodata 

Nama: Jeneripitus
Tempat dan tanggal lahir: Daok, 7 Agustus 1985
SDN 2 Milas, tamat 1998
SMP Negeri 1 Parindu, tamat 2001
SMKN 1 Sanggau, tamat 2004
Topang tahun 2006/2007
Postulan tahun 2007/2008
Novisiat Poteng 2008/2009
STFT Pematangsiantar 2009-2013
TOP di Paroki Pahauman 2013-2014
STT Pastor Bonus Pontianak 2014-2016

Riwayat Panggilan 

Sejak muda belia, di masa awal remaja, suara panggilan Tuhan saya rasakan mulai kuat menggema di jiwa. Jubah putih bersih membuat hati selalu ingin tahu tentang mereka secara lebih. Tak hanya sampai di situ, kenangan masa kecil tentang ‘Plater’ (sebutan orang-rang di kampung untuk frater) sungguh menawan ingatan saya. Ingatan seorang remaja yang begitu terpesona pada penampilan calon gembala, jubah coklat bertali ikat putih melilit, bersimpul tiga di pinggang. Kala itu usai sembahyang digelar, sosok berjubah coklat yang datang dengan sikap tenang yang sungguh memikat memperkenalkan diri sebagai Kapusin. Betapa jubah coklat nan sederhana itu mampu mencuri perhatian dan membuat penasaran, belum lagi disertai keterangan bahwa kesederhanaan yang diterapkan adalah sebuah ajaran dari sosok yang menjadi suri teladan. Santo Fransiskus Assisi, kesederhanaan namun sarat akan keteladanan dalam kehidupan sungguh mampu membuat saya kukuh bertahan menanggapi panggilan sebagai imam. 




Profil Pastor Yosua Boston Sitinjak, OFMCap.

Yosua Boston Sitinjak, OFMCap.


Motto
“Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu” 
(1 Petr: 5:7)

Biodata

Nama lahir : Boston Sitinjak
Nama Biara : Yosua Boston Sitinjak, OFMCap.
Tempat/tgl lahir : Pematang Kerasaan/16 Januari 1986
Putra : Pertama dari lima bersaudara
Nama Ayah : Pendi Sitinjak
Nama Ibu : Martauli br. Gultom
Paroki  Asal : Kristus Raja - Perdagangan Keuskupan Agung Medan
Kaul Perdana : Pontianak, 1 Agustus 2009
Kaul Kekal : Novisiat Padre Pio - Gunung Poteng, 30 Juli 2015
Tahbisan Diakon : Paroki Salib Suci Ngabang, 27 Agustus 2016
Riwayat Pendididikan
1991 - 1997 : SDN 901631 - Pematang Kerasaaan (Sumut)
1997 - 2000 : SLTP Katolik Abdi Sejati - Perdagangan
2000 - 2003 : SMK Katolik Abdi Sejati - Kerasaan I
2004 - 2007 : KJJ STP IPI Malang
2007 -2008 : Postulat St. Leopold Mandic - Bunut, Sanggau Kapuas
2008 - 2009 : Novisiat St. Padre Pio Gunung Poteng - Singkawang
2009 - 2013 : Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi (STFT) St Yohanes - Pematang Siantar
2013 - 2014 : Tahun Orientasi Pastoral (TOP) di Paroki St. Perawan Maria Tak Bernoda - Pusat Damai
2014 - 2016 : Sekolah Tinggi Teologi Pastor Bonus - Pontianak
2016 - 2017 : Diakonat di Paroki St. Parawan Maria Diangkat ke Surga Balai Sebut

Riwayat Panggilan

Nun di timur kota Singkawang, awal saya jatuh hati pada kehidupan gembala gerejawi. Pada sebuah rumah Novisiat yang mengenalkan arti sahabat, pada sebuah biara yang mengajarkan makna kehidupan bersaudara dalam hidup bersama. Kembali kekuatan tentang panggilan saya temukan ketika berhadapan dengan para suster (OSCCap) yang selalu menguatkan manakala saya ragu menanggapi panggilan.  

Tak berhenti sampai di situ, langkah menuju kehidupan imamat pun terganjal restu. Kedua orang tua tercinta tak serta merta memberikan izinnya mengingat dalam adat Batak Toba, saya adalah putra pertama yang diharapkan meneruskan nama marga dalam keluarga. 

Empat tahun menjalani pendidikan tanpa restu di tangan, di tahun kelima masa pendidikan segala kesungguhan akhirnya menuai buah kemenangan. Tekad kuat mengalahkan segala yang menghambat, restu orang tua lantas saya dapat. Satu pesan dari kedua orang tua yang berisi harapan juga restu, “Jangan buat kami malu.”

Setelah hampir sedasawarsa, melalui doa teladan Santo Fransiskus Assisi, Bunda Maria, dukungan orang tua, segenap keluarga, dan para Saudara Kapusin, kini saya melangkah pasti menuju kehidupan imamat gerejawi. 
  

Profil Pastor Aloysius Anong, OFMCap.


Aloysius Anong, OFMCap.



Motto Tahbisan Imam:
“Siapakah Aku ini Tuhan sehingga Engkau memilihku” bdk. (Luk. 1:43)

Biodata

Nama                         : Aloysius Anong
Tempat/tanggal Lahir : Jernang, 7 November 1982
Ayah                  : Naning
Ibu                         : Eva
Bersaudara         : Anak pertama dari tiga orang bersaudara
Paroki Asal         : St. Yoseph Samalantan, Keuskupan Agung Pontianak
Masuk Postulat : Leopold Mandic, Juli 2007
Masuk Biara/Novisiat : Gunung Poteng, 16 Juli 2008
Kaul Perdana         : Paroki St. Agustinus Sei. Raya, 1 Agustus 2009
Kaul Kekal         : Novisiat Gunung Poteng, 30 Juli 2015
Tahbisan Diakon : Paroki Salib Suci Ngabang, 27 Agustus 2016
Riwayat Pendidikan
1. SD         : SDN 22 Jernang, Desa Godang Damar, (1989-1996) 
2. SLTP : SLTPN 1 Samalantan, (1996- 1999)
3. SMU : SMUN 1 Singkawang, (1999- 2002)
4. Data Computer Informatika-Pontianak, (2002-2003)
5. TOPANG (Tahun Orientasi Panggilan) Nyarumkop, (2006-2007)
6. Postulat Kapusin St. Leopold, Bunut Sanggau Kapuas (2007-2008)
7. Novisiat Kapusin Gn. Poteng, Pajintan (2008-2009)
8. Seminari Tinggi (S1) Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi Pematangsiantar-Sumatera Utara,                 (2009-2013)
9. Tahun Orientasi Pastoral (TOP) Komunitas Provinsialat Kapusin dan Rumah Retret St                         Fransiskus Assisi Tirta Ria Pontianak (2013-2014)
10. Teologi (Post S1) Sekolah Tinggi Teologi Pastor Bonus, Siantan-Pontianak (2014-2016)
11. Masa Diakonat Komunitas Provinsialat Kapusin dan Rumah Retret St. Fransiskus Assisi Tirta             Ria Pontianak (2016-2017).

Riwayat Panggilan

Sungguh, tidak ada hal fantastik dan dramatis yang melatari alasan saya menjadi  bagian dari calon gembala. Kehidupan masa remaja saya seperti  remaja lain pada umumnya.  Namun harus saya akui, suara Tuhan adalah denyar paling halus namun berulang yang tidak dapat saya sangkal. Panggilan yang berawal dari kesan mendalam pada slide-slide bisu seabad karya misi Kapusin di Borneo, ditambah secarik kertas berisi tawaran bergabung dengan ordo berciri jubah coklat dengan cingulum putih melingkar di pinggang ini tak serta-merta menemukan kekuatannya. Hingga pada suatu masa, berawal dari celetukan bernada canda untuk menjadi gembala ditanggapi serius oleh pastor paroki di wilayah saya, sejak itu pula permenungan tentang ke mana arah iman lantas menggiring niat serius mengagapi seruan kehidupan menjadi imam. Kala itu ragu masih menjalari setiap sudut kalbu, namun dengan tekad kuat, saya lantas menjawab panggilan imamat. Jalan terjal dan beragam pergulatan harus saya tempuh untuk menjadi  ‘kuntum coklat muda’ yang siap mekar, merasul di tengah rimba raya kehidupan. Panggilan itu tumbuh perlahan namun pasti setelah berbagai proses menempanya. Bukan tanpa tantangan meninggalkan hedonisme kehidupan yang kerap berbenturan dengan rasa bosan. Namun dengan berbekal suara hati, pengalaman rohani, studi, juga penguatan dari rekan-rekan biarawan dan biarawati, hari ini saya dapat berdiri di sini untuk menjawab panggilan suci.  





















3 Mar 2017

AIR YANG SETIA DENGAN WADAHNYA

AIR YANG SETIA DENGAN WADAHNYA



Pada liburan yang lalu, saya bersama siswa kelas XII MIA 1 mengisinya dengan berwisata ke sebuah pegunungan,  di sana terbentang pemandangan yang indah,  telaga warna. Di daerah yang berhawa dingin tersebut banyak budidaya tanaman sayur mayur khas wilayah daerah pegunungan seperti kubis, wortel, tomat maupun jenis sayuran yang lain tumbuh subur,dan kami kami membuat perkemahan di dekat telaga tersebut.

Perkemahan berlangsung akrab dan sangat menyenangkan. 
Para siswa banyak belajar tentang kehidupan masyarakat petani sayur mayur di sana, kegotong-royongan, toleransi maupun cara budidaya sayur mayur maupun tata airnya. 

Setelah acara perkemahan selesai para siswa bersepakat pergi ke sungai bersama-sama untuk mencuci tenda di sungai yang mengalir tidak jauh dari wilayah telaga. Mereka sangat senang melihat kebersihan dan kejernihan air yang mengalir di sungai tersebut yang berasal dari telaga itu.
Si Wawan salah seorang siswa, kelihatan merenung dan memperhatikan aliran air sungai tersebut. Dia berpikir dan heran melihat sifat air.

Di sungai, air mengalir mengikuti bentuk lekukan sungai, lalu di telaga tadi air juga juga berbentuk mengikuti bentuk telaga. Kemudian dia mengambil botol minumannya yang telah kosong dan mengisinya dengan air dari sungai tersebut dan ternyata air pun berubah bentuknya mengikuti bentuk botol.

“Oh air, aku betul-betul sangat mengagumi keberadaanmu, segala makhluk mengakui akan perananmu dalam menopang kehidupan makhluk hidup di dunia ini. Namun di lain pihak, aku sangat  kecewa denganmu karena kau tidak memiliki jati diri yang teguh,” kata Wawan. Rupanya air di sungai tersebut mendengar ucapan Wawan. Lalu dia bertanya.

“Lalu di mana kelemahanku itu, wahai manusia. Oh ya, namamu siapa? Kita belum berkenalan,”  air dalam sungai tersebut bertanya.

Lalu Wawan menjawab, “Namaku Wawan, seorang murid SMA di kota ini. Jadi begini, di tempurung, bentukmu menyerupai tempurung. Di botol, bentukmu seperti botol lalu di telaga di atas sana bentukmu pun menyerupai telaga dan di sini, di sungai ini engkau mengalir seperti kelokan sungai. Apa ini bukan bukti yang nyata bahwa engkau plin-plan, tidak teguh dengan pendirian.

“Karena aku sering berubah bentuk dengan tempatku itu yang kau anggap aku lemah dan tidak mempunyai jati diri, maksudmu?” air bertanya minta penjelasan.

“Benar, itulah buktinya kamu lemah dan tidak mempunyai  pendirian,”  jawab Wawan.

“Wan, justru di situlah kelebihanku dibandingkan dengan kehidupanmu. Coba bayangkan, bagaimana jadinya kalau aku tetap ngotot bersiteguh dengan salah satu bentuk,  sungai ini misalnya, maka kamu dan manusia akan kesulitan membawaku. 

Aku berubah bentuk sesuai dengan wadahku bukan berarti aku tidak punya pendirian, tidak punya jati diri, tetapi sebaliknya, karena dengan bersifat seperti ini, aku mudah menyesuaikan diri dengan lingkunganku dan itulah kehebatanku.

Aku tidak pernah menuntut suatu di luar wadahku,” air melanjutkan bicaranya. 
“Sebab aku tahu mana hakku. Di antara kalian, seringkali timbul pertengkaran karena kalian sering menuntut hak yang bukan haknya. Bahkan kalian sering menuntut orang lain untuk bisa berubah sesuai dengan kemauanmu, sesuai dengan kehendakmu.”

“Jadi menurutmu, manusia itu akan bahagia kalau tidak merubah lingkungannya?” tanya Wawan.
“Tidak juga, sebab kalian itu makhluk yang selalu berkembang, sehingga tidak mungkin tidak berubah bentuknya, baik secara fisik maupun rohaninya. Kebijaksanaan manusia itu sesungguhnya terletak pada kepandaiannya dalam melihat sesuatu yaitu mana yang dapat diubah dan mana yang dapat berubah. Sebab dalam kehidupan sehari-hari, manusia sering berdiam diri tatkala ia dituntut untu membawa perubahan yang lebih baik bagi lingkungannya.

Bahkan manusia sering kecewa karena ingin selalu mengubah hal-hal yang tak mungkin diubah. Coba camkan itu,” air mengakhiri pelajarannya.

Wawan sangat memahami dan merasa puas dengan penjelasan air dan dia segera menyusul teman-teman yang lain untuk berkemas dan kembali ke kotanya dengan membawa sebuah tekad dan penyegaran yang menyenangkan untuk membuat lingkungannya menjadi lebih baik. Ada yang bisa diubah dan ada yang tidak perlu diubah.

Singkawang, awal Februari 2017.