Selamat Datang Di Website Resmi Paroki Singkawang - Terima Kasih Atas Kunjungan Anda

14 Apr 2020

KASIH-MU INDAH DAN NYATA ADANYA (Bagian II)


Kabar gembira tentang berhasilnya Paroki Singkawang menembus angka 1000 subscriber youtube menjadi perbincangan hangat di antara kami, tim komunikasi sosial Paroki Singkawang. Tak habis-habisnya aku dan temanku terus memantau perkembangan subscriber yang signifikan terus beranjak naik. Saat itu tercatat sudah lebih dari 1200 subscriber.

"Hebat, Bro. Paroki kita akan segera mengudara di youtube!" kata temanku yang biasa menyapaku dengan sebutan bro hingga terkesan tak ada jarak lagi di antara kami.

"Eitss, jangan gembira dulu. Masih harus dibuktikan. Apakah bisa live atau tidak!" ungkap romo parokiku dengan nada yang terdengar agak pesimis namun kurasa sekuat tenaga berusaha beliau tepis.

"Akan saya coba dulu, Mo. Saya sudah dapat aplikasi yang disarankan," ungkapku dengan penuh optimis.

"Kalau begitu saya pindahkan wiffi dulu bagaimana? Biar tidak repot ke sana-sini, jadi nanti kalau sudah beres tinggal jalankan?" tanya romo kepada kami.

"Baiklah, saya coba dulu ya, Mo." 

Beberapa menit pertama ketika aku mencoba untuk memulai mengotak-atik aplikasi live ini, memang awalnya terasa gampang-gampang susah, namun aku mencoba memulainya dengan perlahan-lahan seolah orang yang baru belajar bagaimana cara mengotak-atik ilmu teknologi melalui gawai yang tersedia. Orang IT atau orang yang bisa dikatakan profesional saja butuh berminggu atau bahkan berbulan-bulan untuk mengotak-atik ini, sedangkan aku harus berhadapan dengan H-1 menjelang misa hari Minggu esok, yang sudah harus live, karena kalau tidak maka umat yang ada di Paroki Singkawang pun kecewa. 

Dua puluh menit awal masih bisa kuikuti berbagai petunjuk aktivasi akun youtube dengan baik, sembari tak lepas dari pantauan romo yang juga tak putus mengajukan pertanyaan, "Apakah sudah bisa live?!" Pertanyaan yang terdengar sesederhana itu namun mampu membuatku menjadi gugup dan membuat tidak percaya diri akan kemampuan yang kami miliki. Memang, aku ini bukanlah orang yang ahli IT atau hal sejenis media sosial. Aku hanya bisa menulis!

Di menit menuju 40, aku sudah mulai kewalahan, karena tingkatan ataupun caranya semakin sulit untuk dimengerti, dan pada akhirnya ketika kamera sudah menunjukkan terkoneksi, seketika aku sempat merasa senang dan mencoba membuka youtube apakah berhasil atau tidak. Segera kuambil piranti komunikasi yang ada di dekatku, dan mencari laman youtube bernama Paroki Singkawang, aku sudah terkoneksi dan ternyata live streaming sudah aktif tetapi gambar tidak muncul di layar kamera alias gelap tanpa suara, sama seperti hatiku yang suram tanpa kata-kata ketika melihat hal itu. 

Seketika, romo kembali menanyakan kepada saya, "Bagaimana, Bro? Sudah berhasil?"

Jawabku kepada beliau, "Belum, Mo, masih belum ter-connect"

"Atau kita tetap pakai Instagram saja, ya?" ujar romo dengan nada cemas.

"Jangan, Mo, tunggu dulu, saya coba lagi."

"Baiklah, coba sampai bisa ya, pasti bisa kok!" sambung romo memberikan semangat kepadaku.

Aku terus mengikuti tutorial dari awal hingga 6 kali dan kenyataanya permasalahan masih saja sampai di gagalnya terkoneksi antara gambar dan suara. Aku sempat memegang kepala yang sudah mulai pusing dan berat, sembari meminum secangkir teh yang ada di hadapanku. 
Romo kemudian datang lagi, untuk yang ketiga kalinya memastikan apakah kali ini benar-benar bisa dan berhasil, 

"Bagaimana? Sudah bisa?"

Kendalanya tidak ter-connect ke kamera, Mo. Haduh bagaimana ya?" jawabku dengan nada mulai pesimis seakan tak mempunyai harapan lagi untuk live.

Pada saat yang sama teman-temanku yang ada di pastoran datang, mereka kembali setelah memasang jaringan internet nirkabel di dalam gereja. Mereka sudah menyelesaikan tugasnya, sedangkan aku yang masih diliputi kegalauan. 

Saya memberitahu kepada mereka, bahwa kendalanya ada di bagian koneksi kamera ke laptop yang masih belum berhasil. Akhirnya teman-temanku juga berjuang dan berusaha bagaimana caranya dengan menanyakan kepada teman-teman mereka, bahkan ke frater novis yang ahli IT sekalipun tidak sanggup menanganinya. 

Sejurus kemudian aku mengambil hp, mencari secercah harapan sambil memantau akun Youtube Paroki Singkawang yang sudah mencapai 2000 subscriber kala itu. Tak lama berselang aku  mendapat pesan dari seorang teman bahwa bisa menggunakan aplikasi lain untuk live streaming. Aku langsung mencoba mencari dan mengunduhnya. Dua puluh menit awal aku mempelajari aplikasinya, dan ketika sudah sampai ke bagian koneksi antar hp dengan wifi, hatiku mulai dag dig dug tak karuan. 

'Ready' muncul tulisan Ready untuk live. Terasa ada yang meledak Bahagia dalam hati ketika membaca tulisan itu. Seketika aku membuka youtube paroki, dan ternyata bisa! 

"Horeeeeee…" teriakku penuh kegirangan. Aku segera menghambur ke pastoran menemui romo untuk memberitahu romo terkait hal itu dan mengajak romo untuk membuktikannya. Romo juga tak kalah gembira sambil melihat, 

"Loh kok ada muka saya di situ?" ujar romo. 

"Iya, Mo, kita kan sedang live!" ujarku bersemangat. 

Seketika, perasaan dan situasi yang suram tanpa harapan itu membuat kami semuanya bersorak, terlebih lagi ada salah satu umat yang menyatakan kegirangannya lewat live chat kami. 

"Hore! Mantap Paroki Singkawang!" kalimat sederhana itu seketika membuat kami kembali bersemangat untuk kembali melayani serta berperan aktif. Bagaimana mungkin? Hal yang hampir membuat kami putus asa pada akhirnya bisa membuahkan hasil untuk kami. 

Hal yang bisa kita pelajari adalah, bahwa dalam keadaan apapun percayalah pada usaha kita, jangan pernah mengeluh dan berputus asa, walau harapan itu hanya sedikit tetapi, kita bisa mengubah yang sedikit itu menjadi sebuah momentum bagi kita untuk memecahkan kebuntuan yang kita alami. 

Mari, jangan takut untuk mencoba sesuatu yang baru, karena dengan mencoba kita mengetahui. Dengan kita mengetahui kita mempelajari. Dengan mempelajari kita membuahkan hasil. Dengan adanya hasil kita memberikan buah kepada orang-orang yang membutuhkan. Izinkan aku sedikit mengambil kutipan motto salah seorang kebangganku yang kujadikan pedoman hidup. Begini kalimatnya, "Ubi ego sum ibi Deo Servio" yang artinya "Di manapun aku berada, aku akan mengabdi kepada-Mu ya Tuhan." 

Akhir kata kuucapkan terima kasih dan mari bersama kita tak putus asa mempelajari hal-hal dan menjalani pengalaman baru. Selamat Paskah, Tuhan memberkati! (Leo)




1 komentar:

Unknown mengatakan...

Mantap bila ada niat baik pasti dibukakan jalan